Bertemu.

3.5K 149 16
                                    

Seminggu berlalu sejak kejadian itu terjadi. Semua berjalan seperti biasanya, rania dengan sekolahnya, devano dengan urusan kantornya, begitupula dengan fachry dan vania. Hingga saat ini rania masih sering menelfon vania agar ia mau tinggal bersama. Tapi nihil, vania sama sekali tak menjawab telefon rania. Ia menghindar.

Ngomong-ngomong soal operasi orang tua angkat vania, alhamdulillah sekarang mereka sedang dalam masa pemulihan. Vania mengundurkan diri dari kantornya. Ia tak ingin bertemu dengan fachry. Ia tau fachry akan terus memaksanya bertemu dengan adiknya.

Sore ini, fachry dan rania berniat pergi ke rumah vania. Berharap vania akan menerima tawaran rania kali ini. Semoga.



...



Disinilah fachry, berdiri dengan sweater hitam polos dengan celana pendek selutut berwarna putih. Menunggu rania yang sedang bersiap pergi ke rumah vania.

Rania muncul dari balik pintu dengan dress hitam selutut dibalut dengan blazer berwarna cream. Sangat anggun - batin fachry.

"Morning dear." ucap fachry lalu membukakan pintu mobil untuk rania dan mempersilahkan rania masuk.

"Morning too." balas rania dengan senyuman yang sangat manis menurut fachry.

"Udah siap?" tanya fachry sambil menatap rania dengan sangat lekat lalu dibalas anggukan oleh rania.

"Kamu udah makan?" tanya fachry.

"Belom sih, kamu?" jawab rania tanpa melihat ke arah fachry membuat fachry gemas dengan sikap rania yang sangat dingin.

"Kalau ngomong sama orang, orangnya ditatap rania." ucap fachry sambil memegang kedua pipi rania lalu mencubitnya bersamaan.

"Ihh fachry!! apaan ih!! gasuka ah!!" ucap rania dengan mengkerucutkan bibirnya membuat fachry ingin mencubitnya lagi. Tapi kali ini ia harus menahannya, ia takut rania akan marah. kan seram.

"Kamu gemesin sih." ucap fachry.

"Dahlah jangan gombal!! Cepetan kerumah kak vania!!" balas rania dengan tegas.


...

Rumah vania terlihat sangat sederhana. Rania yang melihat ini merasa iba. Ia yang hidup dengan limpahan harta, lalu vania yang hidup dengan seadanya.

"Ran, kok ngelamun? mikirin apa sih?" tanya fachry.

"Nggak kok, yuk masuk" jawab rania lalu berjalan mendahului fachry.

"Assalamualaikum" ucap rania dan fachry bersamaan. Tak lama, muncullah seorang wanita paruh baya yang sangat pucat menurut rania.

"Waalaikumsalam nak, cari siapa?" tanya wanita paruh baya itu.

"Vanianya ada tante?" tanya fachry.

"Oh ada, ayo masuk dulu." jawab wania paruh baya itu dan langsung mempersilahkan fachry dan rania untuk masuk.

Vania keluar dengan wajah suntuknya. Sepertinya ia baru saja bangun. Ia belum melihat dengan jelas siapa yang datang.

"Lo?" ucap vania dengan sangat terkejut.

"Gue kesini cuma nemenin rania buat ngomong sama lo" ucap fachry dengan nada dingin.

"Kenapa?" tanya vania pada rania yang sedari tadi hanya diam.

"Kak vania gak mau balik kerumah?" tanya rania dengan gugup.

"Lo tenang aja. Gue pasti balik, tapi gak sekarang." jawab vania dengan sedikit tersenyum.

"Tapi kapan?" tanya rania lagi.

"Kalau tugas gue udah selesai disini, gue pasti balik kok." jawab rania.

"Yaudah deh kalau gitu, kalau kak vania butuh uang bisa langsung chat gue atau kak vano aja. Kalau kita berdua gak aktif, kakak bisa langsung ke kantor minta sama mananger keuangan disana. Kalau mereka nanya siapa, kak vania bilang aja vania zaiza kakaknya rania." ucap rania panjang lebar dengan nada yang lembut membuat vania dan fachry terkesima mendengarnya.

"Oh ok-oke siap." jawab vania dengan gugup.

Setelah percakapan singkat itu berakhir, fachry dan rania pamit untuk pulang. Mereka berdua memutuskan untuk makan siang bersama.

"Mau makan apa rania?" tanya fachry sambil menatapnya dengan teduh.

"Bubur ayam dipinggir jalan aja, coba cari deh" jawab rania.

"Siap bu rania." balas fachry sambil menggenggam erat tangan rania.

Beruntung hari ini adalah weekend. Jadi fachry dan rania bisa menikmati waktu berdua. Semenjak fachry bekerja mereka jadi jarang bertemu. Rania harus menunggu waktu luang fachry seperti saat ini.

Merekapun sampai di warung bubur ayam yang rania maksud tadi. Ada banyak pelanggan. Ketika fachry dan rania masuk semua mata tertuju pada mereka berdua. Tapi mereka berdua tetap bodoamat dengan keadaan ini.

Mereka memesan dua porsi bubur ayam. Tak lupa dengan es teh kesukaan rania. Mereka makan dengan hening. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Fachry." ucap rania.

"Gak kerasa, aku udah mau UN." lanjut rania.

"Hm? terus?" tanya fachry langsung menghentikan makannya.

"Gak lama lagi kita bakalan LDR ri." jawab rania dengan tatapan sendunya.

"Nanti aja ya ? aku gak mau kamu ngerusak mood aku. Sekarang, aku mau nikmatin waktu berdua sama kamu." ucap fachry menatap rania serius.






Hai semua! maaf ya di part ini agak pendek huhu :) next part author bakal jadiin part yang spesial deh!! Dan pastinya bakalan ada konflik besar dong. Cerita ini udah gak lama lagi tamatnya gais. Jadi stay tune terus ya!
Jangan lupa follow akun instagram aku hehe @dinifebriaany
khusus readers aku, bakal aku follback! kalian dm aja ya? hehe. I LOVE YOU SO MUCH GUYS! ❤️

Cold couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang