DUAPULUH EMPAT

340K 16.2K 481
                                    

Hi ketemu lagi sama authornya...

Siapa yang kemarin minta up cepat? Angkat tangannya dong😁😁😁

Ini udah aku usahakan up loh padahal baru beberapa hari lalu aku juga up

Part ini aku dedikasikan untuk ikaiara yang kemarin request cepet up.

Buat meylani48778651 yang udah dukung aku sejak awal nulis ini dan juga buat RianaMaston yang juga udah dukung aku

Makasih pokoknya atas dukungan kalian

Selamat membaca💞

💉💉💉

Tok... tok... tok...

Arini menghela nafasnya, lamunannya buyar karena ketukan pintu di kamarnya.

"SIAPA?!" teriak Arini dan tak mendapat jawaban.

Tok... tok... tok...

Ketukan yang sekali lagi Arini dengar, membuat Arini sebal.

Arini berjalan dengan malas dan membuka pintunya, saat itulah wajah Revano terpampang nyata di depannya.

"Kita perlu bicara, Arini" kata Revano dengan suara dingin dan wajah datarnya.

Arini kesal namun dia tetap keluar dari kamarnya dan berlalu menuju taman diikuti Revano di belakangnya.

Arini duduk di gazebo dengan wajah kesal dan tangan yang terlipat di depan dada, menunggu Revano berbicara.

Namun sampai 30 menit berlalu Revano tak kunjung berbicara, hanya berdiri dan menatap ke arah kolam renangnya.

"Kamu mau ngomong apa sih?" tanya Arini yang sudah benar-benar kesal.

"Besok pulang jam berapa?" tanpa menjawab pertanyaan Arini, Revano malah balik bertanya.

Arini menatap sekelilingnya, memastikan kalau yang ditanya laki-laki itu adalah dirinya karena laki-laki itu bertanya tanpa menatapnya.

Merasa tak ada jawaban, Revano memutar badannya, menatap Arini yang menatapnya datar.

"Kamu besok pulang jam berapa, Arini?" tanya Revano membuat Arini menaikkan sebelah alisnya.

"Penting gitu buat kamu tau?" tanya Arini sinis, membuat Revano menghela nafasnya.

"Jangan buat aku menyesal karena udah milih untuk menikahi kamu" dan perkataan Revano itu membuat Arini melotot tajam.

"Menyesal? Hell. Aku nggak pernah nyuruh kamu buat menikahi aku" kata Arini sebal sebelum bangkit dari duduknya.

"Jangan pernah temui aku lagi. Aku benci sama kamu!" teriak Arini seraya berbalik hendak berlalu.

Revano menarik tangan Arini, membuat tubuh gadis itu tersentak hingga akhirnya dada keduanya saling bertabrakan.

"Besok aku jemput, kita akan cari cincin dan coba gaun pernikahan kita" bisik Revano membuat bulu kuduk Arini berdiri.

Revano menghela nafasnya, mencium pelipis Arini sebelum melepaskan pelukannya di pinggang calon istrinya.

Calon istri?

The Sexy Doctor Is Mine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang