BAB 43

126K 5.1K 177
                                    

VOTE SEBELUM BACA❤

Maaf baru update aku lagi sibuk banget soalnya☺ mohon dimengerti❤ maaf juga kalo ada typo atau kekurangan lainnya soalnya gak aku edit dulu langsung aku update karna aku tau ada yg udah nunggu cerita ini☺ semoga ttp suka ya temen-temen❤










Bagas mengerjapkan matanya dengan kedua tangannya perlahan terlepas dari kepalanya. Bagas mengantur nafasnya yang tadi seakan berhenti.

Bagas menatap orang-orang yang berhamburan menghampiri mobil  disebalahnya yang sudah rusak dibeberapa bagian. Bagas mengusap wajahnya, hampir saja maut menjemputnya jika bagas sedikit saja tidak menghindari tabrakan beruntun dari sebuah truk yang sepertinya mengalami rem blong dan menerobos pembatas jalan setelah itu menabrak kendaraan lain yang sedang melintas.

Bagas melajukan mobil setelah seorang pria menegurnya untuk melanjutkan perjalannya. Bagas yang masih diliputi rasa syok mengendari mobil dengan diselimuti pikiran kemungkinan apa yang terjadi jika tadi ia yang mengalami kecelakaan.

Bagas tidak bisa membayangkan jika ia tidak selamat dan tidak bisa hidup menemani anaknya tumbuh besar. Bagas bersyukur ia masih diberi kesempatan oleh tuhan.

Bagas sampai dihalaman rumahnya, menatap sebentar rumah megah didepannya. Bagas menghembuskan nafasnya ia telah siap mendapati banyak pertanyaan dari ibunya.

Bagas turun dan langsung dapat sapaan dari salah satu satpam penjaga rumahnya. Bagas melihat jam ditangannya yang menunjukan sudah hampir tengah malam ia yakin orangtuanya sudah tertidur nyenyak didalam.

Bagas mengeluarkan kunci dari saku celananya, orangtuanya sengaja memberikan kunci cadangan pada bagas. Karna mengingat orangtuanya yang sering berpergian dan jarang berada dirumah.

Bagas memasuki rumah menyalahkan lampu ruang tamu, dan menghempaskan tubuhnya disofa. Menutupi matanya dengan satu lengan kirinya. Beberapa saat kemudian bagaspun terlelap dengan pakaian berantakan dan juga sepatu yang masih terpasang.

Pagipun tiba, kedua orangtua bagas kaget saat mendapati anaknya yang tengah tertidur di sofa ruang tamu. Ratih langsung membangunkan bagas dan bertanya tak biasanya bagas pulang kerumah tengah malam apa lagi tidak membawa anak dan istrinya.

Bagas bungkam ia tidak menjawab pertanyaan dari ibu atau ayahnya, bagas malah berjalan pergi kearah meja makan dan mengambil selembar roti.

Ratih dan adam menatap anaknya dengan penuh selidik.

"Gas, Mom tau ini masalah rumah tangga kamu, tapi kamu masih tanggung jawab kita. mengingat umur kamu yang masih sangat muda.",Ucap ratih menatap bagas dengan cemas

"Cerita sama kita, Dad tau ini bukan masalah sepele. Bagas, kita tidak pernah mengajarkan kamu untuk jadi pengecut! Meninggalkan istri dan anak kamu yang masih sangat kecil.",Ujar Adam tegas dan sedikit mencodongkan badannya kearah bagas.

Bagas meletakan selembar roti keatas piring dengan sedikit kesal, ia menghembuskan nafasnya. Setelah itu menatap kedua orangtuanya dengan datar.

"Mom,Dad. Bagas belum siap ceritain semuanya pada kalian. Aku butuh waktu sendiri, begitupun kania. Bagas yang akan berusaha selesaikan masalah ini sendiri.",Ucap bagas dan langsung melangkah pergi menaiki anak tangga.

••••

Kania keluar dari taxi dengan leon digendongannya, tidak lupa sang supir taxi membawakan koper kania dan diletakan diteras rumahnya.

Lisa menatap senang dan juga terkejut saat melihat kania dan cucunya. wanita paruhbaya itu langsung memeluk kania dan mencium leon dengan bertubi-tubi.

Lisa mengambil alih leon dari gendongan kania dan mempersilahkan kania untuk masuk, tapi lisa seakan tetkejut saat kania membawa koper yang cukup besar. Lisa menatap penuh tanya.

Mawar yang baru keluar dari kamarnya sangat antusias saat tahu keponakannya berada di rumahnya.

"Leon! Tante kangen banget sama kamu. ihh kamu makin ganteng aja.",Mawar mencoba mengambil alih leon tetapi bayi itu seperti ketakutan dan menangis.

Kania tersenyum melihat keluarganya yang tersenyum sangat bahagia, kania merenung bagaimana reaksi mereka jika tau dirinya dan bagas yang akan berpisah.

"Mah, kania kekamar dulu ya.",Tanpa mendengar jawaban dari ibunya, kania langsung memasuki kamarnya.

Mawar dan lisa menatap cemas kania, mereka seakan tau ada yang tidak beres dengan keluarga kecil bagas dan kania.

Kania menaruh kopernya disebelah ranjang, duduk ditepi kasur saat tiba-tiba air matanya menetes. Ia menatap cermin, meraba bekas lebab akibat tamparan bagas. Kania lega saat kakak dan ibunya tidak menyadari luka dipelipis bibirnya.

Kania menggigit bibirnya menahan isakan tangis, pengakuan dan tamparan bagas seakan terus terekam dalam memori kepalanya seperti film rusak. Kania sungguh sudah memantapkan keputusannya untuk berpisah dengan bagas.

Lebih baik disakiti oleh kebenaraan, daripada bahagia tapi sebuah kebohongan. Kania mengusap air matanya dengan cepat saat mendengar panggilan dari lisa karna leon yang terus menangis.

•••

Bagas memasuki kelab malam, berjalan dengan sedikit angkuh, menghisap rokok ditangannya. Bagas menghampiri segerombolan teman-temannya. Yang sedang minum dan bermain kartu.

Bagas duduk dan langsung menenggak minuman dengan cepat, teman-temannya bersorak heboh dan bertepuk tangan. Bagas memejamkan matanya dan kembali menghisap rokok ditangannya.

Alvin dan justin berlari menerobos orang-orang yang sedang menari seperti orang tidak waras. Kedua cowo itu menghampiri bagas dengan nafas yang masih terengah-engah.

Justin menepuk bahu bagas,"Woy! Lo udah gila. Kenapa gak bilang sama kita mau kesini?! Untung Alvin liat lo tadi."

"Iya gas, gue tau pasti lo lagi ada masalah. Lo bahaya kalo ditinggal sendiri apalagi di kelab kaya gini.",Ucap Alvin

Bagas berdecak,"Gue lagi bosen aja dirumah, sesekali gue juga pengen seneng-seneng.",Ucapnya meminum alkohol ditangannya.

Alvin dan justin menatap bagas heran, mereka berdua yakin ada yang tidak beres pada bagas. Dan ini menyangkut rumah tangganya. Alvin dan justin akan menjaga bagas agar tetap sadar dan tidak terlalu mabuk.

Tidak banyak yang bagas lakukan dikelab, cowo itu hanya minum dan merokok sesekali terlihat memikirkan sesuatu. Dan mengusap wajahnya terlihat prustasi.

Alvin dan justin dengan setia terus mengawasi bagas, sesekali mengusir beberapa wanita yang mencoba menggoda bagas. Bagas yang sudah terpengaruhi alkohol sesekali hilang kendali dan mencubu wanita yang menawarkan dirinya. Tapi dengan cepat Justin menarik wanita itu dan mencoba menyadarkan bagas.

Alvin mendekat pada bagas menepuk pipi bagas agar sedikit sadar,
"Gas, inget kania dan anak lo. Jangan sakitin kania lagi. Atau lo mau liat gue yang menggantikan peran lo. sebagai suami dan ayah tentunya.",Bisik Alvin dengan tatapan tajam, setelah itu terkekeh saat bagas membalas tatapannya tak kalah tajam.

"Sialan!"


Tbc.

Gimana? Kania pengen pisah:(

Mia seneng pasti tuh:v

YOUNG MOMMY! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang