Thirty Fifth.

100 11 29
                                    

"So take my hand, take my whole life too, for i can't help falling in love with you."-from a song titled 'i can't help falling in love'

Amsterdam sudah memasuki waktu senja saat kami baru saja mendarat disana. Tidak  ada yang aneh saat kami sampai, semuanya berjalan seperti biasanya, sesuai prosedur yang sudah sering kami lakukan selama World Tour ini berlangsung, tidak sampai kutemui seorang gadis yang menjemput kami di Bandara kali ini.

Gadis itu berdiri didepan pagar penbatas yang ada di private exit, sambil mengangkat sebuah papan dengan nama Bighit Entertaiment tertera disana, dia tersenyum kearah kami sejak kami mulai tertangkap pandangan matanya. Tidak ada yang aneh pada gadis itu, tidak sampai kulihat dia berlari kedalam pelukan Park Jimin tepat saat mata birunya menangkap Park Jimin berjalan disebelahku.

Aku terkejut tentu saja, seseorang yang tidak pernah kutemui sebelumnya, gadis yang bahkan aku tidak ketahui namanya, berlari kedalam dekapan kekasih yang sedang berjalan disebelahku dengan tangan kami yang saling bertaut.

Jangan tanya bagaimana reaksiku kala itu, aku benar-benar tidak mengerti harus merespon kejadian ini seperti apa.

Park Jimin juga terlonjak kaget kala itu, dengan wajah gembira, dia sontak melepaskan pegangan tangan kami, lalu membalas pelukan gadis itu dengan hangat.

"Hima, kemana saja kau?" Tanya Park Jimin.

Ah, ternyata namanya Hima.

Gadis itu melepaskan pelukkannya, kemudian menatap Park Jimin dengan lekat, pandangan itu, entah kenapa membuatku gugup, terbesit rasa cemas saat aku melihat tatapan itu, rasanya, ada yang berbeda, ada yang tidak beres. Iris matanya tertuju pada dua bola mata coklat milik Park Jimin, lalu sedetik kemudian, sebuah senyuman tergambar diwajah tirusnya.

"Kau tau aku sangat sibuk kan? Berterimakasihlah karna aku mau menyempatkan waktuku untuk datang" jawabnya.

Park Jimin mendelik, "heol,gadis ini, masih saja seperti dulu," jawabnya.

Bang PD kemudian berjalan mendekati mereka, "senang melihatmu lagi Park Hima, bagaimana Amerika? Indahkah?" Tanyanya.

Hima mengangguk, "tapi tidak seindah Korea tentu saja" jawabnya yang kemudian terkekeh.

Bang PD mengangguk, "kenapa kau tidak datang saat kami sedang tour di Amerika kemarin? Aku sampai mengira bahwa kau sudah melupakan kami semua" katanya.

Park Hima kemudian terkekeh kecil, "ah, mianhaeyo Bang PD, jadwalku padat sekali kemarin karna ujian akhir sudah mulai dekat" jawabnya lagi.

Mataku tidak bisa lepas dari mereka berdua, banyak sekali pertanyaan yang rasanya ingin kekeluarkan secara bertubi-tubi saat ini, namun aku memilih bungkam, lalu mempererat peganganku pada koper yang kugeret sejak keluar dari bagian pengambilan bagasi pesawat tadi.

Namjoon menghampiriku setelah itu, ikut mensejajarkan tempatnya berdiri dengan tempatku, sambil merangkulkan lengannya dipundakku, "tenang saja," katanya "itu Park Hima, manager kami yang lain saat awal kami debut, namun kemudian resign karna tuntutan pendidikan dan keluarganya. dia memang dekat dengan Jimin, tidak heran dia langsung memeluknya begitu mereka bertemu" katanya lagi.

Aku mengangguk mengiyakan, "ah, begitu rupanya," jawabku.

Namjoon lalu menaruh telapak tangannya diatas kepalaku, "kau tidak cemburu atau semacamnya kan?" Tanyanya.

Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang