BAB 12

131K 5.4K 534
                                    

BRUKKK

Bagas tersungkur menyentuh pipinya yang dihantam kepalan tangan Alvin.

Alvin menatap tanjam Bagas, Hatinya seakan tak terima saat Bagas mengucapkan kalimat Bahwa dia melakukan hal menjijikan pada Kania. Alvin tak habis pikir kedua sahabatnya menyembunyikan hal penting ini kepadanya.

Alvin merasa jadi orang paling Bodoh saat ini, tidak tau apa-apa. Alvin merasa sakit saat memikirkan Kania dia pasti sangat tertekan belakangan ini."lo berdua udah keterlaluan, Dan lo Bagas! Lo harus tanggung jawab! Kalo tidak gua bakal kejar lo sampai manapun!", Alvin menatap Bagas Yang tersungkur dengan mata tajam. Dirinya merasa belum puas kalau hanya memukul Sahabatnya itu.

"ini gak sepenuhnya salah gua! Lo alvin!",Ujar Bagas bangkit dan menunjuk Alvin."Menurut lo siapa yang bawa Kania ke kelab malam itu?!", Bagas tersenyum Kecut dan membuang Wajahnya kearah lain.

Alvin tertegun hatinya lagi-lagi merasa sakit saat mengingat dia meninggalkan Kania malam itu. Tapi bukan tanpa alasan.
Sialan, Sepertinya Gua harus minta maaf kepada Kania dan orangtuanya. Ujar alvin gusar didalam hati

BUKKK

Giliran Bagas melayangkan tinjuannya, Alvin terhuyung kebelakang dan ditangkap oleh Justin,"SEANDAINYA LO GAK BAWA KANIA KE KELAB DAN NINGGALIN DIA! KEJADIAN INI GAK AKAN TERJADI! SEMUA INI KARNA LO!",Teriak Bagas berapi-api, untung sekarang masih jam belajar jadi dipastikan tidak ada yg bisa mendengarkan percakapan mereka. Apalagi mereka ada di rooftop sekolah.

Justin membagi jarak diantara mereka dengan menempatkan dirinya ditengah kedua remaja yang saling mentap tajam."Berhenti saling menyalahkan satu sama lain! ini udah takdir! Dengan Kalian seperti ini masalah gak akan selesai. Jadiin kejadian ini pengalaman. Dan jangan sampai terulang lagi.", Justin menatap lelah Kedua Sahabatnya.

"Gua ngerti perasaan kalian berdua, tapi gua mohon jangan seperti ini. Ini semua udah takdir kita gak bisa melawannya. Mau kalian Ribut sebesar apapun gak akan merubah semuanya.", Justin menatap bergantian kedua sahabatnya.

Alvin menggerang merasakan sakit dipipi dan juga hatinya, Dia beranjak dari tempat dan meninggalkan Bagas dan Justin.

Nafas Bagas yang tadi bergemuruh mulai mereda dia mengacak rambutnya prustasi.

"Arrghhh!" Teriak Bagas menendang Gitar disebelahnya. Justin menepuk bahu Bagas memberi ketenangan pada sahabatnya itu.

●●●

Bagas melempar tasnya asal, Mengacak rambutnya.

"Arghh!! SIAL!"

Sepertinya malam ini Bagas Akan mencoba berbicara dengan orang tuanya. Bagas sungguh tidak sanggup melihat ibunya yang pasti sangat kecewa nanti.

Bagas sungguh menyesal, apa mungkin ini balasan atas perbuatan dia sering berbohong ke orangtuanya.

Pukul tujuh malam orang tua Bagas pulang, Bagas yang tentu tau sedang cemas di dalam kamar.

Bagas mondar-mandir dikamar, apakah ini waktunya?

Sungguh Bagas takut!

Dan menyesal.

Ya sekarang waktunya!.

Bagas harus menuntaskan masalah ini, dia tidak ingin dipenjara.

Sekarang Bagas dan kedua orantuanya sedang berkumpul diruang tamu, ini sudah menjadi tradisi di keluarga Bagas sebelum mereka pergi tidur. Mereka akan mengobrol.

"Sayang, Kok kamu diem aja. Kenapa?," Tanya Ratih menepuk bahu Bagas yang terlihat melamun dari tadi.

"Gas. Ada masalah? Cerita sama papa.", Adam menatap heran pada anaknya, Bagas terbilang Anak Aktif apa lagi di depan orang tuanya, tapi sepertinya anaknya itu sedang ada masalah. Sampai terlihat diwajahnya ada kecemasan dan tertekan.

YOUNG MOMMY! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang