"we are angel with only single wing. if want fly-go-home to heaven, we need embracing each other."
Kita adl malaikat dengan masing2 hanya sebelah sayap. Kalau ingin pulang ke surga maka kita harusnya saling berbagi untuk bisa terbang.
Sayap adl sepasang, seperti manusia yg pada hakekatny diciptakan berpasangan.
Hawa diciptakan dari sebuah tulang rusuk adam.
Maka dari itu muncullah istilah mencari 'pemilik tulang rusuk' yg menunjuk pada pasangan dari wanita.
Dan menemukan 'tulang rusuk yg hilang' menunjuk pada pasangan pria.
Pria dan wanita. Tanpa mengurangi hormat pada keberadaan Hak Asasi Manusia bagi para 'HomoLover', bertanyalah pada diri kalian, apa benar itu cinta? Atau hanya sekedar rasa 'Dialah satu satunya yg mengerti aku' mengingat kalian sejenis, setipe, yg punya pola pikir yg sama. Mungkin pergaulan kalian kurang luas atau terlampau luas?
Pernah baca novel 'HomoLover' mereka dengan sadar bersama, tapi mereka malu mengakui keberadaan masing2 pasangan. Lihatlah hei kalian 'HomoLover', cinta itu tidak membuat kita malu, kalau kamu malu mengakui pasanganmu maka perlu kamu analisis kembali. Itu bukan cinta, tapi nafsu (Hanya nafsu yg menghasilkan malu pada akhirnya).
-untuk yg 'HeteroLover' juga kalau kalian malu mengakui pasangan, maka analisis ulang hubungan kalian. Pastu kalian punya suatu ekspektasi/standar yg terlampau tinggi yg tak didapatkan dari pasangan kalian. Bisa cari lagi yg lain, atau turunkanlah gengsi kalian-
Cinta dan pacaran yg sehat adl proses pengenalan masing2 karakter. Tak bisa mmenghitung mana yg pas jangka waktunya. Tergantung pada tiap pribadi. Kalau orgnya 'Ekstrovert' tak butuh lama untuk mengenalnya, tapi butuh waktu lebih untuk menggali 'alam bawah sadarnya'. Orang ekstrovert lebih jago mengubur alam bawah sadarnya.
Kalau 'Introvert' alias si pemalu memang butuh waktu yg lumayan lama untuk mendapatkan kepercayaannya. Tapi kalau sudah ia percayai, jangan khianati ia. Dan biasanya kalau sudah percaya, maka lebih mudah menggali alam bawah sadarnya.
Pacaran penting kok. Kalau pacaran yg dimaksud adl proses pengenalan karakter masing2. Bukan saling berbagi ilmu anatomi tubuh. -oh hellou kalian kan bukan anak kedokteran yg lagi praktek pake manekin hidup!-
Ujung segalanya bermuara pada pernikahan, tapi itu hanya permulaan dari suatu perjalanan panjang ke samudra yg lebih luas.
Pernikahan seharusnya sekali seumur hidup. Diikat secara sakral. Tak terpisahkan oleh ketok palu hakim sekalipun.
Bukankah kita yg memilih sendiri untk menikah? Sebagaimanapun dipaksa dlm menikah, selalu ada kerelaan untuk menikah. Setiap oramg berhak bersuara, menentang pernikahan. Menolak menjalani hidup yg tidak diinginkannya. Sekalipun ia wanita yg besar dalam adat kuno yg menggariskan tidak boleh menentang pria.
Pernikahan adl pintu masuk dlm kehidupan yg berbeda, jauh lebih dewasa, bertanggung jawab dlm lebih banyak aspek. Dan bersiap menjadi panutan dan guru yg baik bagi anak.
Menikah bukan perkara di mana akan dilaksanakan akad nya, pesta mewah, gaun sepanjang tembok cina, ataupun ketering makanan yg enak. Bukan itu. Itu hanyalah 'komersil pernikahan' pergeseran peradaban manusia. Ketika makna suci pernikahan diperdagangkan.
Menikah seharusnya berfikir akan bagaimana kelak, pembicaraan soal kesetaraan hak, penyelesaian dari tiap masalah, meniadakan orang ketiga 'PHO -Pengganggu hubungan orang', mengeola kecemburuan, mengeola keuangan&aset, menyadari kewajiban masing masing, dan penghormatan atas HAM pasangannya. Selain itu juga menjadikan Tuhan sebagai pondasi dasar pernikahan itu. Didasari iman dan cinta. Menyelaraskan dalam kasih.
Ketika menyadari bahwa pernikahan sekali seumur hidup, dan dengan mengimani bahwa Tuhan selalu mempunyai jalan keluar dalam setiap masalah yg sedang kita hadapi. Maka seharusnya tak ada masalah dlm pernikahan yg tak dapat diatasi.
Kuncinya pada :
* Komunikasi secara benar. Komunikasi yg efektif adl yg tepat, bukan hanya sekedar basa basi busuk. Tapi komunikasi antar pikiran,hati dan jiwa. Saling mamahami. Komunilasi pada saat logika bekerja baik, bukan saat amarah atau saat terlampau lelah untuk berfikir. Bukan juga komunikasi dg segala keegoan kita masing masing.
* Keterbukaan dalam segala hal. Menutupi sesuatu membutuhkan kebohongan lainnya yg berentet seperti bongkahan bola salju yg menggelinding. Makin besar dan banyak kebohongan itu menumpuk.
* Rasa saling memiliki dan melengkapi. Jadi bukan lagi berjalan masing2. Tapi sudah merupakan kebersamaan tak terpisahkan. Walau kadang mang tak ada yg bisa benar2 dibagi bersama. Tapi perasaan saling memiliki menjadikan kita lebih menghargai pasangan masing masing. Dan perasaan saling melengkapi membuat kita menghormati perbedaan masing2.
* Cinta yg tulus. Cinta seorang ibu pada anaknya seringkali mengabaikan 'kebohongan' anaknya dan tersenyum pada anak tersebut, membuat si anak menyadari dan mengakui kesalahannya dengan sukarela, daripada dengan cara marah2. Cinta yg tulus itu tak menghitung apa yg kita berikan, tapi membalas dg kebaikan segala yg kita terima.
* Iman. Berteguh dlm iman yg kuat pada Tuhan, menjadikan semua badai hanya tampak sebagai rintik hujan dan angin semwiring yg bertiup lembut. Karena kita punya iman, kepercayaan bahwa badai pasti berlalu. Dan karena beriman jugalah, dan mempercayai bahwa perselingkuhan, menduakan adalah hal yang dilarang, maka niscaya akan berdiri dalam ikatan pernikahan monogami.
* Sikap menerima, bersyukur dan ikhlas. Menerima segala yg kita punyai dan mensyukuri semuanya akan menjadikan kita manusia yg lebih tenang selama menjalani hidup. Tak menjadi iri, sombong, ataupun penuh kecemasan, atau juga terjebak dalam dunia 'If-Kalau'. Ikhlas pula menjadikan hidup lebih sabar dan dewasa. Keikhlasan bukan soal kata saja, tapi mampukanh menahan diri untuk tidak mengungkit kesalahan / kekurangan pasangan (Ingat ikhlas bukan melupakan, tapi menahan diri untk tidak mengingat2 atau menolak menjadikan diri marah/tersunggung ketika mengingatnya kembali).
Aku adl mungkin bisa jadi orang terakhir yg msh memuja pernikahan secara monogami, setia dan berteguh dlm iman.
Masih mendukung pernikahan secara agama katholik yg apostolik, terpisah hanya oleh maut keduanya. Bukan secara undang undang yg bisa dipermainkan oleh pihak pengatur hukum, atau secara siri yg bisa jadi berpoligami.
Bahkan dlm dunia hewan saja masih banyak yg setia pada satu pasangannya. Mengapa manusia kalah sama hewan?
KDRT- kekerasan dalam rumah tangga bukan alasan, seseorang dpt direhab kok. Dibantu untuk mengubah karakter, mengendalikan pelampiasan amarahnya.
Apapun alasannya pernikahan bukan untuk coba2 saja.
Kalau sudah mmenikah seharusnya kamu sudah tahu bagaimana dia seutuhnya! Sifatnya bagaimana, tingkahnya, penerimaannya pada keluatga, atau diterimakah dia dlm keluarga.
Apa yg sudah kamu putuskan, maka bertanggung-jawablah. Konsistenlah. Setialah. Hingga maut memisahkan kalian berdua. (Bukan lantas kalo ga bisa bertahan dlm pernikahan lalu kamu bunuh pasanganmu untk cari yg baru. Bukan itu konsep pernikahan yg sebenarnya!)
*Happy wedding buat semua sahabat yg sdh masuk dlm tahapan ini. Everlasting y.*
(Kalau org pacaran doakan 'LongLasting-Hubngan yg langgeng', kalau menikah 'Everlasting-selamanya')
God bless u all.
Nb.
Catatan ini dibuat bukan untk menggurui siapapun.
Karena aku punya bnyk 'klien' jg yg bermasalah dlm pernikahanny, dan menyontoh pada pernikahan abadi d dunia. (Bukan cinta cengeng spt Romeo-Juliet, yg terlalu 'pengecut' memilih bunuh diri).
Cinta diperjuangkan, tapi pernikahan butuh lebih banyak perjuangan dan pengorbanan lagi.
Berani menikah, maka berani mempertahankannya.
Perceraian itu sulit ya. Berlibet prosesnya.
Wish: God, lead me to 'the one'
#thanksGodBerdasarkan pengalamanku sebagai Wedding Organizer
2006-2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Notice to my self
De TodoKarena berkarya lebih penting dari sekedar penghargaan.. menghargai diri dengan berkarya tanpa mendengarkan kritikan orang yang iri.. Nb. Ga membutuhkan komentar ataupun vote.. Really do not care about that.. Baca, dan renungkan saja. Sangat bersyu...