"Fachry" ucap seorang wanita paruh baya yang berada tepat dibelakang Fachry.
"Ya." jawab fachry.
"Bagaimana dengan—bisa kusebut dia pacarmu?" tanya nya dengan senyuman.
"Tidak lagi." jawab Fachry tanpa berbalik.
"Kenapa?" tanya nya dengan sangat penasaran.
"Aku sama rania udah berakhir." jelas fachry sambil tertunduk.
"Kenapa?" tanya ibunya dengan nada cemas.
"Rania belum siap." jawabnya.
"Mama akan carikan yang lebih baik." ucapnya lalu pergi meninggalkan fachry.
kringg kringg kringg..
"Hallo"
"Fachry, besok mananger akan mengurus keberangkatan kamu. Jalani tugas ini dengan baik dan terus berhati-hati. Akan ada banyak pengawal yang menjagamu. Tapi, kau juga tak boleh lengah. Mereka ada dimana-mana. Bersiaplah."
"Iya pak, tapi boleh saya mengajukan permintaan terakhir?"
"Silahkan."
"Sebelum pergi, saya akan mengucapkan perpisahan kepada mantan kekasih saya."
"Tidak sulit, silahkan lakukan hal itu."
...
Pukul 04.00 Fachry akan bersiap kerumah Rania. Setidaknya sebelum ia pergi menjalankan tugasnya, ia harus berpamitan dengan wanita yang dicintainya. Walau hubungan mereka telah berakhir.
Rumah rania masih sama. Walau ada Vania dan kedua orang tua angkatnya, tapi rumah ini masih saja terlihat sepi.
"Assalamualaikum." ucap fachry.
"Waalaikumsalam." jawab asisten rumah tangga rania.
"Rania ada bi?" tanya fachry.
"Ada den, langsung ke atas aja." jawabnya dengan ramah.
Fachry menaiki tangga, memerhatikan ruangan disetiap rumah ini. Ia pikir ia akan merindukan rumah ini. Rumah yang bisa dibilang adalah cerminan sifat rania. Dingin tapi bisa menghangatkan.
Pada saat fachry ingin mengetuk pintu kamar rania, ternyata sang pemilik kamar keluar lebih dulu.
"What?" ucap rania dengan sangat terkejut melihat fachry dihadapannya.
"Rania, aku cuma mau bilang. Jaga diri kamu ya, jangan suka ngerasa sendiri. Dimana pun aku, aku bakalan tetap ada dihati kamu. Kita emang gak bisa bersatu dikehidupan sekarang ini. Tapi aku janji, dikehidupan selanjutnya kita bisa bareng lagi." jelas fachry lalu memeluk rania erat.
"Ri." ucap rania sambil membalas pelukan fachry.
"Maafin aku, belum bisa jadi apa yang kamu mau." Lanjutnya.
"Aku pamit ya ran, aku ada tugas dari pak wira. Kalau seumpama kita gak bakalan ketemu lagi, aku mau kamu bahagia terus ya? Jangan sedih-sedih lagi. Harus jadi rania yang kuat ya?" ucap fachry sambil memegang tangan rania erat.
"Kamu mau kemana ri?" tanya rania dengan tatapan sendunya.
"Kamu gak perlu tau, aku cuma mau kamu jaga diri. Waktu aku gak banyak. Makasih untuk pelukan terakhirnya, aku bakal rinduin pelukan ini. Dan pastinya, aku bakalan lebih rindu sama genggaman tangan ini." jawabnya lalu pergi dari hadapan rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold couple
RomanceRania, seorang gadis yang berharap mendapatkan kebahagiaan kini menemukan kebahagiaannya walau hanya sementara.