thankyou dear.

4.6K 156 0
                                    

🍃🍃🍃

Matahari memasuki cela-cela jendela kamar Rania. Ia pun terbangun, kejadian kemarin seakan terputar otomatis dan membuatnya sesak.

Kali ini rania membutuhkan Fachry. Ia segera mengambil benda pipih miliknya yang berada di sampingnya. Lalu ia segera menelfon Fachry.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam, kenapa Rania?"

"Dimana?"

"Depan pintu kamar kamu,bukain gih"

"Hah?yang bener?"

Mendengar ucapan Fachry tadi Rania langsung memutuskan telfonnya lalu bergegas membuka pintu kamar. Ternyata benar, Fachry datang dengan membawa sarapan.

"Kamu kapan kesini?" Tanya Rania

"Aku gak pernah pulang" jawab Fachry dengan wajah datar. Lalu ia masuk ke kamar rania dan duduk di sofa. Rania yang melihat tingkah pacarnya itu hanya manaikkan kedua bahunya lalu berjalan mengikuti Fachry.

"Makan" ucap fachry membuka suara.

"Nanti" jawab rania tanpa menatap Fachry.

"Makan atau aku suap ?" Rania mendadak malu dengan tawaran Fachry. Iapun langsung mengambil makanan itu dan memakannya. Sementara Fachry hanya tersenyum melihat kelakuan rania yang sama seperti nya. Sama-sama dingin.

Setelah selesai makan, Fachry menyuruh Rania untuk mandi lalu akan mengajaknya duduk ditaman belakang rumah rania. Karena disana cukup sejuk.

"Habis mandi kamu ke taman ya,aku tunggu" ucap Fachry dengan senyuman khasnya.

"Oke" jawab Rania.

Sehabis mandi rania pun segera menghampiri Fachry yang sedang duduk bersandar pada pohon.

"Hai" sapa rania.

"Sini deh" ucap fachry sambil menepuk tempat duduk disampingnya. Raniapun menurut, lalu menyandarkan dirinya dibahu fachry.

"Kamu harus ikhlas ya, jangan sedih terus. Aku bakal selalu disini buat kamu. Dan kamu juga harus buat kakak kamu bangkit lagi. Kalau kalian sama-sama sedih ntar yang nguatin kalian siapa?" Ucap fachry sambil menatap Rania yang sangat dekat dengannya saat ini. Bagi mereka berdua, ketika sudah sangat dekat seperti sekarang ini rasanya adalah hal yang paling indah dan hal yang paling nyaman yang pernah ada.

"Iya, aku bakal berusaha ikhlas kok. Makasih kamu udah selalu ada disini buat aku, aku sayang kamu ri" jawab rania lalu memeluk erat fachry. Fachry pun membalas pelukannya.


16.00

Hari sudah mulai sore, fachry meminta ijin kepada rania untuk pulang mengambil pakaian karena malam ini fachry akan tetap menginap dirumah rania. Ia tak mungkin meninggalkan gadisnya seorang diri dengan keadaan yang tidak baik. Rania memang tidak sendiri dirumahnya, tetapi Fachry sangat tau bahwa rania hanya terbuka dengannya dan dengan kakaknya devano. Ngomong-ngomong soal devano, dia lagi di apartemennya menenangkan diri.

"Rania, aku pulang dulu ya ntar aku balik lagi kesini" ucap Fachry sambil membawa beberapa barangnya yang memang cukup banyak.

"Aku ikut" jawab rania dengan menunjukkan puppy eyes nya.

"Yaudah ayo deh" ucap Fachry lalu merangkul rania keluar.


•••

Mobil sport hitam memasuki kediaman devanendra. Tampak ada beberapa bodyguard berdiri didepan pintu masuk. Entahlah apa yang salah sehingga ayahnya memakai pengamanan seketat ini.

"Rania,turun yuk!"
 
Tanpa menjawab ajakan fachry Rania segera turun. Lalu memasuki rumah Fachry. Fachry hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan rania yang terkadang berubah 180°.

"Assalamualaikum" ucap rania bersamaan dengan fachry.

"Wa'alaikum salam, eh rania apa kabar? Ohya turut berduka cita yah"

"Hai kak risa, rania baik-baik aja kok. Makasih" jawab Rania dengan senyuman simpul.

"Udah ah ayo ran kita naik" Fachry segera menarik tangan Rania untuk naik keatas. Tepatnya, kamar Fachry yang berada di lantai dua.

Cklek

Rania sangat kagum melihat kamar fachry yang sangat rapih dan sangat wangi.

"Ran tunggu bentar ya aku ambil pakaian dulu" ucap fachry lalu menuju lemarinya. Rania hanya mengangguk sambil memerhatikan gerak gerik fachry.

Rania tertegun melihat isi lemari fachry yang sangat rapih. Kalah rapih dengan lemari miliknya. Baju fachry tertata sesuai dengan warnanya. Baju yang berwarna terang berada di bagian atas, dan baju yang berwarna gelap berada di bagian bawah.

"Nah udah, ayo kita kebawah"

"Tunggu ri" cegah rania. Ia sangat ingin tinggal lebih lama dikamar ini. Sungguh, kamarnya sangat menarik bagi rania.

Fachry pun menatap Rania dengan tatapan seolah-olah sedang bertanya.

"Masih mau disini ri hehe" jawab rania dengan cengiran di wajahnya.

"Yaudah kamu tidur aja gih, istirahat aku mau kebawah dulu sebentar mau ketemu ayah" ucap fachry lalu memberikan selimut kepada rania lalu dibalas anggukan oleh Rania.

Cold couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang