Sabtu pagi ini sangat menegangkan bagi pelajar SMA. Bagaimana tidak? Ini adalah pagi dimana akan diserahkannya hasil belajar mereka selama 1 semester kepada orangtua mereka masing-masing. Do'a dan permohonan terus mereka ucapkan dalam hati, agar nilai mereka diatas rata-rata.
Di SMA Khatulistiwa, pagi ini terlihat ramai tidak seperti hari Sabtu biasanya. Puluhan mobil dan motor berjajar rapi memenuhi parkiran SMA Khatulistiwa yang tergolong luas itu. Tidak hanya para orang tua siswa yang datang pagi ini, namun seluruh siswa juga diwajibkan masuk karena akan ada pengumuman di aula sekolah setelah pembagian raport.
Jam menunjukkan pukul 07.45 pagi berarti 15 menit lagi acara pembagian raport akan segera dimulai. Para orang tua siswa sudah masuk dikelas putra/putrinya masing-masing. Sedangkan para siswa ada yang sudah duduk di aula namun ada juga yang masih berkeliaran di kantin dan taman sekolahan.
Nancy, Yola dan Fany terlihat sedang duduk santai di bangku bawah pohon yang tersedia di taman SMA Khatulistiwa. Dengan tiga botol air mineral dan beberapa makanan ringan yang diletakkan pada meja taman.
"Ini kenapa sih murid-murid disuruh masuk, udah jantung gue deg-degan setengah hidup nunggu hasil raport, malah ditambah penasaran kenapa disuruh masuk!" Celoteh Nancy dengan wajah kesal.
"Sabar, Nan. Kan guru udah bilang kalo ada pengumuman penting." Ucap Yola.
"Liat aja nanti kalo pengumumannya gak penting." Jawab Nancy.
"Terus kalo pengumumannya gak penting lo mau apa?" Tanya Yola.
"Ya tetep mau dengerin lahh." Jawab Nancy yang membuat Yola tertawa, ia kira Nancy akan melakukan hal-hal diluar nalar.
"Eh kemaren lo liat Rey anak kelas 10 IPA 2 gak waktu tampil? Keren ya." Ucap Yola.
"Liat lah. Orang temen lo itu sampai gak kedip liatnya." Jawab Nancy sambil melirik Fany yang sedari tadi diam sambil membaca novel.
"DEMI APA?!" Teriak Yola histeris.
"Berisik lo!!" Ucap Fany sambil menatap tajam Yola.
"Hehehe... Sori, Fan." Jawab Yola sambil cengengesan.
"Btw, Sherin kemaren juga bagus penampilannya." Ucap Nancy tiba-tiba, membuat Yola yang sedang minum tersedak dan Fany mendongakkan kepalanya.
"Uhukk--.. Uhukk-.... Lo tadi bilang apa?!" Tanya Yola.
"Kenapa emang?" Jawab Nancy balik bertanya.
"Lo muji Sherin?" Tanya Yola memastikan bahwa pendengarannya tidak salah dan telinganya tidak bermasalah.
"Lahh iyaa... Emang salah?" Tanya Nancy sambil membuka salah satu bungkus makanan ringan yang ada didepannya.
"Yaaa... Enggak.. Tapi tumben aja gitu.. Soalnya kan hubungan lo sama Sherin bisa dibilang gak baik." Ucap Yola lalu mengambil makanan ringan yang sudah dibuka Nancy.
"Jujur nih ya.. Gue sebenernya gak pengen musuhan sama Sherin. Toh yang dipermasalahkan antara gue sama Sherin tuh gak guna gitu, Masa cuma gara-gara gue cemburu dan ngira dia suka sama Aksa yang notabene-nya bukan siapa-siapa gue, kan?" Ucap Nancy lalu menatap kedua temannya. Fany dan Yola pun mengangguk menyetujuinya.
"Gue pengen minta maaf sebenernya tapi, ya.. Gue bingung caranya gimana." Ucap Nancy lagi.
"Gue seneng lo sama Sherin temenan." Ucap Fany tiba-tiba.
"Gue juga, banyak teman banyak saudara." Ucap Yola menyetujui ucapan Fany tadi.
"Gue juga pengen temenan sama dia, tapi gue bingung gimana cara minta maaf sama dia." Ucap Nancy.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us [COMPLETED]
Fiksi Remaja[END] ------------------------------------------------ Apa jadinya jika dua orang yang sebelumnya adalah musuh bebuyutan menjadi teman atau bahkan sahabat? Dan bagaimana jika beberapa orang yang sebelumnya tidak saling mengenal menjadi satu? Pernah...