"Aku masih berfikir mengapa aku bisa jatuh cinta dengan pria sedingin dirimu" rania syafirah zaiza. "Jatuh cinta adalah diluar kendali manusia. Jatuh cinta bisa kepada siapapun. Bahkan kepada orang jahat sekalipun" Fachry devanendra.
✨✨✨
Rania menerima sebuah paper bag yang cukup besar yang diantarkan oleh kurir. Rania ragu membukanya. Tapi secara perlahan ia mulai melihat isinya.
"Damn! So cute" ucap rania sangat senang lalu memeluk boneka unicorn itu. Dan ia pun menemukan surat. Ia membacanya, dan dengan tak sadar air matanya jatuh begitu saja.
"Semoga saja kita berjodoh, agar kelak bisa bersatu kembali" ucap rania sambil menghapus air matanya.
Kemarin, rania mendapat kabar dari Devano bahwa ayah dan ibunya akan pulang hari ini. Ia sangat tidak suka jika harus tinggal bersama kedua orang tuanya. Pastinya, ia akan mendapatkan tamparan lagi.
Saat ini,rania tengah duduk diteras belakang. Tatapannya kosong, ia masih memikirkan kedua orang tuanya.
"Lo gak usah takut kalau mama papah dateng, ada gue" ucap devano lalu duduk disamping rania dengan mengelus-elus punggung adiknya.
"Kak, aku takut bakalan disakitin lagi sama mereka. Aku trauma kak" ucap rania dengan lirih lalu ia memeluk sang kakak.
"Iya rania, gue tau kalau lo trauma. Tapi gue gak bakalan biarin hal yang terjadi sama lo selama 4 tahun ini terulang lagi. Apalagi didepan gue" balas devano meyakinkan rania dan memegang erat tangan rania.
"I love you kak, makasih udah perhatian sama rania" ucap rania.
"Iya rania, itu emang kewajiban gue jadi kakak lo" balas devano lalu mencium puncak kepala rania.
🌻🌻🌻
16.00🍃
Rania masih belum mendapatkan kabar Fachry. Seharusnya ia sampai pada pukul 3 tadi. Mungkin ia sibuk mengurus berkas.
Karena bosan rania pergi ke balkon kamarnya. Melihat pemandangan sejuk yang ada dibawah. Memang ada banyak tanaman diteras rumah rania. Dan semuanya bernuansa hijau karena rania yang memintanya. Tiba-tiba ia melihat ada mobil masuk ke pekarangannya. Ia mengenal mobil itu, dan yah! Itu adalah mobil orang tua rania.
'Sial!mereka ngapain kesini sih!' Gumam rania lalu melempar ponselnya asal.
Iapun mengurung dirinya didalam kamar.
Tok tok tok
"Rania? Are you okay?" Terdengar suara wanita paruh baya diseberang sana. Wanita itu adalah ibu rania.
