Phosphenous - Rumah

74 3 0
                                    

Rumah yang aku tinggali dengan ayah dan ibu, juga nenek dan kehadiran kakak beserta adik-adik ku tidak selamanya bisa disebut rumah yang paling nyaman dan hangat.

Sejak aku lahir, di usia ku yang masih kecil dahulu memori itu selalu ter ingat dan memutar terus menerus dikala hati sedang kosong. Iya ingatan  dimana aku mendengar pecahan dari benda-benda yang terlempar jatuh ke lantai, suara lantang dari ayah dan isak tangis dari ibu. Ibu yang duduk tak berdaya menangis hari itu. Aku mengumpat dibalik dinding ketakutan, kemudian aku dengar suara ayah yang bilang :“ pilih mau ikut ibu atau bapak” aku berlari memeluk ibu sambil menangis dan menjawab pertanyaan ayahku untuk memilih ibu.

Sekejap, itulah ingatan yang paling menyakitkan dalam kehidupan ku. Aku belum mengerti apa artinya perpisahan dan perceraian diantara orang dewasa hari itu, aku hanya merasa sangat takut dan aku peluk erat ibu dan menangis bersama.

Kemudian, momen yang paling manis yang aku miliki adalah saat aku memasuki bangku taman kanak-kanak, aku masih tertidur dn terbangun sudah ada di gendongan ayah dengan seragam sekolah yang kupakai. Aku mengusap mata terbangun karena suara berisik, pertama aku melihat wajah ayah terus aku lihat banyak orang dan ada badut, kemudian ayah menurunkan ku dan menggandeng ku masuk kedalam. Hari itulah hari pertama paling berkesan dan manis yang pernah ada yang sekarang aku merindukan nya.

Kemudian, waktu beranjak duduk di bangku SD - SMP - SMA - Perkuliahan aku merasa kehilangan, siapa aku? Iyaa karena waktu SD hadirnya dua adik laki-laki menjadi perhatian lebih kedua orang tua ku, aku tak iri hanya saja aku menjadi seorang penyendiri. Aku ingat aku selalu jadi tempat yang ditunjuk selalu salah, penyebab masalah.

Sosok ibu yang aku peluk waktu menangis hari itu kian berubah menjadi seseorang yang membuat ku sedih, sosok ayah yang ku kenal sayang padaku juga berubah.

Diantara ayah dan ibuku dia pernah bilang begini padaku :" jadi kayak kakak mu yang pintar, jangan bodoh, kamu bisa nya apa kalau ga menangis"

Aku menahan nangis, dan amarah dengan cara diam. Berdiam di kamar kemudian waktu SMP & SMA aku belajar dan belajar, sempat waktu SMP mengikuti lomba paskibra juga tari tradisional dan perwakilan sekolah ku menang aku ceritakan pada ibu dan nenek juga ayah dirumah aku tapi kesan mereka cuma tersenyum.  Waktu SMP aku juga sudah berusaha hingga mendapat peringkat 5 dan 3 meski tak pernah ernah berada di posisi peringkat 1 tapi itu cukup memuaskan dari usaha ku.  Tapi sama, aku tak melihat ibu bangga punya aku berbeda sekali dengan waktu ia mengambil raport mas ku, dan mendengar dapat peringkat ia sangat senang dan bercerita kerumah, dan ayah ku menjawab :'ia memang anak yang pintar '. 

Masa akhir putih abu-abu dan perkuliahan, aku pikir aku menemui titik dimana aku harus keluar dari zona ini, aku gagal snmptn tahap akhir tapi aku ingin mencoba snmptn /utbk namun digagalkan kembali oleh ayah ku. Ia bersikeras mendaftar kan aku di universitas swasta hari itu aku mengekang tidak mau, itu membuat ayah marah suara lantang nya keluar membuat tetangga mendengar dan melihat apa yang terjadi antara aku dan ayah.

Aku masih menahan tangis dengan wajah yang cemberut atau judes.
Ayahku masih berteriak dan berkata :' kamu mau jadi apa si, di bilangin susah banget, kamu kuliah disana biar bener nanti lulus jadi Guru, keras kepala banget si jadi anak, kalau didik ya jangan semua nya kamu, disuruh daftar siapin ini itu ga niat banget mau jadi gembel nanti?  Malu tuh diliatin

Tak lama aku menangis karena tak tahan, aku kesal karena sayap sayap impian ku putus begitu saja tentang kampus favorit ku dan cita-cita ku menjadi designer atau menjadi lulusan sastra Belanda. Saat menangis itu kian membuat ayahku marah ia membentak dengan suara lebih kencang  dan berkata :“ kamu buat apa menangis, membuat saya merasa kasihan tidak, tidak akan saya kemakan dengan air mata kamu. palsu, dan Najis gak berguna air mata kamu itu” dan kata kata kasar lain nya itu sakit sekali dan aku mengingat nya dengan jelas kemudian aku ikhlas dan pasrah menuruti kemauan ayahku.

Keluarga ku pernah menginginkan ku menjadi polwan tapi masih labil cita-cita ku waktu kecil aku ingin jadi seorang guru sudah SMA aku ingin menjadi polwan atau designer tapi lulus kedua dua nya. Saat aku tahu aku anemia, tidak bisa terlalu kelelahan dari situ ayahku tak mengizinkan nya.

Aku anak kedua perumpuan satu - satu nya di keluarga ini dari 4 saudara. Aku merasa hadirku menjadi beban tak diinginkan tapi tuhan masih mengizinkan aku hidup sampai usia ku kini 19 tahun, katanya itu berarti tuhan menyayangi ku dan semua masalah yang ada hanya aku yang bisa melewati nya.

Seberapa jauh aku mengenal diriku sendiri , bahwa aku sudah bertahan dari semua yang terjadi. Namun aku benci, kalau setiap marah aku selalu diam, saat bicara selalu dianggap tak bermakna, setiap menangis kadang terjeda oleh ucapan ayahku yang membela jika air mata ku najis dan tak berguna. Aku benci perpisahan dimulai ketika aku sadar kejadian pahit waktu lampau adalah sebuah garis perpisahan antara ibu dan ayah, aku benci harus menjadi pintar atau bodoh, pintar tak di tengok bodoh selalu disalahkan hingga pernah tafakur kepada allah, mengapa Aku dilahirkan? Tapi aku ber - cermin aku tumbuh menjadi wanita yang tegar dari badai dan ombak yang besar.

Aku tidak pandai berbicara didepan umum karena aku pemalu, tapi aku pandai memiliki teman di media sosial kemudian bertemu menjadi teman yang nyata. Mereka senang mengenalku dak aku senang memiliki banyak teman yang memiliki prasangka baik. Telinga ku dibutuhkan oleh mereka, telinga ku selalu siap sedia mendengar suara dan cerita pilu, sedih, senang, kecewa dari mereka waktu ku selalu luanvlg untuk menjadi teman berbagi dan pendengar, bahu ku siap jadi sandaran untuk mereka. Dan sampai lupa, aku juga manusia bukan malaikat,  aku sebenarnya juga sangat rapuh dan butuh pendengar, butuh seorang untuk ku peluk dan bersandar untuk meredakan apa yang ku rasakan, tapi aku selalu memilih diam dan melaksanakan sholat kemudian menangis saat bersujud.

Teruntuk seorang lelaki yang bersamaku, percaya lah aku tak memandang dari seperti apa parasmu. Tapi aku ingin kamu mengenali dan memahami aku lebih jauh agar kamu tidak pergi.

Sejak itu semua, rumah ini bukan rumah yang hangat dan tempat paling nyaman lagi untuk berpulang namun aku terpaksa masih berdiam disini karena aku belum memiliki apapun.
Mengapa aku selalu meng ekspost foto ibu dan ayahku di sosial media, karena itulah perasaan paling mendalam yang aku rindukan. Aku merindukan kehangatan yang aku kenal. ❤️

apa yang kalian pandang saat menemui ku secara langsung dan di sosial media? Apa pernah ada di enak kalian berkomentar, jika ayahku seorang aparat negara, dan ibu ku dari marinir angkatan laut, hidup ku serba wah dan apa yang aku inginkan akan selalu dituruti karena aku anak perempuan satu - satu nya. Tidak,  aku tumbuh dengan keras karena ayahku yang tegas, aku harus kuat tak boleh menangis kalau ingin menangis tidak boleh ada yang lihat atau nanti dianggap lemah, aku pantang meminta barang barang yg di belikan ayah ibu jika itu tidak penting, aku tidak keluar nongkrong sana sini melainkan lebih banyak dirumah dengan hobi ku yang selalu belajar bahasa asing yang menarik.

Tentang tulisan ini bukan tentang keburukan, tapi sebuah kenangan dari ingatan yang tak aku lupakan. Bagaimana pun ayah ibu dan kakak dan kedua  adik-adik laki-laki ku adalah saudara kandung kita satu darah aku tak pernah benar-benar membenci mereka, aku sangat menyayangi nya.

Sisi lain nya, Ibu ku yang sangat galak dan bawel itu memiliki sisi yang baik bak malaikat, ayahku yang galak dan tegas itu juga memiliki sisi super hero, aku pernah melihat kerja nyata nya di lapangan bagaikan ia berdiri di terik matahari atau cuaca hujan kerjaan dan hasil nya ia berikan untuk anak-anak nya menimba ilmu. Ayah ku yang royal kepada orang orang yang dijumpai nya, dari memberi sesuatu kepada orang-orang kecil tanpa pamrih.

Bahkan jika aku pulang lebih dahulu nanti nya, aku selalu minta dalam sujud terkahir ku selepas sholat bahwa matikan lah aku dalam keadaan khusnul khatimah ya allah, haramkan aku dari api neraka, ijinkan aku pulang ke surga firdaus mu ya allah meski aku adalah manusia yang tak luput dari dosa.

Dan harapan lain nya jika aku sukses, aku berjanji aku tetaplah aku orang yang tak akan membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi dengan kebaikan dan ketulusan, aku tetap orang yang ramah, hati yang lembut maka dari itu jika allah mengizinkan aku hidup yang panjang pintaku tentang seorang pasangan hidup adalah laki-laki yang tak akan berbicara lantang kepadaku, tegur aku dengan baik jika aku salah, menerima segala sisi kekurangan yang aku miliki, dan beranilah kamu meminta restu.

❤️ Asya

POSPHENOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang