BAB 11

127K 5.3K 75
                                        

2 hari kemuadian....

2 hari sudah berlalu tetapi Bagas belum juga memberi tau persoalan tentang Kania.

Bagas takut akan Ayahnya dan pasti orang tuanya sedih bila dia memberi tahu masalah ini.

Bagas mengacak rambutnya prustasi, dia sudah cukup gila memikirkan ini. Dia melihat jam yang sudah menunjukan jam 3 pagi, Bagas terlalu sibuk memikirkan Masalahnya sampai dia lupa untuk tidur.

"Arghhh!..bisa gila gue lama lama!", Bagas mencoba memejamkan matanya untuk mencoba tidur. Tapi tidak bisa! Seakan akan perkataan kak mawar bagai mantra di kepalanya.

Pagi tiba Bagas terbangun dari tidurnya 30 menit yang lalu, pusing di kepala langsung menyerang nya. Bagas mencoba melawan itu dan masuk ke kamar mandi dan bersiap siap ke sekolah.

●●●

Kania memandang perutnya di pantulan kaca. Sepertinya perut Kania belum membesar jadi menurut Kania dia masih bisa ke sekolah.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan ternyata Kak mawar membawakan susu ibu Hamil untuknya.

Kania tersenyum melihat kakak nya cukup telaten mengurusnya belakangan ini, dari menyiapkan makan dan menyiapkan susu setiap hari. Padahal menurut Kania itu tidak perlu, karna Kania masih bisa sendiri melakukannya. Tapi kak mawar tetap bersikukuh ingin merawat Kania.

"Pagi..." Sapa Kak mawar sambil tekekeh.

"Pagi kak" jawab Kania tersenyum manis. "Makasih kak susu nya.",Ujar Kania menatap Kak mawar dan meminum susu ibu hamil itu.

"Sama-sama.Kamu mau sekolah dek?"

"Ehm, iya kak. Menurut aku perut ku belum terlalu keliatan kok, jadi. Aku pingin masuk sekolah. Udah kangen juga sama temen-temen." Ujar Kania mencoba terseyum, mungkin minggu ini terakhir Kania sekolah. Karna nanti pasti perut nya akan membesar dan tidak memungkinan untuk bersekolah apa kata teman-teman nya nanti.

Kak mawar mengusap kepala adiknya,"Maafin kakak dek..", ujar Kak mawar langsung memeluk Kania.

"Enggk kak, seharunya Kania yang minta maaf. Karna gak bisa jaga diri dengan baik! Maaf...aku jadi beban kakak Sama ibu..", Kania mengusap Air matanya.

***

Bagas sudah siap memakai seragam sekolahnya. Ntah pemikiran dari mana Bagas sekarang berencana ke rumah Kania.

Bagas sampai dihalaman Rumah Kania. Terlihat Ibu Kania sedang menyapu halaman didepan rumah.

Bagas menghela nafas dan menyemangati dirinya untuk bertemu pertama kali dengan Ibu Kania. Bagas gugup setengah mati. Bagas Tau perasaan seorang ibu yang mengetahui anaknya Hamil di usia yang sangat muda.

Bagas keluar dari mobil dan berjalan ke rumah Kania. Jarak Rumah Kania dan Jalan tidak terlalu jauh jadi Bagas harus berjalan sedikit untuk ke rumah Kania.

"Assallammuallaikum..", Ucap Bagas

"Waalaikumsallam..",Lisa mengerinyit sepertinya dia belum pernah melihat Bagas sebelumnya.

"Bu..Saya Bagas.", Ujar Bagas sesopan mungkin.

Lisa yang sepertinya mengenali nama itu langsung menyuruh Bagas Masuk ke dalam rumah. Bagas pun masuk dengan perasaan tak karuan.

Bagas duduk diruang tamu sederhana itu. Bagas menyapu pandangan kesemua penjuru Ruangan. Tidak ada yang spesial hanya rumah biasa dengan barang-barang sederhana.

Tidak Lama Mawar Dan Kania muncul di ikuti sang ibu. Mereka duduk dengan Kania yang terus menundukan kepalanya.

"Jadi Bagaimana nak? Kamu sudah memberitahu orang tua kamu?",Ucap Lisa lembut Dia juga paham Bagas juga masih sangat muda dan kejadian itu tanpa disengaja dan tampa disadari, Lisa sudah tegar mungkin memang ini takdir anak nya. tidak ada yg perlu di salahkan kalau memang Bagas siap bertanggung Jawab.

Bagas dengan Wajah gugup menjelaskan, "Sebenarnya bu, Saya belum berani memberitahu kedua orangtua saya. Saya juga belakangan ini sangat tertekan. Tapi saya janji akan bertanggung jawab bu. Saya hanya menunggu waktu yang pas untuk memberitahu orangtua saya."

"Nunggu sampai kapan?! Sampai anak kamu lahir?!" Ucap Mawar menggebu.

Lisa mencoba menenangkan anak pertamanya. Sedangkan Kania hanya bungkam tidak berani untuk mengeluarkan suaranya.

"Dengar nak, segeralah beritahu orangtua kamu, Jika tidak. Maka kami akan kekediaman kamu dan memberitahu orangtua mu. Atas perbuatan kamu terhadap anak saya." ,Ujar Lisa tegas tapi masih ada kelembutan disana.

Bagas menganggukan kepalanya tanda Bahwa dia mengerti.

Bagas yang melihat Kania memakai seragam sekolah. Memaksa Kania untuk berangkat bersamanya. Kania sempat menolak tetapi saat melihat jam ternyata sudah akan mendekati waktu masuk sekolah. Jadi Kania terpaksa ikut dengan Bagas.

Hening dua remaja itu saling bungkam di dalam mobil, sibuk dengan pikiran masing-masing.
Bagas yang sibuk melihat kedepan jalan. Sedangkan Kania menatap jalanan dengan tatapan kosong.

Bagas melirik Kania,"Lo masih punya hubungan sama Alvin?", Tanya Bagas tiba-tiba.

"Hubungan seperti apa, yang kamu maksud?"

"Hmm..pacaran mungkin?", Jawab Bagas mengangkat kedua bahunya.

"Hanya Teman.", Kania melirik Bagas sekilas melihat Bagas yang menganggukan kepalanya.

Mobil Bagas berhenti di dekat sekolah, Bagas takut ada orang yang melihat mereka berdua dan mempertanyakan hubungan mereka.

"Lo turun disini Gak papa kan?", Kania mengangguk setelah mengucapkan terima kasih Kania langsung keluar dari mobil Bagas.

Dan Saat Kania Akan berlari Bagas memunculkan kepalanya dijendela mobil dan teriak,"Jangan Lari!!", Kania yang seketika sadar langsung berjalan biasa.

                         ●●●●

"HUAAA KANIA! AKU KANGEN BANGET SAMA KAMU!", Teriak Netta memeluk Kania dengan Erat.

Kania tersenyum dan menggeleng melihat kelakuan Sahabatnya ini,
"Iya Netta, aku juga kangen Kamu."

Netta langsung menarik Kania duduk dan menatap Kania serius, "Gimana? Dia mau tanggung Jawab?!", Tanya Netta berbisik.

Kania menatap Netta seakan memohon untuk tidak membahas nya disini.

"Hmm...okeoke sori."Ucap Netta yang mengerti dari tatapan Kania.

TBC

YOUNG MOMMY! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang