Nineteenth.

155 19 3
                                    

"Mencintaimu saja sudah salah, apalagi bermimpi memilikimu?- ntsana"

Riuh tepuk tangan kembali terdengar, teriakan demi teriakan yang saling bersaut-sautan kembali memenuhi venue, tangisan demi tangisan kebahagiaan kembali terlihat, satu hari lagi, penampilan Bangtan mampu menghipnotis ribuan orang di Los Angeles.

Para Army yang memenuhi venue masih saja meneriakan satu persatu nama member Bangtan walaupun satu persatu dari mereka sudah mulai kembali ke back stage, seolah mereka meminta semesta untuk mengijinkan mereka bertemu para member Bangtan sebentar lagi.

Seolah seratus lima puluh menit tidak cukup membuat mereka puas menikmati kebersamaan mereka dengan Bangtan, seolah tidak ada kata terlalu lama untuk menghabiskan waktu bersama tujuh pria ajaib yang selalu mampu memikat hati para penggemarnya dalam setiap tingkah laku yang mereka tunjukan.

Back stage kembali sibuk, kami para crue dan staff kembali sibuk membantu Bangtan mengistirahatkan tubuh mereka yang sudah kembali dibanjiri keringat. Kaki yang kram, rasa sakit yang teramat sangat dipunggung dan leher mereka, nafas yang kembali tidak teratur ritmenya, otot yang terasa sangat nyeri, sudah menjadi tontonan kami setiap hari. Melihat mereka kesakitan begini selalu membuatku menerka-nerka, bagaimana bisa mereka bahkan tidak terlihat lelah saat berada diatas sana?

Kami kembali kehotel dua jam kemudian, dan sama sekali tidak ada obrolan antara aku dan Park Jimin hari ini. Tidak ada pesan singkat darinya sejak terakhir kali dia mengirimiku pesan singkat ucapan selamat malam, kami benar-benar sibuk dengan urusan kami masing-masing hari ini.

Mood ku memburuk sejak siang tadi, jadi aku lebih memilih merebahkan tubuhku diranjang saat aku tiba dikamar hotelku. Aku mengecek timeline akun instagram ku, tidak ada yang menarik, kecuali sebuah postingan akun fanbase Bangtan soal seorang idol wanita yang bilang bahwa dia jatuh hati pada Park Jimin.

Karna penasaran, aku memilih untuk membuka postingan tersebut, kubaca kata demi kata yang ada pada kolom deskripsi foto, mencerna setiap kalimat yang ada disana, kemudian membanting ponselku pelan kesamping karna kesal. postingan itu berkata bahwa Park Jimin berkata "daebak" saat mendengar kabar bahwa idol wanita itu jatuh cinta padanya. Sempurna, bahkan sekarang mood ku bertambah buruk.

Begini ya rasanya cemburu tanpa hak batinku dalam hati.

Aku menutup mataku menggunakan lenganku, menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Hari ini terasa lebih berat dibanding biasanya, entah memang karna pekerjaanya, atau karna mood ku saja yang sedang tidak sebaik biasanya.

Pikiranku menerawang, mengingat kejadian kemarin malam, bayangan wajah Park Jimin yang sedang tersenyum manis kembali terngiang diotakku. Semua yang terjadi malam itu kembali terputar jelas, terasa manis namun juga menyakitkan. Sakit karna hanya berjalan sesaat tentunya.

Ingatanku kembali berputar, aku ingat bagaimana aku sangat terpaksa ikut tur ini, aku yang kala itu pergi hanya karna tidak bisa menolak karna tidak enak hati, sampai akhirnya mengikuti tur ini menjadi hal yang selalu aku syukuri setiap hari. Bisa bekerja sama dengan Bangtan memang menyenangkan, membanggakan juga tentunya, namun aku lupa bahwa berdekatan dengan mereka juga bisa berbahaya terhadap perasaanku.

Perasaan yang tadinya hanya sebatas seorang penggemar, lama kelamaan bertumbuh menjadi lebih dari sekedar itu. Perasaan yang tanpa sadar membuatku menaruh espektasi terlalu tinggi terhadap perasaanku sendiri, perasaan yang kutaruh terlalu dalam, yang kemudian membuatku sakit terlalu jauh saat aku tau bahwa kenyataanya tidak seindah itu.

Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang