saya lagi di fase " gatau harus apa " bingung harus gimana, terlebih lagi teman-teman saya sudah hilang termakan arus waktu.
yang bertahan hanya beberapa, itu saja aku tak ingin merepotkan nya berlebihan.saya, udah mencoba membuat podcast, menulis cerita di wattpad, menulis beberapa puisi . menggunakan jejaring sosial media seperti Instagram dan twitter hanya saya buka ketika ingin, pikiran sekarang aneh- aneh semua insecure dengan wanita cantik yang memiliki kulit putih dan glowing saya malah pusing perkara masa depan.
saya bingung harus kemana ?
kalau kalian mau dengar cerita saya, begini lampau nya. waktu duduk di bangku SD saya memiliki cita-cita menjadi seorang Guru bersama sahabat saya diwaktu itu, kemudian beda lagi saat duduk di bangku SMP dan SMA hingga sekarang, saya ingin menjadi penerus Ayah, iyaa jadi polisi wanita tapi sedihnya ayah saya tidak setuju seperti nya. hanya karena aku pernah pingsan saat kegiatan diluar sekolah hal itu mengawatirkan ayah jika aku masuk pendidikan.
sayap-sayap Impian semakin putus ketika ayah memasukan ku di universitas swasta di Jakarta, ia bilang:" km jadi Guru saja, jgn jd ayah pekerjaan nya berat nnti km capek jadi guru kamu hanya mengajar dan tak terlalu berat ". aku ingin bersuara untuk menolak krna inginku jd polisi wanita tapi karena takut aku diam. sampai hari dimana masuk buat ngasih berkas masih dengan berat hati aku mendaftar disana, ayah ku sempat marah hingga melontarkan kata-kata yang masih membekas selamanya di hati ku. waktu berjalan kini aku sudah berada di semester 3 ditambah lagi di 2020 perkuliahan online membuat rasanya aku tak bersemangat hidup dimulai mimpi yang tak tercapai,kuliah dan jurusan yang aku ambil krna keiinginan ayahku. semua membuat ku lelah.
2020 membunuh banyak orang secara perlahan melalui pikiran. saya melihat ayah dan ibu saya masih kuat bekerja, ibu pns AL dan ayah abdi negara terlihat pekerjaan yang enak tapi yang dirasakan sama , finansial, perekonomian menurun. makan ya apa adanya klo lagi g ada yaudah g ada, bahkan waktu ayah saya meminta tolong ambilkan foto, saya sedih karena berat badanya sepertinya mnurun , bisa-bisanya ia selalu berkata " saya segini ga kurus kan, normal krn sering olahraga" bohong ! ayah saya bekerja keras dilapangan terik sinar mentari hingga amgin malam, blm lagi pikiran bayaran dan kebutuhan keluarga seperti biaya kuliah abang, sekolah dan kuliah saya itu yg membebani ayah, sebenci nya saya karen ayah memutuskan impian saya , saya sangat sayang, saya ingin melihatnya galak saja tak apa :(.
rasanya ingin ada bahu untuk bersandar dan telinga untuk mendengar kan saya secara nyata bukan virtual. saya terlalu lelah untuk bertahan sampai disini.
jikalau ditahun berikut nya berkesempatan menjadi orang tua, aku ingin jadi seorang ibu/orang tua yang tidak mematahkan mimpi anak ku nanti. aku ingin menjadi telinga nya, aku ingin tahu apa mimpi nya dan akan aku dukung ia, karena aku tak ingin melihat keterpaksaan dan impian nya gagal.
-Author
Ingin istirahat dengan tenang berpulang dengan lapang.

KAMU SEDANG MEMBACA
POSPHENOUS
PoetryHigh ranks #1 in Phosphenous [Rab, 290519] #3 in Wattyawards2018 [Kam,201218] #38 in future #29 in stories #8 in mood [Kam, 201218] #57 in sajak [kam, 201218 beberapa karya yang saya cipta sendiri 💓 terimakasih telah berkunjung Perkenalan adalah...