[Namamu Adalah...]
Namamu adalah bagian yang menggoroti pikiran, yang memaksa harapan untuk terus bertahan, yang menjadi mimpi-mimpi untuk menemani ketika dunia menakuti, yang menjadi cita-cita untuk melanjutkan sisa usia berdua. Yang menjadi sebuah khalayan tentang menggenggam hingga kematian menjemput di gerbang.
Namamu adalah bagian dari setiap sajak lirih yang dituliskan. Bagian dari deretan puisi-puisi kesedihan yang ketika dibaca orang katanya sangat mendalam. Menyakitkan. Namamu adalah serpihan dari cerita-cerita yang kukarang tentang arti sebuah kehilangan, tentang sebuah perpisahan yang sakitnya tak karuan.
Namamu adalah bagian dalam lantunan doa-doa yang kupanjatkan dan kuaminkan setiap malam agar kau dapat menikmati kebahagiaan walau bukan namaku yang menjadi alasan. Namamu adalah sebuah kata yang selalu kupinta bahkan kupaksa (asal kau mau tau saja), kepada semesta, mengapa bukan aku yang menjadi pelaku dalam sukacita menertawakan semesta, melainkan dirinya.
Namamu adalah bagian dari kekalutan, kegelisahan, kecemburuan ketika melihatmu tertawa tanpa luka, sedang disini aku menderita akibat merindumu setiap harinya. Namamu adalah bentuk kenangan yang menghantam ketika hujan menerjang, sebuah kisah masa lalu dimana aku sedang berpacu dalam kecepatan sedangkan jemarimu merekat dalam pinggang di jalanan.
Namamu adalah bagian dari sebuah angan.
Sebuah harapan bernama pulang.
Sebuah penantian bernama pelukan ketenangan.
Sebuah jalan bernama tumpuan.
Sebuah kata yang kuartikan kebahagiaan.
—Francesco Satria
#senjadikotatua
KAMU SEDANG MEMBACA
POSPHENOUS
PoetryHigh ranks #1 in Phosphenous [Rab, 290519] #3 in Wattyawards2018 [Kam,201218] #38 in future #29 in stories #8 in mood [Kam, 201218] #57 in sajak [kam, 201218 beberapa karya yang saya cipta sendiri 💓 terimakasih telah berkunjung Perkenalan adalah...