#LifeFootPrints Part12 12May2015

21 1 0
                                    


  "Pernah merasa kalau ga semua artist senang dengan perannya di film?" pertanyaan ini menggugah alam pikirku (yang agak kepo, pemikir, dan ga bisa berhenti sebelum mengetahui jawaban dari sebuah teka-teki / masalah)

Seorang sahabat sekaligus sutradara film indie, Mr.Arie mbeek (a.k.a kambing congek, nama lengkap disamarkan, sudah bosan saya menerima pesan minta diperkenalkan dengan pake sutradara dari banyak followers/ friends), menyadarkanku di sela perdebatan sengit (berdarah-darah, akibat lengah saat memotong sayuran makan malam kita) tentang film horor Indonesia. Menjawab pertanyaanku, so thanks to you kambing. 

Ada kalanya cuma kamu yang mampu membantu melegakan pemikiranku (alay). Apa hubungannya sama film horor? Ntar saya jawab, tapi sedikit prelude dulu ya. Ini cuma dikit kok unek-unek dan kesepakatan saya dan Mr.Arie mbeek capai. 

Hanya sebagai catatan tertulis, biar kelak kami tidak berdebat untuk hal yang sama (kalian saksinya, awas ya mbeek kalo ngajak debat ginian lagi, bete deh kalo ujung-ujungnya jadi mesti nonton film horor GJ kualitas kw minus! demi mendapatkan pandangan objektif dan fair perbandingannya).


Tak terbantahkan, cuma sedikit film (layar lebar) Indonesia yang saya tonton, dan dari sedikit itu lebih sedikit lagi jenis film horor yang saya tonton. Jelangkung, Mirror, Rumah Dara, Bangsal 13, Danau Hitam (atau apa ya judulnya film horor lumayan baru) Hanya itu yang saya ingat pernah saya tonton.
Film horor Indonesia kualitas horornya lumayan (untuk film yang saya sebutkan di atas), dan lebih horor lagi untuk film horor esek-esek gajebo (horor banget kalo sampe beneran ada hantu suster keramas -bayanginnya dia bunuh manusia pake shampo, iklan shampo laris nich- , hantu lama lama makin gaul lebih mirip sama penghuni taman lawang yang ngondek, ga serem lagi jijik adanya)

Baik ke pertanyaan yang bikin ku ga tidur 3 hari 3 malam (lebay, ga kaya gitu juga,sebetulnya bukan karena pertanyaan ini, tapi karena pemakaman papaku)
Apa semua artis senang sama perannya di film? Jawabannya ga semuanya. Film horor menawarkan setting lokasi yang menyeramkan, suasana yang mendukung (mencekam), dan tentunya kehadiran setan yang pas timingnya. Nah peran setan alias hantu ini penting bukan cuma membangun alur film (bukan membangun yang lain yah. 

Bete saya pas nonton sama mbeek, di sebelah ada pasangan mesum dan si cowok dengan enaknya bilang sama ceweknya 'sayang ni film bikin horny aja. Ada yang bangun nich' , kampret banget deh film horor malah jadi film mesum buat pasangan itu. 

Dan menyadarkan saya, cuma kami yang bukan pasangan yang nonton, (saya terpaksa dan dipaksa nonton). Karena hantu itu penting maka make up dan wardobe itu juga penting. 

Oh hello ga ada orang/ artis yang tampangnya kaya hantu jadi dia perlu dandanin semeyakinkan mungkin. Nah dandan itu memakan waktu yang cukup lama.

Pernah ga ketika hantu muncul lalu anda-anda penonton langsung menutup mata atau muka? 90% adalah pernah. (saya bagian 10% sisanya yang antusias menunggu hantu)
Kepikiran ga, kasian kalo si artis yang berperan sebagai hantu itu sedih karena usaha dia untuk capek capek dandan dan kemunculannya tidak dihargai begitu? Dilihat saja jarang.
Maka inilah jawaban tidak semua artis senang dengan peran filmnya.

Sekali lagi ini semata hanya pandangan, pemikiran, dan pendant subjektif ala saya menerima (selaku penonton yang pilih-pilih tontonan) dan Mr.Arie mbeek (selaku sutradara yang paling nyenengin karena terima kritikan dengan senyuman dan semburan asap rokok! -belakang itu kampret banget-).

Salam damai bagi seluruh penonton film (Termasuk penyuka film horor GJ) ga bermaksud mengubah pandangan dan pola pikir anda. Hanya sebagai masukkan saja. Untuk lebih menghargai hantu di film.

Semoga mau perfilman Indonesia. Terutama horor berkualitasnya.


NB untuk mbeek tolong baca ne! *kangen ngobrol ngolor ngidul di pagi buta sama Mr.Arie mbeek lagi. Huah kita dah jarang nonbar dan nyubuh bareng lagi. Kita dan kesibukan dan pasangan kita kadang menjadi jurang menjauhkan kita (jangan pasang muka jijik mbeek, sebagaimanapun kita tak akan pernah berubah status. Standar kita beda. Ga ngatain kamu jelek tapi gitu deh. Hahaha. PM pin bb kamu mbeek setelah baca ni. Capek nyari nama fb alay kaya gt. Ganti tiap hari? Sok artis banget deh lu. Ckckck)*


15092018..Ketika merefleksikan ulang hubungan kita, selama ini kita bergerak dlm area yang selalu sama, berlindung pada kata persahabatan. tapi hasil dari pola kita justru menyakitkan orang disekitar kita. "Tuh berdua kenapa ga jadian aja sich? dari pada hari2 bersama, selalu aja kalau diajak ngobrol ujung2ya ngomongin mereka berdua lagi, dan lebih akrab berdua daripada ma pasangannya, atau keseringan mereka gonta ganti pasangan, apa ga ad yang cocok ya? kan dah dibilang mereka ditakdirkan bersama"
Mbeek, sering ga dengar kalimat kalimat seperti itu? aku sering lho mbeek.. entah karena mereka lebih gampang ngejudge ku yang adalah cewek, daripada ngejudge lu? atau karena aku di Indonesia, sementara lu asyik di aussie?

Mari kita buktikan mbeek, kalau persahabatan antara perempuan dan laki laki, itu adalah abadi, bisa kok tanpa dibumbui dengan kisah2 romantis. 

Happy friendship day my bestie.. we celebrate that everyday.. will all my wish for your successful works..

Friendship till the end..

Notice to my selfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang