"I love your sweetness more than my dessert"
Hari ini hari terakhir Bangtan menggelar konser dikota hangat yang menyimpan sejuta cerita, Seoul, Korea Selatan.
Setelah ini, mereka baru akan menggelar Love Yourself World Tour America mereka yang akan diawali dengan menggelar konser di kota Los Angeles, Amerika Serikat selama 3 hari pula.
Walaupun konser baru dimulai sore nanti, namun kesibukan di back stage sudah terjadi sejak pagi tadi. Bangtan sibuk melatih suara dan gerakan mereka untuk memastikan bahwa semuanya sudah sempurna, sedangkan semua crue dan staff sibuk menyiapkan segala keperluan konser hari ini. Sound, lighting, stage, hingga pagar pengaman semuanya dicheck kembali agar tidak terjadi kendala saat konser nanti.
Semua orang tampak bersemangat kecuali aku, demam masih menyerang tubuhku hingga hari ini. Semalam, bahkan aku tidak bisa tidur karna kepalaku rasanya sakit sekali, alhasil kantung mataku menghitam saat aku bangun tadi pagi. Untung saja aku bisa menutupinya dengan polesan make up tipis, sehingga orang-orang tidak menyadari wajahku yang sudah tampak kelelahan. Aku memakai masker saat datang ke lokasi konser hari ini, selain untuk mencegah semua orang tertular demam, juga karna bibirku masih terlalu pucat walau sudah aku coba tutupi menggunakan liptint.
Tubuhku lemas, ingin sekali rasanya aku tidur seharian diranjang hari ini, namun apa daya? Pekerjaan tetaplah pekerjaan.
Park Jimin sudah selesai mengganti bajunya dengan kaus putih bertuliskan 'love yourself' dan celana jeans hitam, lengkap dengan sepatu hitam favoritnya. Dia melangkahkan kakinya kearahku, "annyeong Ara-ah" sapanya hangat.
Senyumku merekah, "annyeong Jimin-ah, duduklah" jawabku. Jimin langsung duduk dikursi yang sudah disediakan, kemudian dia mendongakan kepalanya sambil menatapku bingung, tampak menyadari ada yang berbeda dari penampilanku hari ini, "waeyo Jimin-ah?" Tanyaku heran.
Dia meraih tanganku pelan, lalu menggenggamnya lembut, dia tampak cemas, "Ara-ya gwaenchanha? Kau tidak terlihat baik" tanyanya padaku.
Tanganya begitu hangat, tatapannya begitu lembut, hatiku meleleh seketika, pipiku pasti memerah sekarang, kuharap dia tidak menyadarinya. "Na gwaenchanha Jimin-ah, aku hanya kurang istirahat" jawabku menenangkan.
Dia mengusap lenganku perlahan, masih dengan tatapan cemasnya, dia bangkit dari duduknya, lalu menaruh punggung tangannya dipelipisku, "Suhu tubuhmu tidak normal, sepertinya kau demam, artinya kau tidak baik-baik saja Mutiara" ucapnya sedikit kesal. "Kau tidak seharusnya ada disini sekarang, harusnya kau sedang berbaring diranjangmu" katanya lagi.
Percayalah Park Jimin, aku sangat ingin berbaring sekarang jika saja aku bisa
Aku sedang tersenyum lebar dibalik maskerku sekarang, sepertinya dia tidak menyadarinya. Aku menarik kursi yang tadi diduduki oleh Jimin, lalu menyuruhnya duduk. "Na jjinja gwaenchanha Jimin-ah, sekarang kau harus duduk diam, atau aku tidak akan bisa menyelesaikan riasan wajahmu tepat waktu" kataku.
Dia tampak sedikit kesal, dia mengalihkan wajahnya pada cermin didepannya sambil melepaskan genggaman tangannya dariku. "Arraseo, tapi sakitmu tidak boleh makin parah, makanlah yang benar, tidur yang cukup, dan kau harus meminum obatmu arraseo?!" Katanya memerintah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)
Novela Juvenil"Aku pikir, ini cinta, tapi ternyata setelah kuteliti lagi, ini hanya obsesi biasa. Memang ternyata, hubungan seorang penggemar dengan idolanya harusnya sejauh bintang dengan bumi saja, tidak perlu menjadi lebih dekat, seperti manusia dengan nadinya...