[Sedang Ingin Mengingat Saja]
Ternyata, sesuatu yang sederhana justru menjadi yang paling sulit dilupakan. Setidaknya, setelah almanak berganti sepuluh kali, aku baru menyadari bahwa percakapan-percakapan di masa silam masih hidup di dalam kenangan-kenangan berbentuk ponsel tua dan usang.
Membacanya kembali serupa menyelami lautan dingin-begitulah sikap yang kautunjukkan padaku setelah jarak menjadi dinding di antara kita. Percakapan pertama yang begitu membekas; ketidakpercayaan diri yang dulu sekali meranggas keberanian, bicara denganmu serupa memusatkan energi begitu besar.
Aku begitu bodoh di waktu itu. Membiarkan detik menjahit dirinya sendiri sampai akhirnya aku mengirimimu sebuah pesan teks-pesan yang menjadi titik permulaan dari perasaan yang kelak kita jahit bersama. Atau setidaknya, aku yang merasa begitu.
Membaca kumpulan pesan-pesan ini membuatku berpikir kembali. Siapa yang salah di antara kita? Kamu yang menyalahkan kepergianku ke kota lain atau aku, yang membiarkan perjalanan kita bergerak tanpa tujuan yang jelas.
Aku tidak pernah benar-benar mengatakannya padamu. Kaulah yang mempertanyakan.
Tiada jawaban yang jelas, kau memutuskan untuk mulai menjaga jarak-tidak dengan hatimu. Meski bibirmu berkata sebaliknya, melalui pesan demi pesan yang kita tukar aku begitu yakin bahwa pelan-pelan kita mulai memperbaiki jarak itu.Membaca semua itu saja sudah menerbitkan senyum lagi di bibirku. Setelah sekian lama semua kata-kata membeku-mati ditikam kebodohan sendiri.
Semoga kau baik-baik saja. Aku hanya sedang ingin mengingat saja.
- Aksara Hujan
KAMU SEDANG MEMBACA
POSPHENOUS
PoetryHigh ranks #1 in Phosphenous [Rab, 290519] #3 in Wattyawards2018 [Kam,201218] #38 in future #29 in stories #8 in mood [Kam, 201218] #57 in sajak [kam, 201218 beberapa karya yang saya cipta sendiri 💓 terimakasih telah berkunjung Perkenalan adalah...