BAB 4

152K 6.3K 104
                                    

"Justin!.."

Justin yang baru selesai membayar minuman menoleh kebelakang. Yang sudah ada Mario dan kawan-kawannya yang lain.

"Lo kok gak ngabarin kita kalo lo kesini?" Tanya Akbar Cowo bertumbuh gempal dengan rokok ditangannya.

"Gak niat si gua kesini. Tiba-tiba si Bagas aja ngajakin gua kesini. Eh, Btw. Gua ke atas dulu ya, mau nemuin si bagas dia ada si kamar atas.."

"Gak! Gak! Karna lu gak ngabarin kita klo lu kesini. Jadi lu gabung dulu sma kita..." Ucap mario merangkul Justin ke tempat yang sudah disiapkan.

"Taa-pi"

"Ettt..kita gak mau tau!" Ucap Malik Cowo ganteng perawakan tinggi besar dan banyak di gemari para cewe-cewe menggiring Justin duduk.

Setelah itu mereka memesan minuman yang membuat mereka mabuk berat. Untung saja mereka memesan tempat khusus jadi tidak masalah mereka disana berapa lama.

••••

Alvin terus menenangkan ibunya yang terisak dipelukannya. "Bu..Citra pasti baik-baik aja bu. Dia anak yang kuat. Alvin yakin, Mending ibu sekarang berdoa supaya Citra cepet sadar."

Setelah Alvin menerima telpon dari ibunya bahwa adiknya. Citra, kecelakan. Alvin langsung bergegas ke ke Rumah Sakit. Alvin sangat cemas bila sudah menyangkut keluarganya. Keluarga adalah prioritas pertama baginya. Apalagi setelah ibu dan ayah nya bercerai 3 tahun yang lalu.

Setelah beberapa  lama Alvin dan Ibunya menunggu akhirnya Dokter pun keluar. Dan memberi tahu bahwa pasien mendapat luka lumayan parah. Dan untung saja dibawa ke rumah sakit dengan cepat. Dan bisa ditangani segera.

Alvin menghela nafasnya lega. Dan tersenyum kepada ibunya. Mereka pun bergegas masuk ke dalam ruang rawat.

•••••

Kania Menangis tanpa suara tubunya bergetar merasakn sakit dibawahnya dan di dalam hatinya juga. Kania mengepalkan tanganya. Dan menatap Pria yang sedang terlelap di sebelahnya.

Kania tidak pernah membayangkan jika akhirnya seperti ini. Dia menjambak rambutnya dan memukul kepalanya prustasi. Setelah kelelahan menangis meratapi nasibnya. Kania tertidur dengan air mata yang sudah kering dimatanya.

Pagi tiba. Bagas menjambak rambutnya mengingat perbuatannya tadi malam Bagas menatap wanita dibalik selimut itu. Dan mengacak rambutnya lagi.

"Bego! Bego!, gimana klo cwe itu hamil. Ck! Apalagi tadi malem gua gak pake pengaman." Ucap Bagas sambil jalan kesana kemari.

Bagas duduk dikursi yang berada di samping ranjang. Yang dimana kursi tersebut langsung menghadap Kania yg sedang tertidur. Bagas Menatap Wajah kania. Yang terlihat sekali oleh bagas wanita Tersebut habis menangis. Matanya agak bengkak. Bagas iba melihatnya. Seharusnya gadis baik seperti dia tidak pantas mendapat kan perlakuan bejadnya. Bagas tidak bisa membayangkan kalau Wanita itu bangun. Apakah Bagas akan di bunuh? Atau dilaporkan kepolisi atas khasus pemerkosaan? Bagas terus merutuki Perbuatannya.

Cukup lama Bagas memandangi Kania yang sedang terlelap. Dan setelah itu Bagas memasuki kamar mandi untuk membersihkan Badannya yang lengket.

Tepat saat Bagas memasuki Kamar mandi. Kania menggeliat Terlihat lagi wajah sedih nya. Kania meneteskan airmatanya. Kania berjalan tertatih tatih mengambil  baju-bajunya yang berserakan di pinggir Ranjang.

Setelah memakai bajunya. Kania berjalan dan duduk dikursi dipinggir jendela. Kania menatap dengan tatapan kosong seperti tidak ada kehidupan lagi di dirinya.

Bunyi dencitan pintu kamar mandi terdengar oleh Kania dan Aroma maskulin menyeruak dipenciumannya. Kania sudah tau itu siapa. Menurut Kania pemandangan diluar lebih bagus Daripada harus melihat orang yang telah menghancurkan hidupnya.

Bagas yang sudah rapi memakai pakaian nya. Mendekat pada Kania dia terlihat akan menyentuh bahu Kania tetapi tidak jadi. Saat Bagas melihat air mata dimata wanita itu. Tubuh Kania bergetar menangis.

Bagas memejamkan matanya merasa dirinya sangat berdosa. Bagas duduk di pinggir ranjang. Yang langsung menghadap kania. Tetapi wanita itu terus membuang muka pada Bagas.

Bagas memejamkan matanya dan menghela nafas." Gua minta maaf atas kejadian ini..gua tau yang gua lakuin ke lu bener-bener jahat,gua siap tanggung jawab kok..kalo terjadi sesuatu sama lo." Ucap Bagas

Kania menatap Bagas tajam."Dengan gampangnya kamu bilang maaf! Sedangkan masa depan aku akan hancur karna ini!" Ucap kania dengan penuh emosi.

"Bagas!!" Ucap Justin didepan pintu menatap tidak percaya apa yang dia dengar dari dua orang di depannya.

Setelah tersadar dari tidurnya karena mabuk Justin langsung mengingat dia meninggalkan Kania dan Bagas dikamar atas. Justin langsung bergegas ke atas dan membuka pintu kamar yang tidak dikunci. Dan betapa kagetnya dia mendengar percakapan dua orang didepannya.

Kania dan Bagas melihat kepintu masuk dan kaget melihat Justin dengan masih memakai pakaian berantakan.

"Jelasin ke gua Bagas!!" Ucap Justin menatap tajam bagas.

Bagas memejamkan matanya dan menatap Kania sskilas Kania hanya menagis tanpa suara.

Bagas menjelaskan kajadian tadi malam kepada justin. Justin kaget seharusnya Dia tidak meninggalkan mereka berdua dikamar.

"Kania...gua bener-bener minta maaf. Seharusnya gua gak ninggalin kalian berdua..dan seharusnya gua nolak ajakan anak-anak buat minum yang buat gua mabuk." Ucap Justin menatap Kania merasa sangat sangat bersalah.

Kania mengusap air matanya. "Kania..mau pulang hiks..hiks" Ucap kania terisak. Dia sangat bingung sekarang merasa hina dan bingung mau kemana sedangkan dia tidak tau ini di daerah mana.

Bagas berdiri dan mengambil kunci di jaketnya." Ayo. Gua anter.."

Kania berdiri dengan sedikit tertatih. Tapi tidak sesakit tadi. Kania mengambil tas nya diatas nakas. Bagas mencoba memapah Kania tetapi ditepis oleh kania. Bagas hanya menatap pasrah.

"Gua ikut." Ucap Justin.

Sekarang mereka sudah didalam mobil dengan Bagas yang bawa dan Kania di sisinya Dan Justin di belakang.

Kania menatap kosong jalan. Meratapi nasibnya. Bagaimana kalo Dia hamil. Kania meneteskan air matanya lagi dan menghapusnya saat Bagas menanyakan alamat rumahnya.

Mobil bagas sudah sampai didepan rumah Kania.

"Mijem Hp lo." Ucap Bagas.

"Buat apa?"

"Siniin aja!"

Kania mengambil hpnya di tas kecilnya dan membrikannya Ke Bagas.

Setelah mengetikan sesuatu Bagaspun memberikan hp kania.

Kaniapun keluar dari mobil Bagas dan berlari kecil kearah rumahnya.

"Justin! Jangan kasih tau kejadian ini ke Alvin."
   
        

                         TBC

YOUNG MOMMY! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang