phospenous - cerita[ gita merencana : samar]

545 21 0
                                    

[Gita Merencana : Samar]

Jam sudah menunjukan waktu dini hari,
mataku tak kunjung terlelap,
dan risau ini tak kunjung pulang pada gelap.
Penyuara telinga atau acap kali disebut earphone sedari tadi telah terpasang.

Samar oleh Fiersa Besari.

Lagu pertama yang tertera dalam daftar putar lagu yang aku buat sendiri, entah apa yang ada di pikiranku saat itu hingga menempatkan lagu ini di urutan pertama. Atau, biar kujelaskan saja bagaimana kisahnya?

Ada seorang tuan yang memberikanku sebuah lagu, pada satu hari di malam yang kelam, aku dan tuan itu bertukar pesan, ia mengirimkan sebuah pesan, "Dengarkan lagu ini, ya. Sangat cocok untukmu." begitu isi pesan yang ia kirimkan. Aku yang sedang dalam perjalanan kembali ke ibu kota sedang duduk di dekat kaca mobil, dengan mengernyit aku mendengarkan lagu yang tuan itu sarankan.

Wahai gadis bermata sendu,
mengapa kau merenung?
Tertunduk di sudut dunia,
apa yang kau sesali?
-Hai! Bagaimana bisa awal dari sebuah lagu mampu membuatku tersentak?
"Gadis bermata sendu,"
Tuan, ini sebabnya kamu memberikanku lagu ini? Karena pada waktu itu selama berhari-hari, setiap malam hanya kuhabiskan dengan menangis hingga sembap seluruh mataku.

"Mengapa kau merenung? Tertunduk di sudut dunia. Apa yang kau sesali?"
Tuan, kamu pasti sudah tahu mengapa malamku penuh dengan kesedihan, tertunduk dengan keadaan yang nanar, siapa yang kuat bertahan untuk tidak menangis saat dirundung? Siapa? Beri tahu aku. Sungguh, dirundung bukanlah hal yang menyenangkan, tapi bagi pelaku yang merundung mungkin mendapat sebuah kesenangan, 'kan?

Tak tahukah dirimu?
Hidup takkan menunggu.
Buka sedikit hati,
agar kau tahu kau tidak sendiri.
-"Buka sedikit hati, agar kau tahu kau tidak sendiri.", iya, aku memang tidak sendiri, namun hatiku kian sesak saat diperlakukan seperti tempat sampah, dan kamu berkata tak bisa berbuat apa-apa selain memberi dukungan moral. Oh ya, bagaimana bisa aku membuka hati saat perasaanku sudah luluh lantak dan hampir mati?

Lupakah kau cara tersenyum?
Apa sayapmu patah?
Jika begitu tak mengapa,
izinkanku memapah.
-Ngomong-ngomong, hingga kini, di beberapa waktu, aku terkadang masih lupa cara tersenyum, dan jangan kamu tanyakan tentang keadaan sayapku, sudah patah, terpisah, aku lupa cara menyembuhkan dan mengembalikannya seperti semula; utuh dan sembuh. Tapi, sesungguhnya aku ingin berterima kasih banyak kepada tuan, terima kasih karena waktu itu telah memapah, telah setia meyakinkan bahwa hidupku tak akan kenapa-kenapa, walaupun resah terkadang masih saja tiba.

Berhentilah memaki,
semua yang telah dicuri.
Buka sedikit hati,
agar kau tahu kau tidak sendiri.
-Maaf ya, kebiasaan burukku adalah memaki diri sendiri, menyalahkan diriku atas semua yang terjadi. Terima kasih telah memastikan bahwa pikiranku tak menuju pada kesepian, juga tak pernah absen berkata bahwa aku tak pernah sendirian, bahkan setiap malam aku selalu di nina bobokan oleh tulisanku sendiri, begitu ucapmu. Seperti malam ini contohnya.

Pakailah pundakku,
saat kau menangis,
keluarkanlah,
hingga tak berbekas.
-Terima kasih juga pernah meminjamkan pundak untukku menangis, berceloteh tentang keluh kesah dan sandiwara menjadi puan yang kuat dan bahagia. Namun di depanmu aku berani jujur sejujur-jujurnya, bahwa aku lemah dan terluka, karena berpura-pura menjadi baik-baik saja hanya akan menyiksa diriku dari hari ke hari.

Biarkan kupungut,
puing yang tersisa,
dan kupeluk,
hingga kau tersenyum.
-Terima kasih dahulu kamu selalu hadir, walau kini menjadi nadir. Tak apa, hadirmu aku syukuri, dan dengan segala kebaikanmu aku ucapkan terima kasih yang tak terhingga jumlahnya. Setidaknya kamu pernah membebat lukaku di perapian itu, setidaknya seluruh ucapanmu pernah memelukku setiap aku ingin pergi dari ingar bingar kota metropolis ini. Terima kasih pernah mengukir senyum dan membuatku kagum.

...

Wahai gadis bermata sendu.
Mengapa kau merenung?
-Mengapa? Mungkin untuk sekarang jawaban yang tepat adalah, karena aku yang terkadang lupa mengutamakan diri sendiri dan berbahagia. Tapi tuan, terima kasih ya untuk semuanya. Padahal aku sudah berjanji kepada diriku sendiri untuk bersikap dewasa dan berhenti dalam waktu yang cukup lama untuk tidak mencantumkan kamu dalam ceritaku. Tapi aku melanggarnya malam ini, aku bersifat kekanak-kanakan lagi dan menuliskan ini, tak apa, ya? Tuan, kamu sungguh hebat karena dahulu mampu bersabar bersama puan sepertiku.
Terima kasih atas segalanya.

Lagu ini berakhir dengan kisah yang kini nadir. Lagu yang selalu aku dengarkan saat terjatuh, kesepian, sedih, dan kecewa. Berulang kali aku mendengarkannya, berulang kali pula aku menangis dibuatnya, lagu ini seperti memiliki kekuatan magis untuk memerintah bahwa aku harus jujur pada diriku sendiri. Apalagi jika suasana sunyi, tangis ini pecah lebih hebat dari yang pernah kamu lihat.

-2712.
#Kisah2712
#KitaBersua
[#GitaMerencana : Adalah sebuah rangkaian tulisan yang di dalamnya terdapat sebuah lagu beserta kisah di baliknya. Gita berasal dari Sanskerta yang berarti nyanyian atau lagu, sedangkan kata Merencana berarti bercerita.]

[Notabene : Tolong jangan menyangkutpautkan tulisan ini dengan apa-apa yang beberapa akhir ini terjadi. Aku hanya ingin jujur pada diriku sendiri malam ini. Tolong untuk tidak melebih-lebihkannya, aku hanya bercerita. Aku takut melupakan sesuatu dan berubah menjadi sosok yang kerap melupakan, walau acap kali aku yang dilupakan. Satu lagi, kamu bisa mendengarkan lagunya juga 😅❣https://www.plukme.com/post/gita-merencana-samar-5bd75b00ee7ae.]

POSPHENOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang