#LifeFootPrints parts85 Tolong dibaca

3 1 0
                                    

Untuk kalian Yang benar-benar membutuhkan bantuan atau sekadar teman untuk sharing, silakan saja tinggalkan komentar, atau DM kalau malu..saya akan reply secepatnya..kalau urgent silakan wa,line,Kakao talk, DM FB, pm IG saya..akun saya dengan Nama yg Sama saja kok..untuk semua..

Just share about this sad story :

Mahasiswi program pascasarjana mahasiswi Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Desti Nurfaliqoh, 25, ditemukan tewas tergantung di kamar kosnya, Senin (17/6), siang. Di media sosial, Desti dikenal aktif dalam gerakan kampanye #preventsuicide atau pencegahan bunuh diri.

Jenazah Desti ditemukan oleh teman kuliahnya, Sri Rahayu, yang mengunjungi kamar kosnya di Kampung Gendingan, Kelurahan Jebres, Solo. Malam sebelumnya, Sri dan Desti sempat ngobrol di kamar kos Desti hingga larut malam. Sekitar pukul 23.00 Sri pulang ke kosnya yang tak jauh dari kos Desti.

Paginya, Sri menerima pesan Whatsapp dari Desti yang memintanya datang ke kos. Sri tidak sempat membalas karena harus kuliah. Usai kuliah, Sri datang ke tempat Desti dan menemukan kamar kosnya tidak terkunci. Begitu membuka pintu kamar, Sri kaget karena menemukan teman kuliahnya itu tergantung di plafon kamar.

"Saya berteriak minta tolong lalu orang-orang berdatangan. Saya benar-benar syok," ujar Sri.

Jenazah Desti kemudian dievakuasi polisi dan petugas Medical Center UNS dan PMI. Dari hasil pemeriksaan, polisi menyampaikan dalam setahun terakhir ini Desti merupakan pasien psikiatri di Rumah Sakit Hermina Solo. Diduga Desti mengalami depresi sehingga harus rutin memeriksakan diri ke pskiater.

"Kami sudah memeriksa beberapa saksi, ini murni bunuh diri. Ada catatan korban kerap depresi dan menjadi pasien tetap di RS Hermina," kata Kapolsek Jebres, Kompol Juliana Bangun.

Juliana menambahkan dari pemeriksaan beberapa saksi, Warga Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, itu diduga nekat mengakhiri hidup karena terbelit masalah keluarga. Namun, Juliana tidak mengungkapkan secara detail masalah yang dihadapi korban.

Hal serupa juga disampaikan oleh Sri, orang yang terakhir bersama Desti sebelum mengakhiri hidupnya. Menurut Sri, Desti berada dalam situasi yang menyebabkan dirinya merasa bodoh karena sering dibandingkan dengan adiknya yang dianggap lebih pintar oleh keluarganya.

Tragisnya, selama ini Desti dikenal sebagai pribadi yang sangat positif di media sosial. Dia sering memberikan kata-kata motivasi dan aktif dalam gerakan kampanye #preventsuicide atau kampanye pencegahan bunuh diri.

Desti juga kerap mengunggah kata-kata motivasi untuk warganet di akun facebooknya. Pada 16 Maret 2019, Desti menulis kata-kata motivasi yang pernah ditulisnya pada tanggal yang sama pada 2013 di Facebook.

"Apapun yang terjadi pada dirimu, tetaplah positif dan selalu semangat!" tulisnya.

Di kalangan teman-teman kuliahnya, Desti dikenal mudah bergaul dan selalu terlihat riang. Mereka kaget mendengar kabar Desti nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Sumber: idntimes.com

Saya GA berharap Ada terjadi kasus seperti ini lagi..jadi tolonglah, tolong beritahukan saya apapun Yang anda rasakan...tertekan, sedih, marah...saya pastikan, saya bisa berikan waktu saya untuk anda..sesibuk apapun itu...nyawa anda lebih berharga, daripada satu kesibukan saya itu...trims . Love you..and please love yourself first...


Just left PM or comments if you need me..anytime..

Notice to my selfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang