"You are the brightest star on my univers.-
Kim Tae Hyung"Seoul pagi ini masih sama, masih seindah biasanya. Masih cerah, masih penuh warna. Hingga rasanya sulit untuk meninggalkan kota ini.
Hari ini Bangtan dan semua crue juga staff yang bertugas dan mengambil bagian dalam world tour concert akan terbang menuju Los Angeles, pertanda bahwa tour ini akan segera dimulai. Bangtan tentu saja gugup, begitu pula aku dan mba Hye Jin. Ini pengalaman pertama kami menemani boygroup yang sedang melakukan world tour, jadi kami benar-benar menyiapkan semuanya dengan benar agar tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
Saat kami sampai di bandara Incheon, ternyata sudah banyak Korean Army yang datang membawa spanduk besar bertuliskan kata-kata dukungan untuk Bangtan. Sepertinya mereka sudah disini sejak pagi sekali.
Aku mengedarkan pandanganku, dia ada disana bersama para hyung nya, masih saja terlihat fashionable seperti biasanya. Kemeja putih yang dia padukan dengan celana panjang hitam dan sepatu hitam juga rompi yang sama yang dia pakai tahun lalu membuatnya terlihat sangat tampan. Ah tidak, dia memang tampan, tidak peduli apapun yang dia kenakan.
Aku merogoh saku jaketku, mencari masker penutup mulut yang kemarin kubeli kemudian segera memakainya. Kemarin, mba Hye Jin sudah mewanti-wantiku untuk memakai masker selama berada dibandara, katanya itu penting untuk menutupi identitas kami sebagai make up artist Bangtan. Aku tidak mengerti kenapa kami harus menutupi identitas kami, aku hanya menuruti apa yang mba Hye Jin perintahkan padaku.
Tubuhku masih lelah, tulangku terasa masih remuk semua, beruntung, suhu tubuhku sudah tidak setinggi kemarin, berkat obat pereda demam yang rutin kuminum siang dan malam.
Perhatian, para penumpang pesawat Korean Air dengan nomor penerbangan xxx tujuan Los Angeles, Amerika Serikat dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu xx.
Pesawat yang akan kami tumpangi baru saja memanggil, kami semua segera pergi menuju pesawat yang akan kami tumpangi. Setelah pengecekan pasport dan tiket, kami dipersilahkan masuk dan ditunjukan ke tempat duduk yang nomornya sudah tertera di tiket kami. Aku duduk bersama mba Hye Jin, duduk tepat disebelah jendela yang letaknya tak jauh dari sayap pesawat, sedangkan mba Hye Jin duduk disisi sebelahku.
Kami akan mengudara sekitar 12 jam, waktu yang akan terasa teramat sangat lama bagi orang yang sangat tidak suka terbang sepertiku. Para crue dan staff seperti kami, duduk dibangku kelas ekonomi, sedangkan Bangtan ada dibangku kelas bisnis, untuk menjaga keamanan dan kenyamanan Bangtan. Mereka tidak punya banyak waktu istirahat, jadi kami harus pintar memberi mereka kenyamanan saat ada kesempatan.
Saat sedang mengatur posisi duduk paling nyaman, ponselku berdenting, menampilkan sebaris kalimat spesial dari pesan teks yang dikirim oleh orang yang spesial pula, 'na gwaenchanha?' Tanyanya, ah dia masih perhatian seperti biasa. 'Naneun gwaenchanha' jawabku, kemudian tidak ada balasan lagi darinya.
Perubahan gravitasi membuat kepalaku semakin berdenyut saat pesawat lepas landas, telingaku berdenging, rasanya aku ingin mengeluarkan semua isi perutku sekarang, padahal belum satu jam aku ada dipesawat ini. Aku mengambil ipod ku, memasang earphone dikedua telingaku, lalu mulai memilih lagu yang sedang ingin kudengar. Kemudian aku mengambil novel yang ceritanya hampir selesai kubaca.
.......
Setelah tersiksa didalam pesawat selama belasan jam, akhirnya kami sampai di Bandara Internasional Los Angeles (LAX). Bangtan keluar bandara melalui private exit untuk menghindari para fans juga pers yang aku yakin sudah menunggu mereka sedari tadi, sedangkan kami keluar melalui pintu normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)
Teen Fiction"Aku pikir, ini cinta, tapi ternyata setelah kuteliti lagi, ini hanya obsesi biasa. Memang ternyata, hubungan seorang penggemar dengan idolanya harusnya sejauh bintang dengan bumi saja, tidak perlu menjadi lebih dekat, seperti manusia dengan nadinya...