BAB 21

121K 5.2K 1.9K
                                    

Selamat membaca😎




Kania menatap sendu makanan dimeja makan, hari ini kania diberi kesempatan untuk memasak sendiri dengan alasan ingin membuat masakan pertamanya untuk suaminya. jam di dinding sudah menunjukan hampir malam tapi bagas belum pulang juga.

Kania menghela nafas dan tersenyum menyemangati dirinya sendiri, kania melirik ponselnya kania sudah mencoba menelpon bagas tetapi sepertinya handphone bagas kehabisan batrai jadi tidak aktif.

"Kania, lebih baik sekarang kamu ke kamar ya. Nanti kalau bagas pulang, mom beritahu.",ucap Ratih yang merasa tidak tega pada kania, pasalnya sedari tadi kania duduk manis dikursi meja makan menunggu bagas yang belum pulang. tidak biasanya bagas pulang selarut ini bahkan hampir menjelang malam.

Kania tersenyum memberitahu bahwa ia baik-baik saja,"gak papa mom, kania akan tungguin bagas sampai pulang. kania ingin jadi orang pertama yang menyambut bagas pulang. Bukannya itu tugas seorang istri? Aku hanya ingin menjalani tugasku sebagai seorang istri mom."

"Kamu memang gadis yang luar biasa nak, mom merasa beruntung takdir membawa kamu untuk jadi menantu kami. bagas sangat beruntung punya kamu.",Ratih mengusap lembut ujung kepala kania.

Kania hanya tersenyum menanggapi perkataan mertuanya.

Setelah berjam-jam kania tetap konsisten duduk manis menunggu bagas tapi seakan pria itu tidak terlihat batang hidungnya kania menatap sendu makanan didepannya kania menopang satu tangannya, sepertinya menunggu beberapa menit lagi tidak masalah. kania yang pegal karna duduk selama dua jam berdiri untuk meregangkan ototnya dan kembali duduk, tidal lupa kania merapihkan tataan rambutnya yang sedikit berantakan.

Beberpa menit kemudian suara mesin mobil membuat senyum kania terngkat akhirnya bagas pulang juga.

Kania berdiri melangkah bersiap membukaan pintu untuk bagas. belum sempat kania membuka pintu, dari luar pintu sudah terdorong terbuka dan muncul lah bagas yang masih memakai seragam sekolahnya, tapi berbeda pada saat pria itu berangkat sekolah yang sangat rapi tapi sekarang jauh dari kata rapih.

"Eh hai", sapa kania tersenyum gugup menatap bagas.

"hai, kamu belum tidur?",bagas mengusap rambut kania lembut, yang membuat pipi kania memerah menahan perasaan yang susah di jelaskan.

"Kania nunggu kamu, oh iya aku udah masak buat kamu spesial.",kania berucap dengan ekspresi seperti anak kecil yang bercerita pada ayahnya.

"Hmm, lain kali aja ya. Aku udah kenyang, aku ke atas dulu mau mandi.",bagas tersenyum manis dan melangkah pergi meninggalkan kania yang perlahan memudarkan senyumnya.

Jadi yang ditunggu kania sia-sia? Bahkan bagas sama sekali tidak ada niatan setidaknya melihat sedikit makanan nya. Atau mencoba sedikit saja kania akan sangat senang. Kania merasa tidak dihargai sekarang.

Kania memutar tubuhnya melangkah gontai kearah meja makan, menatap masakannya yang masih utuh. tapi kania tersenyum tidak mau menyerah begitu saja. ia akan membawa beberapa makanan ke kamar untuk diberikan pada bagas kania akan menyuruh bagas mencicipi masakannya walaupun sedikit juga tidak apa-apa. kania cukup senang.

Akhirnya kania membawa sepiring makanan yang sudah ada beberapa masakan yang ia masak. kania memasuki kamar yang sudah ada bagas yang memakai piyama tidurnya dengan rambut yang sedikit basah berkutat dengan laptop.

Kania melangkah mendekat kearah bagas duduk disebelah pria itu yang sedang serius memainkan laptopnya."Bagas, aku bawa makanan cobain yah dikit aja.",pinta kania dengan senyuman dibirbirnya.

Bagas menatap kania sekilas,"kan aku udah bilang. aku udah kenyang."

"Sedikit aja"

"Aku udah kenyang kania."

YOUNG MOMMY! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang