why God?

4.7K 171 4
                                    

'Gue bahagia bisa punya dua cowok sekaligus yang baik seperti kalian' -rania syafirah zaiza for Devano alana zaiza and Fachry devanendra.

...

Rania dan Fachry sedang dalam perjalanan menuju apartemen devano karena tadi, devano mengirim pesan bahwa rania dan teman-temannya harus pulang hari ini. Padahal, rania dan fachry belum melepas rindu.

"Kira-kira ada masalah apa ran?" Tanya fachry dengan sangat bingung.

"Gak tau, padahal aku rencananya sebulan disini" jawab rania dengan lemas. Ia masih ingin bersama Fachry saat ini.

"Jangan sedih, libur semester aku pulang" ucap fachry lalu mengusap lembut kepala rania.

"Promise?" Tanya rania memastikan.

"Yes, i promise" jawab Fachry dengan mantap lalu kembali fokus menyetir.

Sekarang, fachry dan rania tengah berada di apartemen devano. Semua teman-temannya sudah siap dengan barang-barang mereka.

"Kak vano, kenapa kita harus pulang sekarang?" Tanya rania menatap devano dengan teduh.

"Mama papa kecelakaan" jawab devano dengan lirih.

Deg

Tiga kata itu berhasil menusuk hati rania, dan membuat dada rania merasa sesak. Kenapa harus seperti ini? Apakah kedua orang tuanya tidak apa-apa? Rania memang sangat menyayangi kedua orang tuanya walau mereka sering berlaku tidak baik kepada rania.

"Wh-whatt? Seriously?" Tanya rania dan tangisnyapun pecah.

"Sabar ran, mama papa kamu pasti baik-baik aja" ucap fany menenangkan rania.

"Yaudah gue ikut ke indo" tegas Fachry.

"Kuliah kamu?" Tanya rania dengan bingung.

"Soal itu gampang, sekarang aku bakal ada disamping kamu" jawab Fachry dengan tersenyum tipis membuat rania sedikit tenang.

Merekapun bergegas pergi kebandara setelah mem-packing barang-barang mereka. Di pesawat, fachry dan rania duduk bersama. Mereka terlihat sangat serasi. 'Sama-sama dingin tepatnya'

Rania pov.

Jujur saja, aku sangat nyaman berada didekat Fachry seperti sekarang ini. Dari dulu aku sangat dingin dengan setiap pria yang mendekatiku. Namun entah kenapa waktu Fachry mengajakku pacaran secara paksa aku hanya mengiyakannya. Fachry memang istimewa, ia pintar dan sangat baik. Walau kesan pertamanya adalah sombong, tapi sebenarnya ia mempunyai jiwa penolong dan tingkat kasih sayang yang tinggi. Yah sepertinya baru sejauh itu aku mengenalnya.

"Fachry" ucapku sambil menatapnya lekat. Sungguh indah ciptaan Tuhan dihadapanku ini.

"Ya?" Jawabnya sambil menatap kearah jendela pesawat. Huft sangat menyebalkan.

"Aku mau tidur" ucap ku tanpa menatapnya, jika sikapnya sudah seperti tadi maka aku juga harus masa bodoh dengannya. Masa aku harus ngemis perhatian sih.

"Oh" jawabnya lagi. Apakah ia hanya bisa menjawab dengan dua huruf? Sangat menyebalkan kekasihku ini.

"Nih pinjem bahu aku" Lanjutnya. Hm, ternyata masih romantis.

"Makasih" ucapku dengan senyuman paling manis andalanku lalu menyandarkan kepalaku dibahu milik Fachry. Hmmm, nyamannya.

Author pov.

Rania tertidur dengan posisi kepalanya masih disandarkan dibahu Fachry. Fachry sama sekali tidak terlihat risih, ia masih sama saja. Tetap santai.

'Gue seneng kalau lo bisa ngelupain masalah lo karena gue walau hanya sesaat' batin Fachry.

Beberapa jam berlalu, raniapun terbangun. Ternyata ia sudah berada di Indonesia.

"Yuk" ajak Fachry sambil menarik tangan Rania. Rania masih lemas, ia belum sepenuhnya sadar dari tidurnya.

"Hoaaaammmm rii pegangin, nanti jatoh" ucap Rania dengan wajah mengantuk yang menggemaskan.

"Iyaiya sini peluk" jawab Fachry seketika membuat Rania tersadar. Fachry merangkulnya. Apakah ini nyata? Atau Rania masih bermimpi?

Rania memukul kedua pipinya ingin memastikan bahwa saat ini nyata atau mimpi.

"Awww sakit" ucap Rania.

"Kamu gak mimpi. Udah ah yuk" ajak Fachry lalu mempercepat langkahnya.

Pipi Rania memerah, ia sangat malu.



HUAAA MAAF BARU BISA UP SEKARANG BCS BARU ADA HAPE LAGI, HAPE YANG DULU RUSAK GENGZ! SEMOGA PART INI BIKIN BAPER YAK, SEE U NEXT PART!

Cold couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang