I'm back (2)

1K 75 18
                                    

Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh Fachry. Ia telah mempersiapkan dirinya jauh sebelum ia kembali ke Indonesia. Fachry sangat yakin, alasan ia menghilang bisa saja tak diterima oleh Rania.

Pagi ini, ia tengah bersiap-siap. Menggunakan stelan jas yang senada dengan warna gaun Rania. Ia bercermin dan melihat penampilannya. Tak ada yang berubah sedikitpun. Ia masih Fachry yang sama.

...


Sementara ditempat lain, Rania telah selesai bersiap-siap. Ia telah berada di lokasi tempat pernikahan Devano dan sahabatnya. Ia sangat antusias. Moodnya sedang membaik hari ini.

'Andai aja kamu ada disini, bahagiaku jadi paket komplit hari ini.' batin rania.

Ia memerhatikan setiap tamu yang datang, ia menunggu sahabat-sahabatnya. Sementara devano, ia masih bersiap-siap.

Namun , pada saat ia sedang menyapa para tamu undangan ia melihat seseorang yang sangat familiar baginya. Seseorang yang telah lama ia rindukan. Seseorang yang selama ini menjadi alasannya untuk tetap kuat. Ya, Fachry.

Mata mereka saling bertemu, seketika Rania mematung. Ia sangat shock dengan apa yang ia lihat saat ini. Fachry yang berkulit putih dengan wajah tampannya. Apakah ini nyata?

"Ran, apa kabar?" ucap Fachry dengan sedikit gugup sambil menatap rania dengan dalam. Sedangkan rania, ia masih terpaku. Ia sangat shock. Ia menatap Fachry dengan penuh kebingungan.

"Aku bisa jelasin semuanya Ran, tapi bukan sekarang. Tolong ngomong sesuatu Rania, aku juga bingung kalau kamu cuma diem gini." ucap fachry sambil memegang tangan Rania.

"Anda siapa?" tanya Rania dengan dingin lalu menepis tangan Fachry dengan sangat kasar.

"Aku Fachry , pacar kamu Rania. Please, dengarin penjelasan aku dulu." Jawab fachry dengan mata yang sedang berkaca-kaca.

"Maaf saya tidak mengerti dengan apa yang anda katakan. Permisi." ucap Rania dengan dingin lalu pergi meninggalkan Fachry.

Setelah ia meliht respon Rania yang kurang baik , sebelum ada banyak pasang mata yang melihatnya ia langsung meninggalkan tempat tersebut. Ia tak mau menjadi masalah di pernikahan Devano.

Sedangkan Rania, ia berlari ke parkiran tempat ia memarkir mobilnya. Jantungnya berdegup kencang. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat barusan.

Ia menelpon Acha , sahabatnya. Ia menyuruh Acha untuk mencari seseorang yang mirip dengan Fachry tadi. Rania pergi meninggalkan pernikahan Devano. Ia beralasan bahwa ia sedang ada meeting mendadak dengan clientnya. Padahal , ia pergi menenangkan dirinya. Ia masih bertanya-tanya , apakah yang ia lihat tadi nyata?

Setelah ber jam-jam Rania menunggu kabar dari Acha akhirnya Acha menelponnya.

"Halo , Rania kita udah nyari keseluruh gedung tapi kita ga nemuin satupun orang yang mirip sama Fachry ran. Aku yakin , kamu cuma kecapean. Kamu cuma rindu sama dia. Yang kamu lihat tadi cuma halusinasi kamu Ran." Jelas Acha pada Rania.

"Tapi aku yakin banget, dia ada disana. Kalaupun dia bukan Fachry , dia mirip banget cha. Tolong lo cari lebih teliti lagi ya." jawab Rania.

"Okay Ran, gue usahain."

Tak lama setelah itu , ponsel Rania berdering. Ia melihat nomer tak dikenal yang sedang menelponnya. Ia bingung , nomernya sangat privasi. Bagaimana bisa ada orang lain yang mengetahuinya ?

"Halo , dengan siapa ?"

"Rania , ini aku."

Deg

Suara yang telah lama ia rindukan. Suara yang tiap malam selalu membayanginya. Suara yang bisa menenangkan hatinya. Suara yang bisa membuat bibirya tersenyum.

"Rania , please jawab aku. Kasih aku kesempatan buat ngejelasin semuanya. Aku tau kalau kejadian ini buat kamu bingung. Tolong dengerin penjelasan aku ya ?" Jelas Fachry dengan nada yang sangat memohon.

"Kamu siapa sih sebenarnya ? Fachry udah gak ada. Jangan nambah pikiran aku. Jangan nambah masalah. Gausah nyamar kek gini juga." Jawab Rania dengan tegas.

"Kasih aku kesempatan buat ketemu sama kamu Ran. Aku bakal buktiin kalau aku emang Fachry. Aku bakal jelasin semuanya Rania. Please" Ucap Fachry.

"Kalau kamu emang Fachry , aku nunggu kamu di Cafe terakhir tempat kita ketemuan dulu." Rania langsung memutus telponnya. Ia merasa sesak. Ia sangat bingung. Ada apa sebenarnya?







...


Sedangkan ditempat lain, Devano telah melangsungkan pernikahannya. Ia sampai lupa perihal Rania dan Fachry. Ia baru sadar , bahwa Rania tak ada. Ia mulai menelpon Rania, mencari kesana kemari tapi tak ada yang merespon. Kabar terakhir dari Rania , ia sedang meeting. Tapi Devano yakin , adiknya berbohong. Rania sedang tidak baik baik saja.

Ia menelpon Fachry, berniat ingin menanyakan hasil dari pertemuan mereka tadi. Tapi Fachry sama sekali tak menjawab telponnya.

"Ada apa sih ? kamu kenapa bingung gitu?" Tanya Angel , sahabat sekaligus kakak ipar Rania saat ini.

"Rania ketemu Fachry." Jawab Devano dengan frustasi.

"Hah? Maksud kamu gimana ? Fachry kan udah gaada?" Tanya Angel dengan wajah shocknya.

Kemudian Devano menjelaskan kepada istrinya itu. Ia menjelaskannya dengan penuh penyesalan. Ia menyesal karena tidak memberitahu Rania dari awal. Ia membiarkan Rania bersedih.

"Seharusnya kamu ngejelasin ke Rania dari awal kamu tau dulu. Aku ngerti kalau ini rahasia perusahaaannya Fachry. Tapi Rania pasti bakalan ngerti. Kalau gini caranya kamu sama Fachry emang sama sama salah. Nyembunyiin semuanya dan ngebiarin Rania terpuruk dalam waktu yang lama." Jelas Angel dengan sedikit emosi.

"Iya aku tau, aku mau bilang ke Rania waktu itu. Tapi Fachry ngelarang aku. Dia bersikeras kalau cuma aku yang bisa tau. Aku gak tau harus ngapain sekarang. Rania bukan tipe orang yang bisa maafin gitu aja." Ucap devano.

"Aku bakal bantu nyari Rania. Kalau udah ketemu, kamu harus ngejelasin semuanya ke dia. Dan ingat, kamu harus terima konsekuensinya."

Cold couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang