"Akan selalu ada cara, asalkan kamu tetap percaya"
"..... but i still want you"
Suara lembut Jungkook dalam lagu the truth untold mengalun lembut dari speaker salon yang kemudian diterima baik oleh telingaku. Aku menatap jam dinding, sudah pukul 05:00 sore, waktunya untuk menutup salon dan segera pulang.
Setelah membereskan salon bersama dua karyawan lain, aku segera membereskan barangku untuk bersiap pulang.
"Besok jangan lupa kita ada meeting jam 08:00 pagi ya Ra, jangan telat" ucap Kim Hye Jin, sang owner salon mengingatkan
Aku meletakan tanganku diatas alis, memperagakan sikap hormat, "Siap mba!" Jawabku.
Mba Hye Jin tersenyum menatapku, "Yaudah hati-hati dijalan ya Ra" katanya.
Aku Mutiara, Mutiara Kusuma Dewi lengkapnya, gadis asal solo yang berdomisili di Jakarta, aku lulus sekolah kecantikan 2 tahun lalu, berprofesi sebagai make up artist yang akhirnya diterima bekerja disebuah salon cukup ternama di Jakarta.
Yang tadi itu Kim Hye Jin, bos sekaligus owner disalon yang sudah menaungiku selama 2 tahun ini, gadis asal Busan itu sudah 3 tahun di Jakarta, makanya bahasa Indonesianya sudah sangat lancar meski masih sulit dimengerti karna aksen Koreanya yang kental. Karna bekerja dengannya, aku juga jadi ketularan bisa bahasa Korea, mba Hye Jin yang mengajariku, katanya itu penting, karna kami memang punya banyak pelanggan orang Korea yang tidak bisa bahasa Indonesia.
Aku berjalan keluar salon, kemudian menyetop sebuah taksi untuk mengantarku pulang. Apartemenku memang tidak terlalu jauh dari salon, hanya butuh 15 menit untuk sampai jika aku naik taksi seperti ini.
Aku membayar argo taksi kemudian berjalan masuk kearah apartemenku, hari ini rasanya aku lelah sekali. Maklum, kami dapat banyak sekali pelanggan hari ini, dan beberapa karyawan kami sedang cuti, hanya aku, mba Hye Jin dan kedua karyawan lain yang menangani semua pelanggan disalon hari ini.
Aku membaringkan tubuhku dikasur, rasanya nyaman dapat mengistirahatkan pundakku setelah seharian bekerja, kakiku juga sudah sangat lelah karna berdiri dan berjalan kesana kemari saat disalon tadi. Beberapa saat kemudian aku bangkit, berjalan kedapur lalu menyeduh secangkir matcha latte kesukaanku, minuman ini selalu bisa membutku merasa lebih baik setelah seharian bekerja.
Kemudian aku berjalan kearah tv, aku menyambar remote tv yang ada dimeja, kemudian memilih aplikasi youtube, memasukan keyword video yang ingin ku tonton, lalu meletakkan remote nya disebelahku.
Video Silver Spoon- BTS ( dance practice ) menjadi pilihan video yang ingin aku tonton, sesaat kemudian videonya mulai berjalan dan menmpilkan 7 pria yang menari sesuai irama lagu yang juga mereka lantunkan, mereka menari penuh semangat, tampak menikmati setiap gerakan yang mereka lakukan, sesekali mereka saling bercanda satu sama lain, membuatku semakin ingin tersenyum selama menonton.
Tujuh pria itu selalu bisa membuatku lupa sejenak akan dunia, terutama pria tinggi dengan balutan kaus putih dan celana jeans, lengkap dengan jaket jeans panjang yang dia kenakan, membuatnya semakin terlihat tampan. Sayang, dia menutupi wajahnya dengan topi kali ini.
Namanya Park Jimin, salah satu personil Bangtan Songyeondan, boygrup yang bernaung dibawah asuhan Bighit Entertaiment, boygroup yang sudah memikat hatiku dari 5 tahun lalu. Aku mulai mengagumi mereka dari saat umurku 16 tahun, sejak saat itu juga aku jatuh hati pada Park Jimin, seakan dia memang bintang yang paling indah diantara semua bintang yang menghiasi langit malam, bintang yang terlalu indah, terlalu jauh, dan terlalu sulit untuk dapat tergapai lenganku.
Aku selalu bermimpi untuk suatu saat dapat bertemu dengannya tanpa perantara media apapun, mimpi yang cukup mustahil untuk terjadi memang, namun tidak ada salahnya punya mimpi bukan? Selagi kamu tau batas dalam menaruh harap, kamu tidak perlu takut terjatuh terlalu dalam.
Beberapa saat kemudian, layar ponselku menyala, menampilkan satu notifikasi dari akun twitter milikku, aku menyambar ponselku yang sedari tadi aku letakan dimeja didepanku. Notifikasi itu berasal dari akun fanbase BTS, memberi informasi bahwa sebentar lagi BTS akan menggelar world tour mereka.
Aku menghela nafas panjang, "lagi lagi gabisa nonton, kapan sih bisa ketemu kalian? Sekali aja" ucapku mengeluh.
Aku segera meletakkan ponselku kembali ke meja didepanku, lama-lama melihat info soal world tour mereka akan semakin membuat mood ku buruk, jadi aku memutuskan untuk pergi mandi lalu segera mengerjakan dokumen dokumen penting yang belum sempat aku selesaikan, mba Hye Jin pasti akan menagihnya padaku besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)
Teen Fiction"Aku pikir, ini cinta, tapi ternyata setelah kuteliti lagi, ini hanya obsesi biasa. Memang ternyata, hubungan seorang penggemar dengan idolanya harusnya sejauh bintang dengan bumi saja, tidak perlu menjadi lebih dekat, seperti manusia dengan nadinya...