43.

22 5 3
                                    

Malam ini adalah malam perpisahan kelas 12 SMA Khatulistiwa. Acara malam ini bisa dikatakan lebih meriah daripada tahun kemarin. Seluruh guru dan siswa siswi SMA Khatulistiwa sudah berkumpul di aula yang sudah di hias oleh panitia pelaksana.

Asique dan Rey cs duduk menjadi satu di meja yang berada ditengah-tengah aula. Didepan sana sudah ada panggung yang digunakan untuk pembawa acara, pemberi sambutan dan juga hiburan.

"Kak Rey selamat ya atas kelulusannya!!" Ucap Sandra yang tiba-tiba datang bersama kedua temannya.

"Hm, makasih." Jawab Rey.

Ya, semenjak Rey cs baikan dengan Asique. Baikan ya, baikan. Bukan balikan. Oke lanjut. Semenjak saat itu sikap Rey cs terhadap Sandra cs berubah. Rey sudah menjelaskan kepada Sandra bahwa ia mendekati Sandra karena dia tidak ingin Sandra mengganggu hubungannya dengan Fany dan juga persahabatannya dengan yang teman-temannya yang lain. Namun sampai saat ini, Sandra masih saja berusaha mendekatinya. Begitu juga dengan Cindy yang tetap berusaha mendekati Aldo.

"Udah kalian pergi aja ya, kita mau ngabisin waktu bareng sebelum pisah." Usir Evan secara halus.

Raut wajah Sandra yang tadi sumringah pun seketika berubah menjadi kesal. Ia segera pergi sambil menghentakkan kakinya, diikuti Cindy dan Via dibelakangnya.

"Udah, sekarang gausah peduliin mereka. Kita nikmatin aja malam ini." Ucap Rena.

Mereka pun kembali berbincang dan sesekali bercanda sampai tawa mereka pecah dan meja yang mereka tempati pun menjadi pusat perhatian.

Acara berlangsung sangat seru dan meriah, sampai akhirnya kini tepat pukul 10 malam acara tersebut berakhir. Para siswa siswi dan guru pun mulai meninggalkan aula dan juga sekolah untuk kembali pulang kerumah mereka masing-masing, begitu juga dengan Asique dan Rey cs.

***

"Nico!!" Panggil mama Nico dari lantai bawah.

Nico yang sedang menghabiskan waktu paginya dengan berbaring di kasurnya sambil fokus memainkan game pun segera turun dari lantai atas untuk menemui mamanya yang terlihat duduk santai diruang tengah bersama papanya.

"Apa ma?" Tanya Nico setelah sampai diruang tengah dan duduk di samping mamanya.

"Game-nya dihentiin dulu dong, sayang. Mama sama papa mau bicara penting." Ucap mamanya.

Sebagai anak yang berbakti, Nico pun menuruti apa kata mamanya. Ia mem-pause game yang sedang ia mainkan, lalu ia mematikan ponselnya dan meletakkannya di meja.

"Nico, papa rasa ini sudah saatnya kamu bertemu dengan anak teman papa." Ucap papanya membuka pembicaraan.

"Maksud papa?" Tanya Nico.

"Nanti kita makan malam bersama dengan keluarga temen papa. Yang anaknya mau dijodohin sama kamu." Bukan papanya, namun kali ini mamanya yang menjelaskan kepada Nico.

"Ma, Pa. Nico baru kemarin lulus. Masa udah mau dijodoh-jodohin. Kan papa bilang nunggu Nico lulus kuliah." Jawab Nico.

"Iya, Nico. Tapi kan besok hanya pertemuan. Agar kalian berdua bisa saling mengenal." jelas papanya.

Nico hanya membuang nafasnya kasar. Rasanya bagaimanapun cara dia menolak, pasti orang tuanya tetap memaksa. Akhirnya Nico pun hanya mengangguk pasrah lalu ia mengambil ponselnya dan berjalan menuju kamar.

About Us [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang