"Karna matcha latte tidak akan pernah bisa mengecewakanku, tapi kamu bisa."-Mutiara
"Eo, Jimin-ah!"
Park Hima, yang entah datang darimana, tiba-tiba memanggil Park Jimin yang berjalan disebelahku sedari tadi. Matanya membulat, persis seperti anjing kecil yang sedang bertemu pemiliknya, menggemaskan.
Park Jimin sontak melambaikan tangannya kearah Hima, kemudian mengisyaratkannya untuk datang mendekat kearah tempat kami berdiri saat ini. Demi Tuhan, dari sekian banyak orang yang ada di taman Vondel ini, kenapa harus Park Hima yang bertemu kami?
"Kebetulan sekali aku bertemu denganmu disini, kukira kau sedang tidur atau semacamnya" ujar Hima
Park Jimin tersenyum, "Amsterdam terlalu indah untuk hanya dijadikan tempat untuk tidur" jawabnya.
Aku melepaskan genggaman tangan kami, kemudian menyembunyikannya disaku mantelku. Park Hima kemudian menatapku lekat, "ah, kau Mutiara kan? Make-up artist yang berasal dari Indonesia itu? Bang PD banyak membicarakan tentangmu" katanya.
Aku tersenyum, "iya, aku Mutiara, senang bertemu denganmu" jawabku.
Park Hima ikut menyunggingkan senyumnya, "sedang apa kalian disini? Apa hanya berdua saja?" Tanyanya
Aku dengan cepat menjawabnya, "Tidak, para member yang lain juga ada, hanya saja kami kehilangan mereka" jawabku berbohong.
Tentu saja aku tidak bisa memberi taunya bahwa dia baru saja hadir ditengah-tengah kencanku dengan Park Jimin bukan? Itu gila.
Park Hima mengangguk, "ah, begitu, rupanya" jawabnya lagi.
"Kau datang darimana? Sedang apa disini?" Tanya Park Jimin kemudian
Hima menatap iris mata Jimin dengan lekat, "aku hanya sedang mencari angin, ah iya, aku baru ingat aku sedang ingin coklat panas yang kau belikan untukku kemarin malam, bisakah kau membawaku kesana?" Pintanya dengan mata berbinar
Park Jimin tampak kebingungan, sedangkan aku dengan cepat menundukkan kepalaku karna tau apa yang sebentar lagi akan terjadi, "bisa, tapi," omongannya terpotong begitu saja
Park Hima menggenggam lengan Park Jimin kemudian menggoyang-goyangkannya, merajuk, seperti seorang anak kecil, "oh ayolah kumohon" pintanya lagi
Park Jimin menatapku, seakan meminta jawabanku tentang hal itu, sedangkan aku memilih diam.
"Geurae, kajja" jawabnya.
Aku tidak terkejut dengan jawabannya, karna aku sudah menduganya sedari tadi. Aku menghela nafas dalam, kemudian menatapnya yang kini sedang fokus memperhatikan Hima.
"Kau mau ikut? Mereka juga menjual matcha latte yang enak disana" ajak Park Jimin padaku
Aku menggeleng lemah, "aniya, aku mau pulang saja, sudah larut, aku mengantuk, kalian pergilah" jawabku
Dia menatapku, "tidak biasanya kau menolak ajakanku untuk minum matcha latte, lagipula, aku yang mengajakmu kesini, jadi aku yang harus mengantarmu pulang, ayolah, ikut saja, ya?" Pintanya padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)
Teen Fiction"Aku pikir, ini cinta, tapi ternyata setelah kuteliti lagi, ini hanya obsesi biasa. Memang ternyata, hubungan seorang penggemar dengan idolanya harusnya sejauh bintang dengan bumi saja, tidak perlu menjadi lebih dekat, seperti manusia dengan nadinya...