Eighth.

190 22 6
                                    

"Kamu adalah objek terbaik dari sekian banyak khayalan yang aku simpan dalam pikiran"

Setelah berkendara selama 1 jam, akhirnya aku dan mba Hye Jin sudah sampai diapartemen. Kami berdua langsung merebahkan tubuh kami disofa, rasanya nyaman sekali bisa bersantai sejenak setelah lelah bekerja seharian. Aku menutup mataku sebentar, mengingat kembali kejadian hari ini, rasanya menyenangkan bisa bekerja sama dengan Bangtan. Melihat mereka secara langsung, mendengar tawa mereka tanpa media apapun, membuat pekerjaan ini lebih menyenangkan dari yang ku bayangkan.

Aku beranjak dari sofa kemudian berjalan pelan menuju dapur untuk menyeduh secangkir matcha latte dan cappucino latte untuk mba Hye Jin. Secangkir minuman favorit selalu bisa membuatmu kembali merasa baik setelah melewati hari yang berat. Setelah jadi, aku kembali menghampiri mba Hye Jin yang masih betah merebahkan tubuhnya disofa.

Aku menyalakan TV untuk membuat suasana apartemen menjadi tidak terlalu sepi, drama tengah malam menjadi pilihan acaranya yang ingin ku tonton malam ini.

Sedang asik menonton, tiba-tiba ponselku berbunyi, layarnya menampilkan sebuah notifikasi dari aplikasi kakaotalk ku. Nama yang tidak ku kenal, seingatku, aku tidak memberikan akun kakaotalk ku kepada siapapun kecuali orang orang yang memang kukenal baik, jadi orang ini dapat kakaotalk ku darimana?

'Annyeong Ara-ssi!☺️' ucap sebuah akun kakaotalk bernama Chimin.

'Mianhae, apa aku mengenalmu?' Balasku.

'Ah mian, ini aku Park Jimin' balasnya.

Demi apapun.

Demi semua dewa yang ada dimuka bumi.

Demi semua makanan yang Seokjin makan di Jin eat, demi semua lesung pipi yang ada disetiap senyum Namjoon.

Aku benar-benar ingin berteriak sekarang.

Banyak pertanyaan berputar diotakku sekarang, Ada apa dia mengirimiku pesan malam-malam begini? Darimana dia dapat id kakaotalk ku? Apa aku sedang bermimpi? Kenapa dia belum tidur? Bukankah dia harus istirahat? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang tidak satupun aku tanyakan

'Ah Jimin-ssi, waeyo?' Balasku, aku tidak boleh terlihat terlalu bersemangat membalasnya

'Hanya ingin memastikan kau sampai apartemen dengan selamat' katanya. Ini pasti memang mimpi.

'Oh aku baik-baik saja Jimin-ssi, ini sudah malam, kenapa tidak pergi tidur?' Balasku

'Aku baru saja selesai memakan makan malamku, apa kau sudah makan malam?' Tanyanya

'Belum, aku baru saja sampai' Balasku

'Tidak baik melewatkan makan malam dan membiarkan perutmu kosong saat tidur, pastikan kau makan sebelum pergi tidur Ara-ssi' Katanya menasehati, manis sekali. Membuatku semakin ingin meninggikan harap, salahkah?

'Arraseo, Jimin-sshi :)' balasku lagi

'Ara-ssi, berapa umurmu?' Tanyanya

'21 waeyo?' Tanyaku penasaran

'Kalau begitu umur kita tidak terlalu jauh, lalu kenapa kau masih saja memanggilku dengan panggilan Jimin-ssi?'

Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang