"One minute ago you've changed the definition of my happiness"
Beberapa hari berselang, konser Bangtan masih berjalan dengan baik dan lancar. Tidak ada satupun bangku penonton yang kosong terlihat sejauh ini, semua orang yang datang selalu tampak antusias, dan selalu saja ada air mata bahagia setelahnya.
Pemandangan selama dan sehabis konser masih membuatku terpukau seperti hari-hari konser yang lain, segala rasa lelah yang aku dan para crue juga staff yang lain rasakan, rasanya sudah terbayar lunas saat kami melihat wajah-wajah puas dan bahagia saat konser Bangtan selesai diselenggarakan setiap harinya.
Hari terakhir kami di Canada, kami diberi waktu satu hari penuh untuk melakukan apapun yang kami mau. Kami boleh kemana saja, bersama siapa saja, dan melakukan apa saja, sebelum akhirnya kami semua harus kembali terbang meninggalkan negara ini dan melanjutkan World Tour Concert yang sudah kami semua mulai.
Hamilton hari ini terasa lebih sejuk dari biasanya, langit berwarna biru cerah, matahari yang biasanya bersinar dengan sangat berani, hari ini tidak terlalu nampak karna ditutupi oleh beberapa awan yang mengelilinginya. Hawa sejuk dan hembusan angin yang berhembus hangat membuat hari ini menjadi hari yang sempurna untuk melakukan aktivitas diluar ruangan.
Beberapa member pergi berjalan-jalan disekitar Hamilton, berencana membeli beberapa buah tangan untuk mereka bawa pulang ke Korea saat World Tour berakhir nanti katanya. Seokjin bahkan mengajak mba Hye Jin untuk menemaninya, membuat mba Hye Jin bangun pagi sekali hari ini.
Dia berdandan lama sekali, padahal, dia hanya menggunakan riasan wajah natural. Dia mencoba banyak sekali baju yang dia bawa, memilah dan memilih mana baju yang cocok untuk dia kenakan, berulang kali. Dia bahkan memaksaku bangun hanya untuk memberinya saran baju apa yang cocok untuk dia pakai hari ini, lucu sekaligus menjengkelkan.
Park Jimin mengajakku pergi kesuatu tempat yang aku tidak tau hari ini. Dia mengabariku pada siang hari, aku panik tentu saja, karna dia hanya memberiku waktu tiga puluh menit untuk bersiap-siap, waktu yang tidak mungkin bisa cukup untuk beberapa wanita jika diminta untuk bersiap-siap untuk kencan pertama.
Ah, aniya, ini bukan kecan pertamaku, bukan, ini hanya jalan-jalan biasa.
Setidaknya itulah yang selalu aku tegaskan pada diriku sendiri. Daripada menyebutnya kencan, aku lebih senang menyebutnya sebagai jalan-jalan biasa, lebih membuatku tenang dan meredakan sebagian dari rasa gugupku setiap bertemu dengannya.
Aku berpakaian seperti hari biasanya, oversize hoodie berwarna ungu pastel kupadukan dengan celana skinny jeans hitam dan sepasang sepatu vans hitam yang sering kupakai saat pergi bekerja. Kupoles wajahku dengan riasan tipis, rambut hitam panjang sebahu yang ujungnya sudah kubuat keriting, kubiarkan tergerai, tak lupa, kubawa sebuah tas ransel kecil berwarna hitam untuk membawa beberapa barangku, dengan begini, aku sudah siap untuk pergi.
Setelah merapikan kamarku yang sudah kembali berantakan karna kehebohan mba Hye Jin pagi tadi dan memastikan penampilanku sudah cukup baik, aku berjalan menuju pintu kamar untuk bersiap pergi.
Baru saja membuka pintu, pemandangan seorang pria tinggi dengan balutan oversize hoodie hitam juga celana dan sepatu yang sama persis denganku adalah pemandangan yang pertama kali kulihat. Dia tersenyum manis, dengan kedua lengan yang dia masukan kedalam kedua sisi saku hoodie yang dia pakai dia menyapaku, "annyeong" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)
Teen Fiction"Aku pikir, ini cinta, tapi ternyata setelah kuteliti lagi, ini hanya obsesi biasa. Memang ternyata, hubungan seorang penggemar dengan idolanya harusnya sejauh bintang dengan bumi saja, tidak perlu menjadi lebih dekat, seperti manusia dengan nadinya...