The Sexy Doctor Is Mine✔

LIMAPULUH SATU

Holla I'm back

Pertama-tama aku mau minta maaf karena Minggu lalu nggak bisa up karena aku lagi PAS (Penilaian Akhir Semester). Fyi aku udah kelas tiga SMA jadi mohon dipahami

Setelah ujian ada apa? Remidi dong ya dan dari sekolah dikasih waktu tiga hari untuk remidi. Berdoa aja ya nilaiku bagus-bagus jadi waktu remidi bisa kubuat nulis cerita wkwkwk...

"KAK, LIBURAN DONG PASTINYA!!! UPDATE YANG BANYAK!!! SETIAP HARI KALAU PERLU!!!"

Rencana aku juga begitu karena aku mau tahun depan udah ada project baru. Tau kan cerita ini udah gantung hampir dua tahun lamanya. Merasa gimana gitu akunya sama kalian

Terus aku mau tanya, kalau cerita ini end kalian mau ceritanya siapa?

*Kalian isi sendiri aja

Okay happy reading and see you soon

💉💉💉

Malam telah datang, namun saat ini sang rembulan sedang malu-malu menujukkan sinarnya karena ia bersembunyi di balik awan gelap.

"Mau hujan kayaknya" kata Arini yang menatap laut dari cendela kamar resort yang mereka tempati.

"Kamu mau ke mana emangnya? Ini udah malam" tanya Revano yang sudah bergelung di dalam selimut, mencari kehangatan.

"Nggak ke mana-mana" jawab Arini seraya berjalan menghampiri Revano.

"Aku mau bicara sama kamu, tapi janji jangan potong ucapan aku" kata Arini yang dijawab anggukan oleh Revano.

Arini berdecak kesal saat Revano masih saja bergelung dalam selimut sebelum menarik suaminya itu hingga duduk di atas ranjang.

"Apa kamu punya musuh?" tanya Arini yang membuat kening Revano berkerut.

"Nggak" jawab Revano langsung.

Bagaimana bisa dia memiliki musuh kalau dia saja jarang berbicara dengan orang?.

"Orang yang nggak suka sama kamu, ada?" tanya Arini semakin membuat Revano bingung.

"To the point aja" kata Revano tak sabaran.

"Tadi aku tenggelam karena ada yang narik kaki aku sampai di tengah laut" kata Arini membuat tubuh Revano menegang.

"Apa kamu bilang?!" teriak Revano tak percaya.

Arini menghela nafasnya, sebenarnya dia ingin merahasiakan ini semua dari Revano dan biarlah semuanya berlalu, namun samar-samar dia melihat orang yang sama seperti yang mencoba mencelakainya di restoran sore tadi.

"Kenapa kamu baru bilang ke aku sekarang?!" tanya Revano dengan nada suara yang naik satu oktaf.

Arini menghela nafasnya, menggenggam tangan Revano dengan erat.

"Aku fikir itu cuma orang iseng..."

"Orang iseng gimana? Kamu hampir mati! Kamu masih bisa ngomong kalau semua ini perbuatan orang iseng doang?!" teriak Revano tertahan.

Arini kembali menghela nafasnya, dia tidak suka dibentak, namun untuk kali ini dia memakluminya karena terlihat sekali Revano yang tengah khawatir.

"Jangan potong ucapan aku!" kata Arini memperingati.

Revano membuka mulutnya hendak memprotes, namun urung karena Arini menatapnya tajam, membuatnya kembali menutup mulutnya.