"When people ask me why can i fall in love with you, i don't know what to say, cause i'm scared when they know what was i see in you, they'll fall in love with you too"
Setelah memakan waktu satu jam diperjalanan, akhirnya mobil yang kami tumpangi sampai didepan loby hotel. Satu persatu dari kami mulai turun dari mobil dan langsung memasuki hotel menuju kekamar kami masing-masing. Wajah lelah sudah tercetak sangat jelas diwajah kami, beberapa orang bahkan sudah terlihat pucat pasi, seakan memang konser hari ini sudah menguras semua energi yang dia punya.
Aku memasukan lenganku kedalam saku hoodie ku, udara malam ini terasa lebih dingin dari biasanya, hembusan demi hembusan angin mulai menusuk kulitku walau sudah aku lapisi oleh hoodie tebal dan kaus panjang tipis yang kupakai didalamnya.
Meski begitu, langit Texas malam ini terlihat lebih indah, bulan kelihatannya sudah tidak lagi malu untuk menampakkan dirinya, beberapa bintang juga terlihat bertebaran disekelilingnya, walaupun tidak banyak, namun cukup untuk membuat langit malam ini terlihat lebih terang.
Aku dan mba Hye Jin berjalan gontai menuju kamar kami, rasanya kami ingin mencopot kaki kami sekarang juga. Rasa pegal sudah menjalar dari pinggang hingga ujung kakiku, membuatku rasanya tidak lagi mampu untuk hanya sekedar menggerakkanya. Sakit kepala hebat juga sudah menyerang belakang kepalaku sejak tadi, pundakku juga sudah terasa sangat sakit karna membawa beban tas ransel berisi peralatan make up, kesepuluh jemariku juga sudah terasa sangat pegal karna sudah kugerakan seharian, it was such a long day.
Aku menaruh tas bawaanku didepan meja tv dikamar kami saat kami sampai, kulepas sepatu yang sedari tadi terpasang apik dikedua kakiku kemudian menaruhnya didekat ranjang. Mba Hye Jin berjalan lurus menuju kamar mandi, menyambar handuk yang sudah disusun rapi dimeja didinding samping pintu kamar mandi kemudian berteriak nyaring, "Aku mandi duluan ya Ra" katanya.
Aku menoleh sejenak kearahnya kemudian merebahkan tubuhku diranjang, "Ne" jawabku sambil mengangguk lemah.
Aku menutup mataku, perlahan rasa kantukku semakin menyeruak, namun seketika hilang ketika ingatan soal kotak pemberian Park Jimin melintas dipikiranku.
Kurogoh saku hoodieku, aku ingat masih menaruh kotak itu disana, kotak kecil berwarna white matt dengan hiasan sebuah pita kecil berwarna senada diatasnya. Aku merubah posisiku menjadi duduk tegap diatas ranjang, kubuka kotak kecil itu perlahan, kemudian terkejut saat melihat apa yang ada didalamnya.
Sebuah kalung berwarna emas putih berliontinkan huruf LYS, bukan inisial, melainkan singkatan huruf dari slogan yang selama ini sedang dielu-elukan hampir seluruh remaja dihampir seluruh bagian dunia, Love Your Self. Kalung yang tidak terlalu panjang, namun pas untuk dipakai, warnanya yang tidak terlalu mencolok membuat kalung ini terkesan tidak hanya indah, namun juga mewah, cantik.
Aku pernah melihat kalung ini sebelumnya, seingatku, Park Jimin pernah memakainya beberapa kali dibeberapa acara penting yang dia datangi, dia tampak sangat menyayangi kalung ini, lalu, kenapa dia memberikannya padaku sekarang?
Saat sedang asik melamun, ponselku berdenting, sebuah pesan masuk tertera dilayar ponselku, 'sudah melihat isinya?' Tanya Park Jimin melalui pesan itu.
Aku menaruh kembali kalung tersebut kedalam kotak tempatnya berasal, kemudian mengetikkan balasan untuk pesan yang baru saja Park Jimin kirimkan, 'sudah' jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine? [BTS FAN FICTION STORY] (END✔️)
Dla nastolatków"Aku pikir, ini cinta, tapi ternyata setelah kuteliti lagi, ini hanya obsesi biasa. Memang ternyata, hubungan seorang penggemar dengan idolanya harusnya sejauh bintang dengan bumi saja, tidak perlu menjadi lebih dekat, seperti manusia dengan nadinya...