#LifeFootPrints Part61 Mix feeling part2

8 1 0
                                    


Pada akhirnya karena kesumbangan dan keinginan dan keegoan saya, saya memutuskan untuk mengambil S2 di bidang psikologi. menerima kembali sebuah tawaran yang sudah saya diamkan selama 12 tahun. ya, tawaran untuk ambil S1 dari universitas Luton (luton university, yg kini berganti nama menjadi bedfordshire university). tawaran yg dimulai dari saya masih SMA dan mengajukan proposal untuk beasiswa dan penelitian di berbagai universitas di Indonesia maupun di luar negeri. Judul yang sama, kutawarkan pada 3 universitas yg berbeda, 2 diantarnya di dalam negeri, yang langsung ditolak mentah mentah oleh dekan rektor nya. mereka bilang, pemikiran konyol dari seorang anak yg sudah SMA, dan mau lulus lagi. 

Hanya di luton university saya merasakan kehangatan dan bantuan untuk mencari ilmu. tetapi waktu itu kembali lagi karena masih sangat kekanakan, takut harus lagi beradaptasi (saya baru kembali dari rutinitas berpindah sekolah, baru kembali dari pertukaran pelajar, baru kembali dari pelatihan olimpiade sains yang melelahkan), saya memutuskan untuk menangguhkan tawaran dari sana. Tetapi universitas ini, rektor nya adalah kenalan dari bibi (tante) saya yang paling besar (Da ie), dan semua sepupu saya di Canada (sekarang ini kebanyakan masih tinggal di kanada seharusnya, karena tiap bertanya kabar, saya ga pernah bertanya di mana dia tinggal kini, entahlah hal itu bukan keharusan saya untuk ketahui kan?) adalah lulusan universitas di inggris ini, bibi saya pun masih aktif menjadi pengajar dan juga student counselor di sana. mereka tidak berhenti berharap ku selesaikan proposalku untuk jadi sebuah penelitian yg baik. well ini berhubungan dengan pola mata, pupil, dan juga tingkat gangguan jiwa nya. mereka percaya proposal saya bisa menolong agar tidak lagi terjadi kekerasan karena gangguan jiwa, ataupun mencegah trauma. saya terharu, dan terbujuk. ah kalian pancing saya dengan keegoan terburuk saya.

pada saat itu, terlalu banyak pilihan, dari tawaran beasiswa ITB, lolos UMPTN UI, lolos ujian saringan masuk UPI, lolos saringan masuk BINUS, dan semua itu saya abaikan, karena masih meragukan segala jurusan yang kupilih itu. mulai dari Geofisika, Teknik sipil, Kedokteran hewan -yg ditentang langsung oleh mama-, sampai IT -sumpah ini karena kakak saya yg paksa untk ikut ujian masuk di binus, dia yg selesaikan form, saya cuma hadir pas test saja-, 

akhirnya untuk S1 yang terbengkalai karena terlalu bimbang memilih, menolak semua tawaran yg ada adalah satu jalanku untuk tidak terlalu terbebani. saat itu selalu bilang "Let It Be".. so menikmati waktu liburan dengan berbagai aktivitas yg nyeleneh kalau kata mama saya, seperti pergi surfing, pergi belajar diving, pergi belajar memanah (well ini sampai skrg masih ga bisa2), pergi ke tempat konservatorium kura2..

dan menyisakan penderitaan pada akhirnya, ketika waktu kuliah sudah dekat, kata mama, kalau ga mau kuliah, pergi kerja aja sama papa. well ku benci kalau harus kerja di kantor papa, ku benci berurusan dengan orang pemerintahan (bea cukai; papaku punya perusahaan pelayaran jadi kami pasti akan selalu berhubungan dengan orang cukai ini).

So ku pergi melang lang buana di Bandung.. mengelilingi kota bandung dengan penuh harapan, mencari kampus yang masih buka pendaftaran. (kenapa bandung? karena ku mau lari dari kota jakarta, ku ga mau tinggal di tengah kemacetan di dunia beton dan ego). 

dan akhirnya menemukan satu universitas bahasa asing yang masih buka pendaftaran untuk jurusan bahasa jepang. Tanpa pikir panjang, saya mendaftarkan diri, dan yang membuat saya terkejut adalah saya lolos tanpa kualifikasi dan latar belakang mengerti bahasa jepang sama sekali (kecuali tentang huruf kanji yg saya pelajari dari traditional mandarin), dan anehnya lagi universitas ini menawarkan saya beasiswa, alasannya karena saya terlalu berani mengambil risiko, meneruskan kuliah tanpa punya minta dan latar belakang pada jurusan ini, bahkan mereka menantang saya untuk mendapatkan nilai ipk minimal 3.75 untuk semester pertama dan kedua, agar dapat mendapatkan beasiswa selanjutnya. dan saya selesaikan tantangan itu, dengan hasil yang sangat saya sukai ipk 3.87 adalah nilai terakhir saya, lulus dalam kurun waktu 3.5 tahun saja (menunggu hampir 6 bulan agar bisa wisuda bersamaan dengan teman teman sebaya seangkatan saya).


Ini bukanlah sesuatu untuk membanggakan diri, menyombongkan diri. tapi jujur saja saya lelah karena orang selalu pandang remeh sikap kekanakan saya, karena saya lebih suka dengan binatang, dan karena saya lebih mampu untuk bicara dengan anak anak. orang lain cenderung menganggap saya ini bodoh, kelainan mental, dan tidak akan pernah dewasa, selalu dianggap sebagai anak anak.

Saya cuma mau bilang, usia saya sekarang sudah 30 tahun, bukan lagi anak kecil yang kalian perlu pertanyakan kematangannya. 

Saya sekarang mengambil jurusan psikologi, well awalnya cuma psikologi, entah kenapa tahun ini mereka menggabungkan jurusan menjadi psikologi dan criminologi.. ah saya sudah berhenti berharap dan berhenti bermimpi untuk menjadi detektif swasta di Indonesia.. 

Saya belajar untuk jadi lebih baik, menjadi lebih sabar, menjadi lebih ramah, tapi saya tidak akan pernah meninggalkan dunia street feeding, jadi animal guard, jadi counselor untuk semua victim pelecehan seksual, saya akan tetap berjuang di bidang itu. Tolonglah jangan mencoba untuk ubah saya jadi yang seperti kalian inginkan.


Bahkan kegilaan saya untuk memulai lagi belajar, saya rahasiakan dari kalian, setelah berjalan lama, saya baru bicarakan pada kalian. saya takut kalian terlalu mencampuri kehidupan saya. 

Sadarlah kenapa saya melarikan diri dari setiap orang yang saya kenal, dan mengenal saya, kenapa saya enggan sekali menunjukkan keramahan, enggan sekali memulai persahabatan. karena mungkin saya memang not belong on human world. should living in jungle. itu kalimat yg sesuai.

Anggap sajalah saya ini punya penyakit jiwa, antisosial, dan juga mood swing. jadi jauh jauh lah dari saya, jangan dekat, jangan coba untk berteman dg saya. biarkan saja saya dengan dunia saya saja.

Menunggu hingga akhirnya saya harus pergi lagi untuk beradaptasi di tempat lain. dan meneruskan apa yang sudah dimulai.

Ah ternyata saya sangat lemah dengan tantangan orang. tolonglah saya ingin sekali saja, hidup dengan keinginan saya. sekali saja menjalani yang saya ingginkan.


Li

03102018

Yeah saya punya libur 2 minggu setelah mid-test smester pertama

jadi selama minggu ini saya bisa dengan bebas baca buku, komik, edit video, lanjutkan tulisan, bermain dengan binatang, mendengarkan curhat anda, dan gym lari jalan kumpulkan langkah.




Notice to my selfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang