#LifeFootPrints Part17 Tutup mulutmulah!

13 1 0
                                    


  Masalahnya bukan orang lain kan?
Tapi kamu sendiri. Kalo gaji kamu naik. Bisa cukup bahkan untuk bermewah mewah. Maka tak mengapa kan bbm naik?
Tak mengapa kalo supir angkot kelimpungan?
Tak masalah kalau nelayan ga bisa melaut kan?
Sama aja kaya kalian ga peduli berapa banyak yg sudah diseludupkan ke luar Indonesia?
Berapa banyak yg sudah jadi korban 'human trafficking'?
Berapa banyak kaum papa yg kehilangan haknya untuk mendapatkan jaminan kesehatan?
Berapa banyak anak sekolah yg harus kehilangan haknya untuk pendidikan?
Nah benar kan asumsiku ini?
Jangan konyol membantahnya. Aku mendengar jelas keegoisan pikiranmu.
Dan kalau begitu maka hanya kepentingan pribadi yg kalian mau. Hanya pribadi2 egois yg terkumpulkan dlm sebuah organisasi. Seakan berjuang untuk semua, tapi hanya kepentingan pribadilah yg penting. Hai hai hai kemunafikan itu yg harusnya dihilangkan.
Tak peduli sebetulnya atas kepentingan pribadimu. Tapi gayamu sok berjuang demi kelompoklah yg menjijikan.
Menyedihkan memandang pemikiran kalian itu. Membayangkannya dari pendengaran langsung ke dalam kepala kalian aja memualkan.
Apalagi membayanggkannya langsung dlm kepalaku. Memuakkan.

Jadi permasalahnnya bukan keputusan pemimpin negri ini. Apakah untuk kebaikan negri atau memperburuk negara ini. Tapi semua tentang apakah keputusan ini menguntungkan padamu.

Jadi tak masalah kan walaupun harga2 jadi sangat mahal. Yang pentingkan gajimu juga besar.

Ah udik. Ini yg benar2 udik. Manusia2 yg terlalu terlena dalam kekotaan metropolis yg matrealistis. Yg kampungan itu kamu, yg sok kota, yg sok ikut trend tapi tak mampu, yg sok kaya dengan barang2 branded tapi dibeli dengan kredit bahkan hasil korupsi, yg sok suci bilang haram pada banyak hal tapi menghalalkan hasil korupsi, yg puas dengan hasil penipuan dengan alibi 'nafkah suami', yg sok terkenal dengan one-hit-single-wonder lalu menuntut popularitas lebih, yg bertopeng dan pencitraan padahal segala keburukan jelas.

Haram itu bukan soal makanan saja, bukan hanya kata yg menjudge dengan kejam tapi kata haram adalah pengendalian diri supaya tidak keluar dari jalur Tuhan.

Maknailah hidup jauh lebih berarti.
Ini bukan soal mendukung presiden yg kupilih. Tapi ini soal membuka pemikiran logis, yg jauh lebih manusiawi daripada keegoisan pribadi,. Siapa bilang aku kecewa? Justru sangat suka dengan kejujuran dan keberanian presiden, membuat keputusan yg baik untk masa depan walau penuh cacian.

Kalian sebut itu komunis? Hm. Kalianlah komunis itu. Kalianlah diktaktor itu. Kalian yg mementingkan diri apa lebih baik dari seorang dg pemikiran ke depan?
Apa kalian mampu bekerja lebih baik daripada pak JokoWi? Apa bisa kalian mengurangi kerugian tanpa kenaikan harga bbm? Mampukah kalian? Kalau tidak, tutup mulut sajalah jangan sok komentar padahal kalian bodoh.
Tutup mulutlah kalau yg kalian keluarkan hanya hujatan belaka.  

Notice to my selfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang