BAB 25

132K 5.8K 469
                                    

Sudah satu minggu Bagas selalu menemani kania entah itu belanja,liburan, memasak dimana ada kania disitu ada bagas. Kania tidak sedikitpun merasa risih bahkan kania sangat senang walaupun bagas terkadang cerewet kania tidak boleh ini, jangan begini dan jangan begitu. Tapi kania menjalaninya dengan senang hati. Kania merasa yang bagas lakukan kali ini tulus.

Bagas menatap ponselnya diatas nakas yang sudah satu minggu ini sengaja tidak ia aktifkan. Bagas khawatir kebersamaannya dengan Kania pasti terganggu. Bagas sadar waktu yang ia habiskan dengan nabila sudah terlalu lama yang membuat ia melupakan prioritas utamanya yaitu kania dan anaknya.

Bagas masih bingung perasaannya masih berubah-ubah ia nyaman bersama kania tapi hubungannya dengan nabila tidak mudah untuk ia dilupakan. Apalagi ia dan kania baru mengenal beberapa bulan ini bagas masih belum siap menetapkan hatinya untuk kania, pasalnya bagas takut mengecewakan kania saat ternyata perasaannya masih pada nabila. Karna rasa nyaman umum dan bisa kesiapa saja.

Bagas berjalan melangkah kearah kania yang berada didapur sedang belajar membuat kue.

"Kan aku udah bilang kalo masak ditemani sama bibi-bibi yang lain,yang."Ucap bagas

Kania tersipu malu mendengar panggilan bagas akhir-akhir ini tentu saja ia malu kania tidak terbiasa dipanggil seperti itu.

"Gapapa, gas. aku yang suruh mereka untuk melakukan kerjaan lain, aku bisa kok sendiri, kamu gak usah berlebihan gitu"

"Hmm iya deh, tapi kalo aku yang temenin, kamu gak nolak kan?"Tanya bagas menaik turunkan kedua alisnya.

Kania tersenyum menanggapi perkataan suaminya.

Bagas duduk dikursi pantri yang bersebrangan dengan kania. Mata bagas mengikuti pergerakan kania sesekali ia menunjuk menanyakan bahan-bahan untuk membuat kue yang tentu saja asing dimatanya.

"Kamu sejak kapan bisa buat kue?"Tanya bagas matanya tak lepas mengikuti pergerakan kania.

"Sejak aku kelas enam sd aku sudah bantu-bantu mamah dirumah membuat kue, tapi untuk buat sendiri aku baru sekarang. ini aja udah lupa bahan-bahannya makannya tadi aku nanya lagi sama mamah"jawab kania, sambil mengaduk adonan.

Bagas mengangguk,"Aku beruntung punya kamu walaupun umur kamu masih muda, kamu udah pinter masak, bisa ngurus suami. Pokonya kamu paket komplit deh."

Kania tersenyum manis menatap bagas.

"Oh iya, nanti abis kamu buat kue, kita belanja keperluan bayi kita."

•••

"Pah,papah kapan punya waktu untuk bila? Bila kesepian pah."ucap nabila memelas menatap David yang akan melangkah pergi.

David berbalik mentap Anaknya,"Bila, kamu kan tau papa banyak kerjaan ini juga kan akibat kamu yang minta papa kembali ke indo yang membuat kerjaan papah lebih numpuk lagi. Kalau kamu kesepian kamu suruh bagas kesini temani kamu."

"Tapi nabila maunya sama papah, bila kangen papah."Ujar nabila dengan mata berkaca-kaca.

"Bila! Kamu sudah besar! Seharusnya kamu lebih ngerti. Jangan seperti anak kecil! Papah gak bisa temani kamu, papah sibuk."David langsung melangkah pergi.

Nabila mengusap air matanya, mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi bagas. Nabila meremas ponselnya saat nomer bagas masih tidak aktif. Ingin rasanya nabila menghampiri rumah bagas. Tapi tentu saja nabila tidak punya nyali untuk itu.

"Arrghhh! Sialan! Kenapa semuanya pergi! Kenapa semuanya tinggalin gua sendiri?!! Gua benci!!!!"Teriak nabila membanting barang-barang dirumahnya. Ia tidak peduli jika harus dimarahi oleh papahnya saat papahnya pulang nanti yang terpenting emosinya tersalurkan.

YOUNG MOMMY! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang