"Gue pamit ya, jangan lupain gue kalian!" Ucap Micha kepada teman-temannya.
Saat ini Micha, teman-teman dan orang tuanya sedang berada di bandara untuk mengantarkan Micha yang akan berangkat ke Australia.
"Iye iye, udah pergi sono!" Usir Bara.
"Yaudah, kalian baik-baik disini. Pokoknya gue balik harus udah ada yang nikah." Ucap Micha yang membuat teman-temannya tertawa.
Setelah berpamitan kepada orang tuanya dan teman-temannya, Micha pun segera berjalan meninggalkan mereka karena pesawat yang ia naiki akan segera lepas landas.
"Udah yok, balik. Kita doain semoga Micha selamat sampai tujuan." Ucap Rey.
"Aamiin!" Sahut teman-temannya yang lain. Mereka pun berpamitan pulang kepada orang tua Micha.
"Lo mau kuliah dimana, Bar?" Tanya Sherin kepada Bara yang berjalan disampingnya.
"Bandung rencananya." Jawab Bara.
"Oh, semoga sukses." Jawab Sherin lagi-lagi dengan kebohongannya.
Jauh di dalam hati, Sherin sebenarnya tidak ingin jauh dari Bara. Namun ini demi masa depan orang yang ia sayangi kan? Jadi lagi-lagi Sherin harus menerimanya.
***
Saat ini Asique sedang berkumpul di rumah Caca. Mereka akan menghabiskan waktu untuk menonton film, curhat-curhatan, dan ngemil bareng.
"Lo kenapa sih, Sher?" Tanya Rena.
"Iya, dari tadi diem mulu." Sahut Yola yang menyadari perubahan sikap Sherin semenjak pulang dari bandara tadi.
"Sher!" Panggil Keyla sambil menepuk bahu Sherin.
"Eh, a-apa?" Tanya Sherin setelah tersadar dari lamunannya.
"Lo kenapa?" Tanya Caca.
"Eh, gapapa kok." Jawab Sherin dengan senyum di bibirnya.
"Senyum lo palsu!" Ucap Fany.
"Lo kenapa sih, Sher? Kalo ada masalah, ceritalah sama kita-kita." Ucap Nancy yang membuat Sherin menggelar nafas pelan.
"Bara tadi bilang mau kuliah ke Bandung." Ucap Sherin.
"Ya bagus dong." Jawab Yola dan Keyla bersamaan.
"Terus?" Tanya Caca dan Fany bersamaan.
"Gue ngerasa gak rela aja dia pergi." Jawab Sherin.
"Karna sampai sekarang lo belum dikasih kepastian?" Tepat sekali, ucapan dari Caca ini mampu membuat Sherin mendongak lalu menatapnya.
"Iya kan? Bener kata Caca?" Tanya Fany.
Sherin pun kembali menunduk lalu menganggukkan pelan kepalanya.
"Sher, gue tau rasanya nunggu itu emang bener-bener gak enak. Gue tau posisi lo ini serba salah. Lo pengen nahan dia, tapi lo bukan siapa-siapanya. Sedangkan kalo lo biarin dia pergi, hati lo juga gak rela." Ucap Rena.
"Sabar ya, Sher. Kalo lo sama Bara emang jodoh, gimana pun caranya, Tuhan bakal pertemuin lo sama dia lagi." Ucap Nancy.
"Jangan gini terus, semangat dong!" Ujar Yola sambil mengangkat kepalan tangan kanannya ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us [COMPLETED]
Fiksi Remaja[END] ------------------------------------------------ Apa jadinya jika dua orang yang sebelumnya adalah musuh bebuyutan menjadi teman atau bahkan sahabat? Dan bagaimana jika beberapa orang yang sebelumnya tidak saling mengenal menjadi satu? Pernah...