Sore ini tim basket SMA Khatulistiwa melakukan latihan. Mereka terlihat sedang berbaris untuk pemanasan. Rey dan Fany maju kedepan untuk memimpin pemanasan. Setelah cukup, mereka pun mulai berlatih basket.
Pukul 5 sore mereka memutuskan untuk mengakhiri latihan. Sebagian dari mereka sudah beranjak untuk berganti pakaian namun masih ada juga yang beristirahat dipinggir lapangan.
Fany keluar dari toilet setelah mengganti pakaiannya. Ia berjalan menuju gerbang SMA Khatulistiwa dan berniat untuk menunggu taksi.
20 menit sudah berlalu, langit terlihat semakin gelap, matahari sudah menyembunyikan sinarnya dan angin yang berhembus semakin terasa dingin. Fany mengambil ponsel dari saku celananya, mencoba untuk menghidupkan, namun ternyata baterai ponselnya habis. Fany merutuki dirinya sendiri yang tadi pagi tidak menaiki motornya saja menuju sekolahan.
"Fan?" Panggil seseorang yang membuat Fany menoleh kebelakang, ia menemukan Rey yang tengah berdiri disana.
"Hm?" Jawab Fany.
"Belum pulang?" Tanya Rey.
"Kalo udah, gue gak bakal ngabisin waktu kek orang hilang disini." Jawab Fany datar.
"Tunggu bentar." Ucap Rey lalu pergi meninggalkan Fany.
Fany masih berdiri sambil menggosok kedua lengannya yang terasa dingin. Tak lama kemudian Rey datang dengan menaiki motornya. Ia melepaskan jaket yang ia pakai, lalu menyodorkannya kepada Fany. Fany yang tidak paham pun menatap Rey dengan tatapan bertanya.
"Pake. Gue tau lo kedinginan." Jawab Rey. Fany pun menerima jaket Rey lalu memakainya.
"Makasih." Ucap Fany.
"Iya. Ayo naik, gue anter." Ujar Rey. Namun Fany masih tetap berdiri ditempatnya.
"Naik, Fan." Ucap Rey lagi. Fany pun mengangguk lalu menaiki motor Rey.
Setelah itu, Rey melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata menuju rumah Fany. 15 menit berlalu dan kini mereka sudah sampai dihalaman rumah Fany.
"Makasih." Ucap Fany setelah turun dari motor Rey.
"Sama-sama." Jawab Rey sambil melepas helmnya.
"Masuk dulu." Ajak Fany.
"Gue lang-"
"KAKAKK!!!!!!" Ucapan Rey terpotong karena teriakan seorang anak kecil yang berlari dari dalam rumah menghampiri Fany.
"Hey!! Kok keluar hm?" Tanya Fany sambil mengelus rambut anak itu.
"Liat kakak udah pulang. Yaudah Ely tulun." Jawab anak itu dengan suara cadelnya.
"Adek lo?" Tanya Rey.
"Iya. Namanya Sherly." Jawab Fany.
"Haii, Sherly!!" Sapa Rey sambil melambaikan tangannya.
"Ayo kak masuk. Ayo!!" Bukannya menjawab, Sherly malah langsung menarik tangan Rey dan mengajaknya masuk kedalam rumah. Rey pun turun dari motornya lalu mengikuti Sherly dan meninggalkan Fany yang masih diluar rumah.
"Kakaknya siapa sih?" Gumam Fany lalu ikut masuk kedalam rumahnya.
"MAMAAA!!!! MAMA!! LIAT ELY BAWA SIAPA!" Teriak Sherly di ruang tengah.
"Sherly cantik, gausah teriak-teriak dong," Ucap mama Sherly yang juga mama dari Fany.
"Iya iya. Liat, Ely bawa kakak ganteng." Ucap Sherly kepada mamanya.
"Ganteng apaan." Sahut Fany yang baru saja sampai, lalu berdiri disamping Rey.
"Awas lo." Gumam Rey yang bisa didengar Fany.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us [COMPLETED]
Fiksi Remaja[END] ------------------------------------------------ Apa jadinya jika dua orang yang sebelumnya adalah musuh bebuyutan menjadi teman atau bahkan sahabat? Dan bagaimana jika beberapa orang yang sebelumnya tidak saling mengenal menjadi satu? Pernah...