Mulai dekat?

10.2K 354 3
                                    

"Seandainya ada hari dimana hari itu gue bisa ngerasain gimana kasih sayang orang tua, maka itu adalah hari yang paling berharga buat gue" -Rania syafirah zaiza.

Pagi ini, rania memulai aktivitasnya seperti biasa. Nampaknya ia sudah melupakan kejadian kemarin.

Raniapun memasuki kelasnya dan disapa oleh keempat sahabatnya itu.

"Woy ran kemarin kemana lo? Bolos?" Tanya angel.

"Iyanih ran. Lo udah pinter bolos yee" ucap adel dengan meledek.

"Parah sihh, kayaknya ini udah jadi kebiasaan lo yah?" Ucap Fany tak kalah meledek.

"Bener tuh" ucap Acha.

"Apa-apaan sih lo, gak lah kemarin gue ada urusan mendadak jadi gue harus pergi dulu. Dan gak bisa ke sekolah. Gue gak pinter bolos anjing" ucap rania menjelaskan dan keempat sahabatnya itu mengangguk-angguk paham.

Tiba-tiba ada suara orang yang sangat rania kenal tengah memotong pembicaraan mereka.

"Urusan apa lo ditaman sampai malem gitu?" Ucap orang itu dengan wajah dingin dan tatapan tajam kepada rania.Yah, itu adalah Fachry.

"Ran? Lo kenal ama fachry?" Tanya angel.

"Gak!" Rania langsung pergi meninggalkan teman-temannya. Ia sangat kesal dengan Fachry.


💎💎💎




Dan saat ini, rania berada di rooftop sekolah yang cukup sepi. Dan yah, seketika otaknya memutar otomatis kejadian itu. Ia langsung menangis sejadi-jadinya.

"Lo boleh pinjem bahu gue buat nangis." ucap Fachry. Ia memang membuntuti Rania hingga sampai di rooftop sekolah.

"Lo-lo ngapain disini?" Ucap Rania dengan lirih, ia masih memeluk lututnya.

"Lo gak perlu tau kenapa gue disini, sekarang lo  sandarin kepala lo di bahu gue" ucap Fachry meyakinkan Rania. Dan dibalas anggukan oleh Rania.

"Lo gak niat cerita?" Tanya Fachry dengan menatap rania. Dengan ragu, Rania pun mulai bercerita.

"Gue tuh kesepian rii, orang tua gue terlalu sibuk dan lupa sama gue. Mereka pulang balik Amerika demi pekerjaan. Gue tau mereka emang kerja buat gue tapi gue gak butuh uang Ri, gue butuh kasih sayang. Tiap mereka pulang ke Indo, gue selalu jadi sasaran mereka untuk melapiaskan penat mereka. Iya, mereka nampar gue.

Waktu gue kecil, gue mau diajarin naik sepeda sama orang tua gue tapi yang ajarin gue siapa? Tetangga gue Ri.

Mereka terlalu sibuk sampai lupa kalau putri kecilnya sangat haus akan kasih sayang orang tua. Mereka nanya gue udah makan atau belum gapernah. Mereka gapernah ngerti sama gue.

Lo tau kenapa gue pindah dari Amerika? Karena tiap hari, kalau orang tua gue pulang kerja mereka bakal ngelampiasin itu semua ke gue dan gue capek Ri. Dan, lo tau apa alasan gue bolos kemarin? Kemarin mama gue dateng. Dia nanya gimana sekolah gue disini terus gue jawab seadanya aja. Gue bilang 'sejak kapan mama peduli sama rania?' Entah apa yang salah dari kata-kata gue tapi satu tamparan mendarat lagi Ri. Gue gak sanggup.

Baru kali ini gue cerita sama orang lain, sebelumnya gue gapunya tempat cerita apalagi tempat sandaran kayak gini" tangis Rania pecah. Ia sangat rapuh kali ini. Rania yang sangat angkuh ternyata bisa serapuh ini.

"Jadi ini alasan kenapa warga sekolah bilang kalau lo angkuh?"Tanya Fachry kepada Rania.

"Sekarang gue ngerti kenapa sikap lo selalu dingin ke orang baru, karena lo pasti mikir kalau semua orang itu cuma pura-pura peduli sama lo" lanjutnya.

"Lo juga dingin" balas Rania.

"Gue emang gitu, irit bicara. Lo balik aja ke kelas. Gue mau rapat" ucap fachry dan ingin beranjak tapi dicegah oleh Rania.

"Lo mau rapat apa? Lo anggota osis?" Tanya Rania dan tangannya masih menggenggam tangan Fachry.

"Ketua osis lebih tepatnya." Selesai dengan ucapannya, Fachry pun pergi.

'Ketua osis yang dingin' batin Rania.

   

***



Rania pun masuk kedalam kelasnya.
'Wah mati gue! Udah ada guru bisa kena hukuman gue!' Gumam Rania.

"Assalamualaikum Bu Ani, ini Rania telat masuk kelas soalnya tadi bantuin saya urus keperluan osis bu" ucap Fachry secara tiba-tiba. Entah sejak kapan ia berada disamping Rania.Rania hanya bisa menatap dengan tak percaya. Karena Bu Ani adalah guru killer menurut siswa disini.

"Oh iya kalau begitu silahkan masuk Rania" ucap Bu Ani dengan sangat lembut.

"Gue masuk yah ri, makasih." Bisik Rania.



Kringg..
Bel berbunyi dan waktunya untuk seluruh siswa SMA IBU PERTIWI pulang ke rumah.

"Ran, ntar malam ke club yuk. Seneng-seneng aja lah." Ucap Angel.

"Boleh. Jam berapa?" Tanya Rania.

"Jam 7 malem gue tunggu lo didepan club" ucap Angel dan Rania mengacungkan jempolnya. Karena ke club memang menjadi kebiasaan Rania di Amerika untuk mengisi kekosongannya. Disaat Angel ingin beranjak, langkahnya terhenti saat Rania memanggil namanya.

"Angel"

"Ya? Kenapa?" Tanya Angel bingung.

"Kenapa semua orang takut sama lo?" Tanya rania sangat bingung.

"Katanya sih gue badgirl?" Jawab Angel dengan santainya.

"What? Gue temenan sama badgirl?" Tanya rania dengan nada tinggi.

"Santai aja, gue balik dulu Ran! Bye" Ucap Angel lalu meninggalkan Rania.

Raniapun berjalan ke arah parkiran. Tepat disamping mobilnya ada Fachry.

"Lo pulang bareng siapa?" Tanya Fachry dengan wajah dingin.

"Bareng mobil gue." Ucap Rania dengan tak merasa bersalah.

"Ntar malam lo ma kemana?" Tanya Fachry dengan menaikkan alisnya.

"Gue mau ke club bareng Angel sama yang lainnya. Emang kenapa?" Tanya Rania bingung.

"Oh gitu." Ucap Fachry lalu masuk kedalam mobilnya. Menyebalkan, padahal Rania kira Fachry akan menemaninya.

Cold couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang