LIMAPULUH EMPAT

258K 9.8K 125
                                    

Hi semuanya aku update lagi hari ini

Maaf ya kemarin aku nggak sempat update so semoga suka sama part ini

Selamat membaca


💉💉💉

Tiga bulan kemudian....

Hari ini seluruh keluarga besar Arini dan Revano berkumpul di kediaman mereka untuk acara tiga bulanan kehamilan Arini.

Acara itu diakan sebagai bentuk syukur keduabelah keluarga karena Arini sudah bisa turun dari tempat tidur setelah tiga bulan lamanya wanita itu terbaring lemas di atas ranjangnya.

"Gimana? Cucu Mama masih rewel? Kamu masih suka muntah nggak?" tanya Millenia seraya mengelus perut Arini yang mulai membuncit.

"Nggak kok, Ma. Sekarang dia cuma mau setiap pagi dimasakin Papa-nya terus kalau malam sebelum tidur harus dielus, biar nggak ganggu Mama-nya lagi" kata Arini membuat Millenia tertawa.

"Beneran setiap pagi kamu masakin Arini?" tanya Millenia kepada Revano yang dijawab anggukan olehnya.

"Dia suka mual lagi kalau makanannya bukan buatan aku, terus kalau malam dia bisa nggak tidur sampai pagi kalau perutnya nggak aku elus, katanya suka mules" kata Revano membuat Mutiara dan Millenia melotot.

"Kalau mules yah dibawa ke dokter dong! Kalau ada apa-apa gimana?!" kata Mutiara mengomeli menantunya.

"Udah, Ma. Bang Revan sampai lupa ganti baju gara-gara panik lihat aku kesakitan, dia cuma pakai singlet" kata Arini dengan kekehannya yang ditanggapi tawa oleh Mutiara dan Millenia.

"Aduh ada apaan nih?! Kok pada ketawa" tanya Amelia yang datang denga perut besarnya.

Usia kehamilan Amelia sekarang adalah enam bulan menuju tujuh bulan, rencananya dua minggu lagi Amelia dan Naufal akan mengadakan acara tujuh bulanan untuk kehamilan Amelia.

"Nggak ada apa-apa" kata Arini, Mutiara, dan Millenia bersamaan, membuat Amelia cemberut.

"Sini duduk sebelah, Abang" kata Revano menuntun Amelia duduk di sebelahnya, membuat Arini berdecak.

"Jangan, Bang, nanti Kak Naufal cemburu" kata Arini menarik Revano menjauhi Amelia, membuat Revano mendesis.

"Yang cemburu Naufal apa kamu?" tanya Revano yang membuat Arini langsung memukul lengannya.

Mereka tertawa melihat wajah Arini yang memerah karena malu dan Arini yang sudah malu pun segera berlalu mendekati mertuanya, Yohanes.

"Papa, masak Arini diledekin sama mereka" adu Arini membuat Yohanes menatap menantunya dengan senyum kecil.

"Emang diledekin gimana?" tanya Yohanes membuat Arini cemberut dan langsung berlalu menuju sang Papa.

"Loh ditanya kok malah pergi" kata Yohanes dengan kekehannya, membuat Arini semakin cemberut.

"PAPA!" teriak Arini memeluk Robert erat dan menyembunyikan wajahnya di dada sang Papa.

"Ada apa, Sayang?" tanya Robert membuat Arini langsung menunjuk ke arah sang Mama yang duduk bersama dengan yang lain.

"Masak Mama godain Arini, Pa, Bang Revano juga" kata Arini membuat Robert tersenyum lembut.

"Nanti Papa hukum mereka karena udah godain anak kesayangan Papa ini" kata Robert membuat Arini langsung mencium pipi sang Papa berkali-kali.

The Sexy Doctor Is Mine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang