"So could you stay? Cause after all of this, i know that you are exactly what i need."
Dia masih saja tersenyum manis, dan aku masih saja menatapnya heran, tidak percaya bahwa dia sedang benar-benar ada dihadapanku sekarang. "Kau tidak seharusnya disini, kenapa kau tidak pergi menemui orang tuamu?" Tanyaku.
"Siapa bilang aku tidak menemui mereka? Aku menemui mereka semalam, kemudian kembali ke Seoul pagi tadi, waeyo?apa kau tidak mau aku disini?" Katanya balik bertanya
Aku menggelengkan kepalaku, "aniya, hanya saja kau bisa saja diikuti paparazi saat kesini, bagaimana jika dia menyebarkan kabar buruk tentangmu? Bagaimanapun kau harus menjaga image mu sebagai idol." Ucapku cemas
Dia tersenyum, "tenang saja, aku sudah ahli bersembunyi dari mereka" katanya.
"Lalu bagaimana kau tau alamat apartemen Hye Jin noona?" Tanyaku penasaran. "Jungkook memintanya pada Bang PD untukku" jawabnya.
Aku memasang wajah bingung, "waeyo? Bukankah Jungkook jarang menurut padamu?" Tanyaku.
Dia tersenyum lagi, "aku ini hyung nya, aku hidup 2 tahun lebih dulu darinya, jadi dia harus menurut pada perintahku" katanya.
Aku menatapnya dengan tatapan tidak yakin, "aku tidak percaya Jungkook mau menurut padamu" jawabku sambil tertawa kecil.
Dia menghela nafas panjang, "arraseo arraseo, aku berjanji pada Jungkook untuk memberinya hadiah yang bagus saat ulang tahunnya nanti sebagai balasan jika dia mau membantuku mendapatkan alamatmu" jawabnya.
Aku tertawa kecil, nahkan, batinku.
Dia kembali menatap piyama yang ku kenakan dan kembali tertawa karenanya. "Kau pasti benar-benar menyukaiku" katanya.
Ayolah ini bahkan tidak bisa menjadi lebih memalukan lagi.
Aku menunduk malu, "aku tidak sempat mengganti baju tadi karna semua baju yang kubawa dari Indonesia sudah ku masukan kedalam koper, jadi aku masih mengenakan piyama ini saat pergi tadi" jawabku sedikit kesal.
Dia masih saja tertawa, "ah jeongmalyo?" Tanyanya.
Aku mendengus sebal, menyesal karna tidak mengganti baju dan membuat penampilanku lebih baik dari ini saat hendak pergi tadi. "Kenapa kau tidak memberi tauku sebelum kau datang? Aku bisa memesan dua makanan jika saja aku tau kau akan datang" protesku.
"Aku tidak lapar, kau saja yang makan" katanya.
Aku mengambil mangkuk berisi bubur abalone, hendak melahap habis isinya dengan cepat, namun Park Jimin mengambilnya dari genggamanku. Aku menatapnya bingung, "waeyo?" Tanyaku bingung.
"untuk apa aku disini jika kau masih harus makan dengan tanganmu sendiri?" Katanya. Aku masih menatapnya bingung, "lalu kau mau aku bagaimana?" Tanyaku.
Dia menyendokkan makanan itu lalu mengarahkan sendoknya kedepan mulutku, "lenganmu juga butuh istirahat, jika lenganmu juga sakit lalu bagaimana kau bisa merias wajahku nanti? Sekarang kau cukup membuka mulutmu, aku yang akan menyuapimu hingga makananmu habis" katanya.
Kemudian perlahan dia mulai menyuapiku dengan bubur abalone yang ada digenggamannya sejak tadi. Sesekali dia merapikan helaian rambutku yang tidak terikat, dan membersihkan bibirku dengan tissue. Dengan telaten, dia menyuapiku sambil sesekali tersenyum kearahku, sedangkan aku sibuk menenangkan jantungku yang sudah berdemo sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)
Novela Juvenil"Aku pikir, ini cinta, tapi ternyata setelah kuteliti lagi, ini hanya obsesi biasa. Memang ternyata, hubungan seorang penggemar dengan idolanya harusnya sejauh bintang dengan bumi saja, tidak perlu menjadi lebih dekat, seperti manusia dengan nadinya...