Sore ini Rena sedang duduk di kursi depan rumahnya sambil melihat kendaraan yang sesekali berlalu lalang di jalan komplek perumahannya. Gadis itu baru saja selesai menyapu lantai rumahnya yang sebenarnya sudah bersih, namun tetap saja menyapunya.
Tak lama kemudian ponselnya yang diletakkan di meja sampingnya itupun berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Rena melihat sekilas, membaca nama yang tertera disana. Setelah itu ia menggeser tombol warna hijau di layar ponselnya.
"Assalamu'alaikum, Nan. Ada apa?" Tanya Rena kepada Nancy yang tiba-tiba meneleponnya.
"Waalaikumsalam. Lo sekarang dimana, Ren?" Tanya Nancy balik.
"Ditanya malah balik nanya. Gue dirumah emang kenapa?" Tanya Rena.
"Lo siap-siap gih, mungkin bentar lagi Caca jemput lo." Jawab Nancy.
"Lah emang mau kemana?" Tanya Rena dengan alis yang berkerut hampir menyatu.
"Udah pokoknya siap-siap aja. Gausah dandan, gausah pake baju mewah. Wassalamu'alaikum." Jawab sekaligus pamit Nancy.
"Waalaik-"
Tut.. Tut.. Tut..
"kumsalam." Lanjut Rena setelah mendengar sambungan telepon terputus.
"Gak jelas banget sih Nancy. Ngapain coba, bodolah mending siap-siap aja." Ucap Rena kepada dirinya sendiri. Gadis itu pun segera masuk kerumahnya lalu berjalan menurut kamar untuk bersiap-siap.
Tak sampai 10 menit, gadis itu sudah siap dengan kaos lengan panjang berwarna abu-abu dan juga celana jeans berwarna hitam. Bersamaan dengan itu, bel rumahnya berbunyi, mungkin itu Caca. -Batin Rena. Ia pun segera mengambil tas selempang coklatnya yang berisi ponsel dan dompet lalu segera bergegas menemui Caca setelah sebelumnya ia memakai sandal slop abu-abunya, hadiah dari Al.
"Hai, Ca. Mau kemana emang?" Tanya Rena kepada Caca yang berdiri didepan pintu rumahnya.
"Ayo!" Ajak Caca sambil menarik lengan Rena.
"Eh-Eh! Bentar, gue kunci pintu dulu. Gak ada orang dirumah." Jawab Rena lalu segera mengunci pintunya dan memasukkan kunci itu kedalam tasnya. Ia pun mengambil helm-nya yang ada diluar rumah. Aman kok, gak bakal hilang.
Mereka berdua pun segera menuju motor Caca. Setelah memakai helm dan menaiki motor tersebut, Caca pun segera melajukan motornya ke jalanan ibu kota yang mulai dipadati kendaraan karena ini jam pulang kantor.
15 menit kemudian mereka sampai di parkiran sebuah rumah sakit. Rena pun menatap sekitarnya dengan wajah bingung. Setelah turun dari motor dan melepas helm mereka, Caca dan Rena pun berjalan memasuki rumah sakit tersebut.
"Ca, yang sakit siapa?" Tanya Rena sambil melihat bagian dalam rumah sakit itu.
"Nanti tau." Jawab Caca yang berjalan didepan Rena.
Setelah itu tidak ada percakapan lagi antara mereka, sampai akhirnya kedua gadis itu sampai di depan ruang ICU. Disana ada Evan, Nancy, Aldo, dan Riki. Rena menatap mereka semua bingung sampai akhirnya tatapannya berhenti kepada Nancy.
"Ada apa, Nan?" Tanya Rena namun Nancy tak kunjung menjawabnya. Gadis itu beralih menatap Caca.
"Ca, ada apa?" Tanya Rena, namun Caca pun juga enggan membuka mulutnya.
"Kenapa kalian diem? Ada apa?" Tanya Rena lagi.
Rena bertanya kepada Evan, Aldo dan Riki bergantian, namun ketiga laki-laki itu juga sama-sama diam.
"Ada Apa?? Siapa yang sakit?!" Tanya Rena sekali lagi dengan nada meninggi. Perasaannya sudah tidak tenang sekarang, ia tiba-tiba cemas, takut dan khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us [COMPLETED]
Teen Fiction[END] ------------------------------------------------ Apa jadinya jika dua orang yang sebelumnya adalah musuh bebuyutan menjadi teman atau bahkan sahabat? Dan bagaimana jika beberapa orang yang sebelumnya tidak saling mengenal menjadi satu? Pernah...