ENAMPULUH EMPAT

247K 13.8K 2.3K
                                    

Hi aku balik lagi

Semoga suka ya sama part ini

Selamat membaca

💉💉💉

Matahari mulai tenggelam dan angin malam mulai berhembus, dinginnya malam menusuk hingga ke tulang, namun laki-laki itu, Revano mengacuhkannya.

Kini Revano tengah berada di tepi danau, di mana di sana menyimpan banyak kenangan akannya dan Arini.

"Di sini kamu merengek karena aku terlalu dingin" lirihnya dengan senyum tipis.

"Di sini kamu menangis karena aku telat datang tiga puluh menit" lanjutnya dengan senyum kecut.

"Tanpa sadar kesalahan yang aku pikir tak berarti apa-apa ternyata melukai kamu cukup dalam" bisiknya dengan mata yang berkaca-kaca.

Tubuh Revano bergetar karena tangis dan akhirnya meluruh terduduk di atas tanah yang basah karena hujan mulai turun membasahi bumi.

"Hujan?" Revano mendongakkan kepalanya menatap langit malam yang gelap gulita tanpa bulan.

"Bukankah kamu menyukai hujan, Sugar?" bisiknya dengan senyum kecil, menikmati hujan di malam hari tanpa peduli dengan tubuhnya yang mulai basah kuyub.

"Malam ini sangat gelap, bukan? Tanpa bulan. Sama seperti hatiku yang kembali menggelap, karena bulanku telah meninggalkanku untuk selama-lamanya" bisik Revano dengan tangisan pilunya.

"Aku mungkin terlalu kejam, di saat aku tau telah menyakiti kamu terlalu banyak, dengan egoisnya aku meminta kamu untuk menepati janji yang kamu buat, yaitu untuk selalu bersamaku, hingga kita menua bersama" kembali Revano menyeka wajahnya yang basah oleh air mata dan hujan.

"Revano" panggilan itu membuat Revano terdiam dan menyadari, hujan tidak lagi membasahi tubuhnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Kyle?" tanyanya tanpa menatap gadis yang sedang memayunginya dari hujan.

"Kamu bisa sakit kalau terus-terusan seperti ini" katanya lirih membuat Revano tersenyum kecut, kembali mengingatkannya akan kesalahannya yang lebih peduli dengan gadis ini daripada istri dan anaknya.

"Aku lebih memilih sakit dan mati daripada harus kehilangan Arini" jawabnya tanpa sadar membuat tangan Kyle mengepal.

"Aku ada di sini. Apa itu nggak cukup untuk menjadi alasan kamu hidup?" tanyanya yang membuat Revano mendongak menatapnya.

"Kyle, hubungan kita telah berakhir sejak kamu pergi dan menikah dengan James, lalu kenapa sekarang kamu kembali?" tanya Revano membuat Kyle mendengus.

"Aku terpaksa menikahi James, dan sekarang kami akan bercerai. Aku bebas, Revano, dan kita bisa kembali bersama. Kembali memulai segalanya" katanya berapi-api.

Revano bangkit dari posisi duduknya, menepis payung hitam yang melindungi tubuhnya hingga dinginnya hujan kembali ia rasakan.

"Rasa cintaku ke kamu udah nggak ada, Kyle. Cintaku sekarang hanya untuk istriku, Arini" jawabnya membuat Kyle terkekeh sinis.

"Kamu bohong! Kalau kamu udah nggak mencintai aku, kamu pasti udah nggak peduli lagi sama aku, tapi nyatanya kamu jauh lebih peduli sama aku daripada cewek yang berstatus istri kamu itu!" teriaknya geram.

"Aku peduli sama kamu sebagai teman, nggak lebih dari itu"

"KAMU BOHONG! KAMU MASIH MENCINTAI AKU!" teriak Kyle seraya memukuli dada Revano, bahkan payung yang ia pegang telah ia lepaskan.

"KAMU MASIH MENCINTAI AKU, REVANO! DAN KAMU HANYA AKAN MENCINTAI AKU" teriaknya membuat Revano segera menahan tangan gadis masa lalunya itu.

"Aku.mencintai.istriku" katanya penuh penekanan sebelum mendorong gadis itu menjauh.

"Dan aku menyesali segalanya yang berhubungan sama kamu. Aku menyesali pertemuan kita. Aku menyesali pertemanan kita. Aku menyesali hubungan yang pernah ada di antara kita. Karena kamu hanya membawa kehancuran di hidupku. Kamu menghancurkan cita-citaku. Kamu menghancurkan masa mudaku. Kamu menghancurkan hidupku. Kamu menghancurkan cintaku. Kamu menghancurkan keluargaku. Kamu menghancurkan segalanya!" ucapnya sebelum berlalu meninggalkan danau.

"Gocha! Kamu kembali hancur Revano" lirihan itu terdengar di antara derasnya hujan yang turun.

💉💉💉

Revano melangkahkan kakinya tertatih menuju sebuah pemakaman yang ia ketahui adalah tempat di mana anaknya dimakamkan beberapa hari yang lalu.

Dengan pencahayaan yang temaram laki-laki itu mencari makam anak yang sangat-sangat ia cintai dan tunggu kehadirannya di dunia ini.

Cukup lama hingga Revano berhasil menemukan makam dengan tanah yang masih basah dan taburan bunga yang cukup banyak.

Angel

Nama itu terlihat di batu nisan putih di sana, nama anaknya yang belum memiliki jenis kelamin, sehingga nama itu dipilih oleh keluarga istrinya.

"Malaikat Papa" lirihnya mengelus batu nisan itu dengan sayang.

"Maafkan Papa kamu yang jahat ini. Maafkan Papa, Angel. Maafkan Papa, Sayang" bisiknya dengan tangisan yang terus berjatuhan.

Revano menciumi batu nisan itu, seakan-akan yang tengah ia cium adalah calon buah hatinya dan Arini yang amat sangat ia cintai.

"Papa sayang kamu. Papa mencintai kamu. Jika kamu mendengar Papa, tolong sampaikan salam cinta Papa ke Mama, dan betapa Papa sangat mencintainya" lirihnya menatap nanar makam kecil itu.

"Papa tau Papa egois, tapi izinkan Papa untuk tetap mencintai kamu dan Mama meskipun Papa tau, kamu dan Mama bahkan tak sudi hanya untuk mendengar nama Papa disebut" lanjutnya sebelum tubuhnya meluruh ke tanah.

Ya, Revano pingsan di samping makam anaknya.

💉💉💉

22 April 2019
Revisi : 21 Desember 2019

Satu kata buat part ini apa?

Pasti pada seneng nih Revanonya menderita. Kadang suka heran lihat kalian bahagia waktu Revano lagi menderita wkwkwk

Kalau ada yang bilang "Pasti Revano mimpi nih. Terus nanti dia bangun, Arini sama babynya baik-baik aja" guyss ini beneran bukan mimpi

Atau ada yang nebak "Babynya nggak meninggal, bohongan itu biar Revano menyesal" itu juga salah. Babynya beneran meninggal guyss

Maaf nih alurnya nggak sesuai tebakan kalian, intinya akan happy ending kok entah AriVano kembali atau maybe mereka bahagia sama yang lain ye kannn

Votes and comments ditunggu ya

See you soon

Much love💕

Effe👰🏻

The Sexy Doctor Is Mine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang