phospenous- aku Pernah

71 4 0
                                    

Kamu takut terlalu dekat dengan siapapun.

Kamu menganalisa, menganalisa, dan menganalisa; mulai dari nada bicara hingga pilihan kata. Kamu mencari pertanda kalau-kalau ada yang berbeda, sehingga kamu bisa berjaga-jaga bila ada hal buruk yang datangnya tidak bisa ditunda.

Kamu pernah jatuh cinta lalu memberikan segalanya dengan penuh percaya tanpa sedikitpun rasa curiga. Setelah ditinggalkan begitu saja dan harus menata kembali dirimu sendiri yang hampir tak berupa, kamu harus berdamai dengan rasa kecewa.

Kamu belajar bahwa memulihkan kepercayaan dan keberanian tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kini, kamu menjadi pribadi yang penuh curiga. Kamu menjadi seseorang yang memilih melangkah mundur sewaktu segala yang di depan tidak terkesan cukup aman.

Hingga akhirnya, ada orang lain yang datang. Ia bisa diandalkan, ia penuh pengertian, ia sabar; namun kamu yang belum bisa sepenuhnya kembali terbuka. Kamu terlalu takut, terlalu takut segalanya kembali memburuk seperti sebelumnya.

Kamu meminta jarak dan jeda, ia memberikan.
Kamu meminta dimengerti, ia pengertian.

Sampai suatu ketika kamu menyadari bahwa segalanya tidak seharusnya seperti ini. Bukan tanggungjawabnya untuk selalu mengerti dirimu, bukan tugasnya untuk membuatmu sembuh.

Ketakutanmu membuatmu menjadi sulit untuk dicintai. Ketakutanmu mendorongmu pergi.

Ada terlalu banyak hal yang kamu takutkan, ada terlalu banyak hal yang masih berantakan.

Sekali lagi, kamu memilih untuk sendiri. Menutup semua jalan dan kemungkinan untuk ditemani. Kamu ingin berbenah. Kamu ingin sembuh dahulu seperti sedia kala.

Kamu takut sakitmu sendiri akan menyakiti.
Kamu memilih berhenti sebelum memulai.

Suatu hari nanti, mungkin kamu akan pulih, mungkin kamu akan cukup berani. Tetapi mungkin bukan saat ini, tidak hari ini.

-asya

POSPHENOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang