BAB 5

150K 6K 95
                                    

VOTE SEBELUM BACA❤

Bagas memasuki rumahnya dengan pikiran kacau rambut berantakan baju lecek dan kusam.

Bagas ke kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya diranjang Bagas menatap langit-langit kamarnya dan memejamkan matanya. Bagas membuka matanya dan melirik bingkai poto dirinya dengan seorang cewe tengah tersenyum manis kearah kamera dengan tangan Bagas merangkul bahu cewe tersebut.

Bagas bangkit dan mengambil bingkai poto tersebut. Bagas tersenyum mengusap cewe yang dipoto. Senyum Bagas menghilang diganti dengan ekspersi sedih dan kecewa." Gua hancur.....tanpa lo Nabila."Ucap Bagas memijit pangkal hidungnya. "Bahkan gua ngelakuain hal bodoh...yang bakal buat kita gak akan bisa bersama lagi." Lanjutnya penuh penyesalan.

Nabila adalah pacar Bagas mereka sudah berhubungan dua tahun dari mereka memasuki Sekolah SMA tetapi Nabila meninggalkan Bagas ke   Belanda tepat saat mereka akan merayakan hubungan mereka yang ke tiga tahun. Bagas tentu saja patah hati Nabila adalah cewe pertama yang Bagas pertahankan mati-matian. Bagas yang mencoba berusaha menjadi lebih baik demi Nabila.Tapi apa daya? Nabila pergi meninggalkan Bagas dan menggantung hubungan mereka. Nabila juga tidak memberitahu kapan dia akan kembali.

Bagas meletakan bingkai itu ditempat semula. Dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

                              •••••

Kania membuka pintu rumahnya dengan cemas Kania sungguh takut. ingin rasanya Kania Kabur. Tapi itu akan menambah beban keluarganya. Terutama ibunya. Kania mencoba menetralkan wajahnya dan mengatur napas.

Kania memasuki rumahnya dan mendapatu ibunya sedang beres-beres rumah.

"Mah.."

"Loh..kamu udah pulang? Netta nya mana? Ajak masuk dong!" Ucap Lisa

Kania tertegun."Netta?"

"Iya Netta? Kamu nginep di rumah netta kan? Netta kok yang bilang ke mamah ditelpon tadi malem."

"Netta gak ikut aku pulang mah..dia la-lagi ada keperluan." Kania yang seolah mengerti bahwa sahabatnya membantunya. Langsung menjawab dengan cemas. Habis ini pasti Kania di introgasi oleh sahabatnya.

Kania berjalan kearah kamarnya dengan sedikit tertaih.

"Kania! Kamu kenapa nak?" Ucap Lisa yang melihat Kania berjalan tidak seperti biasanya.

Kania berbalik." Eumm.....Kania jatuh dari kamar mandi, di rumah Netta bu."

"Mau ibu pijit?

"Gak usah bu, gak parah juga." Kania langsung masuk ke kamarnya yang tidak jauh dari ruang tamu.

Kania menutup pintu kamarnya. Dia menggantungkan tas kecilnya digantungan. Dan membuka sepatunya menaruhnya ditempatnya.

Kamar kania sangat sederhana..hanya ada kasur kecil yang hanya muat untuk badannya saja. Kamarnya juga tidak seperti kebanyakan cewe-cewe lain yang dipenuhi boneka. Kamar Kania hanya ada Boneka Panda Satu  pemberian Alm ayahnya sewaktu dia Sd. itu juga sudah kusam.

Kania yang merasakan lengket pada badannya langsung mengambil handuk dan memasuki kamar mandi. Dia keluar dengan mata sedikit bengkak sepertinya Kania menangis lagi di kamar mandi. Sesudah berpakaian Kania mengambil buku novelnya diatas meja belajar. Dan membacanya sambil tiduran dikasur. Ini satu-satunya cara untuk melupakan kejadian tadi malam.

Tok
Tok

Kania bangkit saat ada yang mengetuk pintu kamarnya dia membuka pintunya.

"Kania..ada temen kamu tuh diluar." Ucap lisa

"Hah? Temen aku mah..cewe atau cowo?" Kania bertanya pada ibunya

"Cowo. Ganteng deh...pacar kamu ya?" Ucap Lisa menggoda Kania

Kania yang penasaran langsung keluar. Melihat siapa yang datang menemuinya.

Deg.

Alvin..

Kania tertegun.ingin menangis rasanya mengingat kejadian tadi malam. Kania Sangat berharap Alvin datang menjemputnya dan menyelamatkan dirinya dari kejadian tadi malam. Tapi harapan itu musnah saat Alvin yang dia harapkan baru datang di hadapannya sekarang. Ada raut menyesal di wajah Alvin. Apakah Alvin sudah tau tentang kejadian di malam itu.

Kania menetralkan wajahnya mencoba setenang mungkin. Tapi raut kecewa sangat jelas diwajah Kania. Seharunya dia tidak menyetujui kencan dengan Alvin.

Mereka berdua duduk dibangu masing-masing dipisahkan dengan meja ditengahnya.

"Kania. Gua bener-bener minta maaf, udah ninggalin lu di club tadi malam. Gua kalap Kania! adik gua kecelakaan. Gua gak bisa mikir lagi saat itu. Yang gua pikirin hanya gimana caranya gua bisa cepet-cepet sampai sana." Ucap Alvin mengambil satu tangan Kania dan di dekapnya dengan tanganya. Mengungkap kan rasa penyesalannya.

Kania hanya terdiam. Kenapa semua orang mudah sekali mengucapkan maaf. Apakah dengan mengucapkan maaf masalah selesai?

Kania butuh waktu sendiri sepertinya.tidak tau kenapa dia merasa risih ada Alvin disini.

"Eumm iya. Aku maafin." Ucap Kania menarik tangannya yang digenggam Alvin.

Alvin tertegun untuk beberapa saat. Tapi dia mencoba tersenyum."hmm...kamu diclub gak di apa-apain kan? Kamu pulang sama siapa?"

Kania menatap aneh Alvin yang merubah bicaranya menjadi Aku-kamu. Kania mencoba berpikir dengan pertanyaan Alvin.

"Eeum...aa-aku pulang saa-sama Eumm..Justin! Iyaa Justin." Ucap Kania saat nama Justin yang terlintas dikepala nya. Lagi pula itu cukup masuk akal.

"Syukur kalo gitu. Aku jadi tenang dengernya." Alvin tersenyum manis kepada Kania. Sedangkan Kania hanya tersenyum kikuk. Tidak tau kenapa semenjak kejadian di club. Kania merasa risih berdekatan dengan Alvin. Kania seperti merasa. Dirinya sudah menjadi milik orang lain.

Sesudah mereka mengobrol. Alvin pun berpamitan untuk kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan adiknya.

Tbc.

Voment nya guys..bentuk dukungan kalian supaya aku lebih semangat lagi🤗😚

YOUNG MOMMY! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang