Mutiara's side story is back you guys!
"Aku udah curiga sejak awal Ra"
Air wajah mba Hye Jin seketika berubah sesaat setelah dia menunjukan padaku sebuah video yang Kim Namjoon kirim. Video yang tidak pernah aku harapkan keberadaanya, video yang benar-benar tidak pernah bisa aku mengerti. Dari sekian banyak orang dibumi, kenapa harus wanita itu biang keladi dari semua hal yang terjadi selama ini?
Video berdurasi kurang dari dua menit itu memperlihatkan Hima—gadis manis penyita waktu Park Jimin—sedang menelepon seseorang yang tidak kuketahui namanya. Di video itu, Hima menjelaskan pada orang diseberang telepon tentang barang apa yang dia inginkan untuk berada dalam paket yang sedang dipersiapkan juga tulisan ancaman apa yang dia mau orang diseberang sana cantumkan kedalam paket tersebut. Setelah selesai, Hima lalu menyebutkan sebuah alamat lengkap dan nama penerima paket tersebut, dan orang itu adalah aku.
Aku menarik nafasku dalam, mencoba mengatur emosiku sebaik mungkin, mencoba berpikir postif tentang apa maksud dari semua ini. "Aku cuma gahabis pikir mba, kenapa harus Hima?" Tanyaku
Mba Hye Jin menggeleng pelan, "nado molla, cuma Hima yang tau alesan dibalik semua yang dia lakuin Ra" jawab mba Hye Jin
"Bahkan kalo alesannya karna Park Jimin, dia harusnya tinggal ngomong, dan aku bakal lepas dia dengan senang hati, tanpa paksaan, gaperlu kaya gini" jawabku gusar
Mba Hye Jin mengusap punggungku dengan gerakan naik turun bertempo lambat, berusaha menenangkanku dari emosi yang sebentar lagi akan meledak keluar. Sesekali, aku memalingkan wajahku pada mba Hye Jin, seolah berusaha mentransfer emosiku saat ini, dan mba Hye Jin, hanya bisa balik menatapku dengan tatapan sendu, seolah berkata "i know how hard it is to be you" padaku.
Ponselku bergetar beberapa menit kemudian, menampilkan sebuah nama kontak yang sudah sejak lama tidak muncul dilayar ponselku.
Bang PD is calling..
Aku menarik napasku dalam, berusaha agar suaraku terdengar setenang mungkin, agar Bang PD tidak menyadari emosiku saat ini. Kusapu tombol berwarna hijau dilayar ponselku kearah kanan, kemudian menempelkan ponselku pada telinga, "Yeoboseyo Bang PD" panggilku
'Ah Mutiara-sshi, annyeonghaseyo, jaljinaesoyo?' Suara Bang PD terdengar dari seberang telepon
"Ne, Bang PD, sudah lama sekali, apa kabarmu baik?,ada apa menelepon? apa ada masalah?" Tanyaku beruntun
'Ah ne, sebenarnya ada yang harus kubicarakan denganmu, aku akan datang ke Indonesia minggu depan, apa kau ada waktu?'
"Ah ne, kalau boleh tau, ada masalah apa?"
'Aku akan menjelaskannya saat kita bertemu, aku akan mengirimkan waktu dan alamat tempatnya, kalau begitu, sampai bertemu minggu depan Mutiara-sshi'
"Ne Bang PD, jeongmal kamsahamnida"
Mba Hye Jin menatapku bingung, seolah menuntutku untuk menjelaskan apa yang baru saja aku bicarakan bersama Bang PD, "katanya Bang PD mau ketemu aku minggu depan" jelasku
Mba Hye Jin hanya ber-oh-ria, "wae? Apa kau membuat masalah sebelum kau pergi? Apa kau terlibat skandal? Apa public mengetahui hubunganmu dengan Park Jimin?" Tanya mba Hye Jin beruntun
Aku mendecak jengkel, "haish, molla, dia ga ngejelasin apa-apa" jawabku
Mba Hye Jin mengangguk, "kalo gitu, aku temenin" ujarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)
Jugendliteratur"Aku pikir, ini cinta, tapi ternyata setelah kuteliti lagi, ini hanya obsesi biasa. Memang ternyata, hubungan seorang penggemar dengan idolanya harusnya sejauh bintang dengan bumi saja, tidak perlu menjadi lebih dekat, seperti manusia dengan nadinya...