BAB 19

118K 5.4K 160
                                    

Selamat membaca😍

Bagas berjalan dikoridor kelas, banyak anak-anak lain yang terang-terangan membicarakan nya. tentang ia yang tidak tau malu masih mengijakan kaki disekolah.

Bagas tidak peduli itu ia juga tidak terlalu memikirkan cibiran mereka, toh mereka juga sekolah ditempat miliknya.

"Bagas",panggil salah satu guru laki-laki. Yang bernama pak retno

Bagas yang merasa dipanggilpun mengalihkan tatapan nya ke sumber suara."iya pak, ada apa?",tanya bagas.

"Kamu disuruh keruang pak adin sekarang",jawab pak retno

Bagas mengangguk dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. Bagaspun akhirnya memutar balik untuk keruangan kepala sekolah. Bagas mengetuk pintu dan langsung di persilahkan masuk.

Bagas dipersilahkan duduk oleh pak adin,"Bagas, satu sekolah sudah mengetahui persoalan kamu dengan kania anak kelas sebelas itu. Kamu beruntung bagas, karna kamu anak pemilik sekolah. Tapi sangat disayangkan atas perilaku kamu yang tidak mencontohkan hal yang tidak baik. saya harap dengan keadan sekarang. kamu bisa berubah! Ayah kamu juga memerintahkan saya untuk mengawasi kamu.",ucap pak adin.

"Iya pak saya tau, saya salah.saya janji akan Jadi lebih baik dan mencontohkan yang baik juga.",Bagas menunduk, walaupun ini sekolah milik ayahnya tapi bagas juga tidak bisa seenaknya ia juga tetap harus menghormati kepala sekolahnya.

Pak adin tersenyum mengangguk,
" Niat saya berbicara seperti ini. bukan karna ingin ikut campur urusan kamu, bagaimanapun kamu anak sahabat saya. dan kamu juga sudah saya anggap keponakan saya sendiri.
Bagus! Kalau kamu ingin berubah. Karna kamu juga sebentar lagi akan menjadi ayah.",pak adin berdiri dan menepuk pundak bagas.

"Yasudah sekarang kamu boleh kekelas.",lanjut pak adin

"Iya pak terima kasih.",bagas beranjak dari tempat dan berjalan kekelasnya dengan sedikit berlari.

Banyak sekali perubahan bagas disekolah ia benar-benar membuktikan perkataannya. dimulai dengan memakai pakaian rapih, memakai dasi,masuk jam pelajaran full dan melaksanakan piket kelas. satu sekolah dibuat kagum oleh bagas seakan-akan mereka seperti melihat orang baru.

Bagas menolak ajakan teman gengnya untuk membolos bahkan bagas menceramahi mereka agar lebih mengikuti kegiatan yang positive apalagi mereka sekarang sudah kelas tiga yang berarti akan lulus.

Tidak lupa juga saat bel istirahat bagas memakan bekal dari istrinya, tidak sedikit dari mereka mengatai bagas seperti anak sd yang masih membawa bekal. bagas yang tersulut emosipun memukul salah satu bocah  laki-laki itu dan langsung dipisahkan oleh anak yang lain nya.

Jangan mereka pikir karna bagas berubah lebih tau aturan ia akan diam saja saat seseorang mencoba merendahkan harga dirinya.

Teman-temannya pun sadar walaupun bagas merubah kebiasaan buruknya tapi jiwa menyeramkan dalam dirinya tidak akan pernah pergi seakan menunggu mangsa yang berani mengusiknya.

"Denger! Kalo kalian berani ngusik hidup gua, siap-siap hidup kalian bakal abis ditangan gua.",bagas mengambil kotak makannya dan melangkah pergi dengan emosi yang masih menggerogotinya.

Alvin dan justin yang habis dari kantin menatap bingung bagas yang pergi dengan tampang emosinya, tanpa basa-basi Alvin dan justin mengekori bagas dibelakang.

Seperti biasa rooptof masih jadi tempat ternyaman bagi mereka bertiga. bagas melanjutkan makan nya disofa sedangkan justin dan alvin belum berani untuk bertanya. Menunggu bagas menyelesaikan makannya.

Bagas yang selesai makan menatap temannya,"ngapain lu berdua?",bagas bertanya dengan mengangkat satu alisnya.

"Lu kenapa tadi dikelas?",tanya Alvin berpindah tempat duduknya disebelah bagas.

YOUNG MOMMY! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang