Sixteenth.

146 24 1
                                    

"Jika memilikimu adalah mimpi, maka aku akan memilih untuk tidak pernah bangun lagi."

Makan malam kami sudah tersedia didalam kamar kami saat aku baru saja selesai mandi, mba Hye Jin masih sibuk bergelut dengan ponselnya sambil berbaring ditempat tidur, sibuk mengecek beberapa email dan social medianya. "Ga makan mba?" Tanyaku sambil mencoba mengeringkan rambut dengan handuk.

Dia mengangkat kepalanya sedikit, "aku nungguin kamu selesai mandi, gaenak kalo makan sendirian" jawabnya.

Aku hanya ber-oh-ria mendengar alasan mba Hye Jin, lalu segera duduk untuk bersiap memakan makan malamku. Mba Hye Jin berhenti memainkan ponselnya, kemudian memilih bergabung denganku untuk menyantap makan malam.

Suara para member yang sedang berkumpul terdengar jelas dari kamar kami, sepertinya mereka berkumpul di kamar Park Jimin. Mereka memang sangat suka berkumpul dikamar salah satu member hanya untuk berdiskusi atau kadang mereka hanya memakan malam mereka sambil sesekali bercanda satu sama lain, kamar mereka selalu terdengar sangat ramai, mereka baru akan tenang saat jam tidur datang.

Saat sedang sibuk makan, ponselku menampilkan sebuah notifikasi dari akun vlive, sepertinya salah satu member sedang melakukan siaran langsung. Karna penasaran, aku membuka aplikasi vlive yang ada didalam ponselku, ternyata Park Jimin dan Seokjin sedang melakukan siaran langsung. Mba Hye Jin mengalihkan pandangannya padaku yang tampak sibuk menonton sesuatu, "nonton apa Ra?" Tanyanya.

Aku sontak menoleh, "ini Jimin sama Seokjin-ssi lagi siaran langsung, mau nonton mba?" Tanyaku. Ohiya, aku belum cerita ya? Mba Hye Jin itu penggemar berat Seokjin, setiap malam dia selalu bercerita soal bagaimana dia jatuh hati setiap harinya pada Seokjin, hanya saja dia tidak seberuntung aku, dia hanya bisa diam-diam memperhatikan Seokjin dari jauh, dan selalu gugup saat merias wajahnya, karna mba Hye Jin terlalu takut untuk mengungkapkan perasaanya.

Mba Hye Jin tampak senang saat kuberi tau bahwa Jimin sedang mengadakan siaran langsung bersama Seokjin, "omo, jeongmalyo? Aku mau nonton dong Ra" katanya.

Aku menaruh ponselku dimeja, lalu mengambil gelas untuk menyangga agar ponselku bisa tetap berdiri saat kami menonton.

Mata mba Hye Jin selalu berbinar setiap kali dia melihat Seokjin, senyumnya selalu merekah, dan dia selalu tertawa terbahak pada semua candaan Seokjin walaupun menurutku itu tidak lucu sama sekali. tangannya selalu saja gemetaran setiap kali dia merias wajah Seokjin, untung saja Seokjin tidak menyadarinya. Aku selalu tau ada keinginan besar didalam hati mba Hye Jin untuk bisa lebih dekat dengan pria kesayangannya itu, namun kenyataan memang kadang terlalu kejam.

Kami menonton siaran langsung Park Jimin hingga selesai, dan Park Jimin sama sekali tidak menyadarinya. Mungkin memang karna akun vlive ku tidak menggunakan nama asli, jadi dia tidak mengenaliku. Padahal, aku sempat memberikan sticker pada kolom komentar dan dia sempat mengucapkan nama akun vlive ku. Siaran langsung itu berakhir bertepatan dengan habisnya makan malam kami berdua, kalian harus lihat bagaimana ekspresi mba Hye Jin selama makan, dia tidak henti-hentinya tersenyum lebar, aku sampai ikut tersenyum dibuatnya.

"Gini ya Ra rasanya kalo jatuh cinta sama orang diem-diem, liat dia senyum aja rasanya udah lebih dari cukup.." ucap mba Hye Jin tiba-tiba.

Aku masih diam, menunggunya menyelesaikan ucapannya.

Dia menghembuskan nafas pelan, "boro-boro ngungkapin, ketemu dia aja jantung udah gabisa diajak kompromi, aku selalu pengen berenti, cape rasanya cuma bisa merhatiin dia dari jauh, khawatirin dia diem-diem, cemburu dan sakit hati sendiri, jatuh cinta tiap hari sama dia tanpa dia tau sama sekali, tapi ya gimana? Tiap mau berenti, senyumnya selalu bikin hati kuat buat bertahan lagi" lanjutnya.

Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang