"I really wanna hug you so tight if i could, sadly, i couldn't"
Perjalanan dari Los Angeles menuju Oakland, California, hanya memakan waktu 1 jam 20 menit jika ditempuh menggunakan pesawat. Para crue dan staff pergi secara terpisah dengan Bangtan, Kami para crue dan staff tetap menggunakan penerbangan dengan pesawat seperti biasa, sedangkan Bangtan berangkat menggunakan jet pribadi mereka. Lagi-lagi alasannya untuk kenyamanan mereka tentunya.
Baguslah, jadi aku tidak perlu berlama-lama menenangkan hatiku yang selalu saja tidak bisa tenang setiap kali aku bertemu dengan Park Jimin.
Kami akan tinggal selama 2 hari karna Bangtan hanya punya satu hari jadwal konser disini. Oracle Arena sudah terlebih dulu disiapkan dari jauh-jauh hari sebelum Bangtan sampai di Oakland, semua kebutuhan konser sudah dilengkapi, stage sudah ditata dengan rapi, Bangtan hanya perlu mempersiapkan diri mereka untuk penampilan mereka nanti.
Tujuan pertama kami setelah sampai di Bandara adalah pergi menuju hotel yang sudah disiapkan, Bangtan akan pergi makan siang dan melakukan work out terlebih dahulu sebelum akhirnya pergi ke Oracle Arena untuk melakukan gladi resik.
...........
Sudah lama sejak aku dan Park Jimin berhenti bicara satu sama lain, namun pikiranku masih saja dipenuhi olehnya. Rasanya dia tidak mau keluar barang sehari dari otakku, setiap ada kesempatan, aku selalu memperhatikan setiap tingkah lakunya, dia tidak menyadarinya tentunya. Aku selalu berusaha dekat dengan para member yang lain, hanya agar punya alasan untuk berlama-lama menatapnya, hanya agar merasa dekat, walaupun kami tetap terhalang sekat.
Tentu saja aku tidak boleh terlihat galau selama bersama mereka, pekerjaan tetaplah pekerjaan, aku harus bisa bersikap seprofesional yang aku bisa. Aku akan selalu tertawa bersama para member lain setelah konser selesai, memberi mereka semangat, juga ucapan selamat setiap kali aku mendapat kabar bahwa mereka kembali memenangkan penghargaan. Aku melakukan hal yang sama pada Park Jimin tentunya, dia tidak boleh tau apa-apa soal perasaanku, biar aku saja yang paham bagaimana rasanya, dia tidak perlu berusaha mengerti semuanya.
Seperti sekarang, para member Bangtan sudah selesai melakukan work out mereka, kami semua berkumpul untuk mendapat makan siang, Namjoon duduk dimejaku bersama mba Hye Jin dan mengajakku diskusi soal lagu terbaru ciptaanya.
Kami mengobrol panjang lebar, sampai tiba-tiba seseorang memanggil namanya, "Namjoon hyung" panggil orang itu.
Dia melangkahkan kakinya kearah kami, Namjoon yang namanya dipanggil sontak menoleh kearah orang tersebut, "eo Jimin-ah waeyo?" Tanyanya.
Jimin melihatku yang sedari tadi duduk disebelah Namjoon, "eo Ara-ssi, annyeong, Hye Jin noona annyeong" sapanya. Ah aku rindu dia memanggilku dengan panggilan yang lebih santai dari ini.
Mba Hye Jin tersenyum kearahnya, "annyeong Jimin-ssi" balasnya, sedangkan aku hanya menyunggingkan senyum tipis.
"Hyung, apa kau melihat kamera polaroidku? Aku lupa dimana terakhir kali aku menaruhnya" katanya pada Namjoon, dasar, kau masih saja seceroboh biasanya, batinku dalam hati. aku hanya bisa menunduk, memainkan makananku selama ia ada didepanku.
Namjoon terlihat berpikir sebentar, mengingat-ngingat sesuatu, "ah sepertinya kau meninggalkannya dikamarku, bukankah kau tadi ke kamarku sebelum kesini? Coba cari diatas meja kerjaku, mungkin ada disana" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)
Novela Juvenil"Aku pikir, ini cinta, tapi ternyata setelah kuteliti lagi, ini hanya obsesi biasa. Memang ternyata, hubungan seorang penggemar dengan idolanya harusnya sejauh bintang dengan bumi saja, tidak perlu menjadi lebih dekat, seperti manusia dengan nadinya...