TUJUHPULUH DUA

233K 11.6K 805
                                    

Hi aku balik lagi

Siapa yang nunggu part ini dipublish?

Ku kasih tau beberapa part lagi akan ending, semoga endingnya memuaskan ya

Jangan lupa vote and comment ya

Selamat membaca

💉💉💉

Bug...

Justin langsung tersungkur saat dengan tiba-tiba Revano memukulnya.

"BRENGSEK!" geram Revano sebelum kembali mendaratkan pukulannya di rahang dokter muda itu.

"Lo apa-apaan sih mukul gue seenaknya!" kesal Justin seraya mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah dengan punggung tangan.

Dengan kesal Revano menendang kaki Justin hingga pemuda itu terjungkal dan jatuh terlentang di atas rerumputan karena mereka sedang berada di sebuah taman tak jauh dari restoran.

"Lo goblok apa gimana? Lo tau kan gue cinta mati sama Arini!" kesal Revano mendudukkan dirinya di bangku taman.

"Taulah" kesal Justin enggan bangkit dari posisinya.

"Terus kenapa lo bisa berbuat kayak gini ke gue?!" geramnya menatap sahabatnya itu tajam, meskipun yang ditatap malah menutup matanya.

"What?" tanya Justin santai setelah membuka matanya dan menemukan Revano yang menatapnya tajam.

"Pukulan gue kurang?!" katanya seraya bangkit dari duduknya yang langsung membuat Justin menjerit selayaknya wanita.

"IYA, UDAH! CUKUP PUAS GUE!" teriak Justin saat tangan sang sahabat sebentar lagi akan menghantam rahangnya kembali.

"Gue pengen lo menyesal dulu sama perbuatan lo. Gue mau lo berjuang dulu gitu buat Arini setelah selama ini dia yang berjuang buat lo. Tapi yang gue lihat lo cuma menerima nasib, lo malah kayak nunggu dia yang akan kembali ke elo" katanya membuat Revano menghela nafasnya.

"Gue mau berjuang, meskipun orang yang gue perjuangkan enggan. Gue mau berusaha, meskipun yang gue usahakan sia-sia. Semua demi dia, Jus, istri gue. Tapi waktu gue dengar dari Papa kalau Arini butuh menenangkan diri, gue akhirnya berhenti, gue kasih waktu buat Arini untuk sendiri" desahnya lirih, membuat Justin berdecak.

"Om Robert sok tau!" katanya yang membuat Revano langsung memukul kepalanya.

"Iya, iya maaf" decak Justin saat mendapat tatapan setajam silet dari Revano yang nampak membela sang Papa mertua.

"Gue jujur nih. Gue dokternya Arini sejak dia pergi dari lo lima tahun lalu, dan..."

Bug...

Kembali Revano mendaratkan pukulannya, kali ini diperut Justin hingga laki-laki itu mengadu dengan cukup keras.

"SELAMA ITU DAN LO MERAHASIAKANNYA DARI GUE?!" teriak Revano dengan nafas terengah.

Sejak Arini menghilang, meninggalkannya dalam penyesalan lima tahun yang lalu, Revano kembali berobat kepada Justin agar depresinya tidak kembali atau bahkan lebih parah.

Dia bercerita segala keluh kesahnya kepada Justin yang bahkan tidak ia ceritakan kepada Mama-nya, orang yang sangat dekat dengannya, malaikatnya.

Namun apa yang ia dapat? Justin malah menyembunyikan istrinya.

Revano menatap Justin pias, sahabatnya yang telah ia anggap sebagai saudara laki-laki yang tak pernah ia miliki mampu mengkhianatinya sedemikian rupa.

The Sexy Doctor Is Mine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang