Hello selamat pagi
Maafkan ya aku telat update soalnya semalam kakakku sakit, aku banyak tugas juga jadinya lupa
Selamat membaca
💉💉💉
Malam telah tiba membuat Revano dan Arini memutuskan untuk makan malam di kediaman Utama.
"Ini makanan kesukaan Arini, sayur asam sama gurame goreng pakai sambal terasi" kata Mutiara kepada Revano.
Revano nampak mengangguk-anggukan kepalanya karena setahunya Arini itu omnivora, alias pemakan segala.
"Kalau makanan kesukaan kamu apa, Nak? Siapa tahu nanti Mama bisa masakin kamu" tanya Mutiara seraya mengambilkan nasi untuk sang suami.
"Rendang" dan jawaban itu bukan berasal dari Revano, tetapi dari Arini.
"Ck, tahu yang perhatian sama suami" kata Alvino membuat Arini cemberut.
"Ap..." perkataan Arini yang akan menyangga ucapan Alvino terhenti karena Revano sudah menggenggam tangannya.
"Udah!" kata Revano membuat Arini mendengus, namun begitu dia tetap diam.
"Hahaha... sekarang udah jinak ya? Udah punya pawang yang tepat!" kata Alvino sambil terbahak, membuat Arini hanya bisa mendesis kesal.
"Udah, Al, adikmu itu jangan digangguin terus!" kata Robert membuat Alvino mencibir kesal.
Keenam orang itu pun kembali melanjutkan acara makan mereka.
Setelah makan malam, keenam orang itu memutuskan untuk berkumpul di ruang tengah atau ruang keluarga karena malam ini Arini dan Revano akan menginap di kediaman Utama.
"Maklumin ya, mereka emang gitu kalau kumpul" bisik Mutiara kepada sang menantu.
Di depan sana, Arini dan Alvino sedang berdebat tentang acara apa yang akan mereka lihat dan Andine tidak berusaha melerai kedua saudaranya, karena kejadian seperti itu sudah sering terjadi.
"Aku mau sinetron yang itu, Abang! Aku suka sinetron itu. Pemainnya ganteng-ganteng" geram Arini keras kepala.
"Sinetron itu-itu aja jalan ceritanya. Ujung-ujungnya yang baik hidup bahagia, yang jahat mati deh. Alah kayak gitu Abang udah bisa nebak. Enak acara olahraga, basket kek, sepak bola kek, acara yang hasilnya nggak bisa diprediksi, nggak ada tuh penipuan publik" cerocos Alvino.
"Bodoh amat!" kata Arini yang langsung mengambil remote dari tangan Alvino dan membawanya kabur.
Alvino yang kesal pun segera bangkit dari duduknya yang berlari mengejar Arini yang sudah berlari entah ke mana.
"Arini, Alvino, jangan lari-larian, nanti jatuh!" teriak Mutiara yang diacuhkan kedua kakak beradik itu.
"Punya saudara somplak semua" kata Andine yang sudah duduk di sebelah sang Mama dan menumpukan dagunya ke bahu Mutiara.
"AW!" teriakan Arini langsung membuat Revano berlari ke arah Arini yang jatuh terduduk di tengah tangga.
"Apa Mama bilang!" kata Mutiara yang ikut berjalan menuju Arini berada.
"Kamu kan udah dibilangin Mama, kenapa masih dilakuin? Ini nih hasilnya kalau kamu nggak dengerin kata orang tua" omel Revano membuat Arini mengerucutkan bibirnya.
"Bang Alvin yang ngejar, Bang" adu Arini membuat Alvino melotot.
"Enak aja. Yang lari-larian duluan kan situ!" geram Alvino, meski begitu dia tetap menarik kaki Arini ke atas pangkuannya dan memijatnya.
"Aw! Sakit! Abang hati-hati! Abang mau matahin kaki aku ya?!" teriak Arini seraya memukul lengan Alvino.
"Salah kamu lari-larian, untung aja kamu tuh nggak jatuh ke bawah!" kata Robert membuat Arini mengerucutkan bibirnya.
"Abang, Pa..."
"Nggak usah nyalahin orang lain. Ini semua salah kamu!" kata Revano membungkam Arini.
Setelah agak baikan, Revano pun menggendong sang istri menuju kamar gadis itu, menyuruhnya beristirahat.
"Lain kali kalau dikasih tahu orang tua itu nurut" kata Revano melanjutkan omelannya.
"Biasanya juga gitu"
"Yaudah jangan dibiasain lagi mulai sekarang"
"Aku biasanya nggak papa"
"Iya biasanya. Sekarang buktinya kamu jatuh"
"Iya biasanya..."
"BIASANYA-BIASANYA TERUS!" geram Revano dengan suara yang naik satu oktaf.
Arini bungkam, gadis itu lebih memilih untuk menunduk, menyembunyikan matanya yang sudah berkaca-kaca karena bentakan Revano.
Revano yang menyadari Arini tidak suka dibentak pun mendesis kecil, dia tahu sebentar lagi pasti Arini akan terisak.
Hiks...
Gocha! Arini benar-benar menangis bukan?!
Revano berlutut di depan Arini, menarik dagunya hingga dia bisa dengan jelas melihat air mata yang mengalir di pipi istrinya.
"Hey, aku minta maaf udah bentak kamu" kata Revano melembut dan Arini memalingkan wajahnya.
"Aku nggak maksud bentak kamu, aku cuma mau kamu tahu kalau apa yang kamu lakukan itu salah" lanjut Revano menangkup wajah Arini hingga mata mereka bertubrukan.
"Lari-larian di rumah itu bahaya, kayak sekarang, kamu jatuh. Bisa nggak kamu bayangin kalau tadi kamu jatuh ke bawah? Tempo hari juga kamu jatuh. Kamu juga kan yang rasain sakitnya? Itu semua bahaya buat nyawa kamu, Sayang" jelas Revano membuat Arini menangis tersedu-sedu.
"Aku kangen suasana rumah, aku mau nikmati waktu kita yang terbatas ya dengan melakukan semua kebiasaan aku sama Bang Alvin sama Kak Andine" ucap Arini di tengah isakannya.
"Kalau kangen bilang, kita bisa nginap di sini selama yang kamu mau" bisik Revano membuat Arini menatap Revano dalam.
"Kita bisa nginap di sini?" Revano mengangguk.
"Selama yang aku mau?!" Revano kembali mengangguk.
"Seriously?!" tanya Arini tak percaya dan Revano kembali mengangguk.
"Iya" jawab Revano membuat Arini langsung memeluk suaminya itu.
"I love you, my sexy doctor" bisik Arini dengan riang gembira.
Kalau biasanya tubuh Revano akan menegang, kali ini dia malah tersenyum, sudah terlalu sering dia mendengar pernyataan cinta dari gadis di pelukannya yang merupakan istrinya itu.
"I love you too, my aggressive wifey" balas Revano yang membuat Arini melebarkan senyumnya.
💉💉💉
30 Juli 2018
Revisi : 20 Oktober 2019Menurut kalian gimana part ini?
3 kata untuk...
#Arini
#Revano
#Alvino
#Andine
#mungkin buat aku
Jangan lupa follow aku di :
@caturoktyyymeffendy
Much love
чатур окти👰
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sexy Doctor Is Mine✔
Roman d'amourThe Sexy Doctor is Mine Season 2 akan hadir di Vidio pada 16 September 2023! Arini, yang tidak pernah memiliki kekasih, diperkenalkan dengan Revano, dokter yang merupakan kolega saudaranya. Sayangnya sifat dingin Revano karena traumanya pada hubunga...